Sementara di hadapan mereka Arik menganga, shock mendapat semburan yang terlalu tiba-tiba. Dan Dina, merapatkan bibirnya seraya menggerakkan bola matanya ke Ditya dan Arik bergantian. "Abang..." lirih Nadine seraya mengulurkan tangan kirinya menggenggam tangan kanan Ditya. "Wajar kan aku nanya?" sinis Ditya lagi. "Wah, maaf nih Bang kalau kedatangan saya bikin ga nyaman." ujar Arik sopan. "Nah itu lo tau." ketus Ditya lagi. 'Ya Allah, Abang... Tabok boleh ga?' batin Nadine seraya mencengir menatap Ditya. Sementara Dina yang melihat kekesalan Ditya menahan kekehannya. "Saya tau kok Nadine sudah tunangan. Kedatangan saya ke sini bukan untuk daftar jadi rival Abang." ujar Arik lagi. "Ada apa Rik?" kali ini Nadine yang bersuara. Bisa runyam urusannya jika Nadine tak segera mengam