"Jordan, gadis-gadis ini bertanya, apakah gadis pelayan yang menciummu kemarin sore adalah benar-benar kekasihmu?" "Huh?" Jordan mengerjap beberapa kali. Setelahnya rona merah samar nampak di pipinya. "Oh itu..." Jordan tampak gugup, tersenyum untuk menutupi kegugupannya itu. "Siapa yang sudah menciummu, man?" tanya Gareth terkejut. Semenjak Jordan bergabung dengan anak-anak basket, Gareth juga lebih sering terlihat bersama mereka. Seperti sekarang. "Kau tidak menceritakan apa-apa padaku." Jordan meringis. "Maafkan aku, kurasa itu bukan hal yang penting makanya aku tak bercerita pada siapa pun." Gareth, Jack, Robert, Hans dan keempat gadis populer menatap Jordan dengan alis terangkat. "Tidak penting?" ulang Jack. "Wao man, kau sangat keren. Seandainya saja banyak orang seperti kau, ak