Saat ini Luna sudah berada di halte dekat dengan SMA BIRU JAYA.
Luna sedang menghubungi orang yang akan menjual apartemen. Karena kemarin Luna sudah mencari info tentang apartemen. Ya, Luna akan tinggal sendiri di apartemen, dan ia sudah berjanji akan untuk bertemu nanti dengan pemilik dan management apartemen tersebut.
Luna ingin mencoba untuk hidup sendiri dan mencari rumah baru ya walaupun di rumah barunya nanti Luna juga akan hidup sendiri. Tapi tidak apa-apa, setidaknya Luan memiliki ruang untuk sendiri.
Rencananya, Luna nanti setelah di Cafe ZERO akan pergi menemui pemilik apartemen dan management apartemen tersebut. Luna ingin melihat apartemennya secara langsung dan jika Luna suka, Luna akan langsung membayar nya.
Luna masih menunggu Atlas yang tak kunjung datang. Luna menunggu sembari memikirkan hidupnya yang berada di ambang kehancuran. Tempat pulangnya, hampir saja hilang jika saja kemarin Luna tidak berkenalan dengan Atlas.
Tak beberapa lama kemudian, Atlas datang dengan motornya.
"Hai Luna" panggil Atlas.
"Hallo Atlas" jawab Luna.
"Atlas yang lagi bolos ngapain lo kesini?" tanya Luna bercanda.
"Mau jemput Luna yang katanya mau bolos juga nih. Gimana jadi bolos ga lo? Kali ga jadi gua mau pergi nih. Ntar ketahuan anak sini bisa di gibeng gua" ujar Atlas.
"Ya jadi dong. Gila apa ga jadi" ujar Luna.
"Ya udah yuk, ntar lo ketahuan lagi kalo bolos hahahah. Ini helmnya di pakek dulu" ujar Atlas sembari memberikan helm kepada Luna.
"Iya Atlas bawel wkwkw" ujar Luna.
Luna pun sudah naik ke motor Atlas. Dan mereka pun berangkat menuju ke Cafe ZERO.
Di perjalanan, Luna dan Atlas saling mengobrol.
"Tlas, lo lagi sama temen-temen lo?" tanya Luna penasaran.
"Oh iya. Kebetulan banget kan. Ntar gua kenalin ya sama mereka" ujar Atlas.
"Asikkk temen gua yang se frekuensi ntar nambah deh" ujar Luna.
"Hahahaha bisa aja lo" ujar Atlas.
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ke Cafe ZERO.
Sesampainya di Cafe ZERO, Atlas langsung membawa Luna ke meja di mana ketiga temannya berada yaitu Aga, Bagas, dan Riko.
Saat di perjalanan menuju ke meja yang ada temannya Atlas, Luna pun bertanya kepada Atlas
"Itu ya Tlas temen-temen lo?" tanya Luna.
"Iya mereka bertiga temen temen gua" jawab Atlas.
Akhirnya mereka pun sampai di meja yang saat ini masih ada Aga, Bagas, dan Riko.
"Wess jadi ini jodoh yang mau di jemput sama lo Tlas? " ujar Aga ketika melihat Atlas datang bersama seorang cewek yaitu Luna.
"Heh lo ngomong apa sama temen lu, enak aja gua jodoh lo" ujar Luna yang mendelik namun itu malah membuat Atlas dan yang lainnya ketawa. Karena delikan dari Luna membuat Luna terlihat semakin menggemaskan.
"Apa sih kok malah pada ketawa" ujar Luna cemberut.
"Anjirrr lucu banget nih cewek. Buat gua aja lah Tlas, gua udah jomblo lama nih" ujar Aga bercanda.
"Enak aja lo" jawab Luna.
"Kenalan dulu lah sama temen-temen gua. Yang itu Aga terus di sampingnya namanya Bagas nah yang di depan kita namanya Riko" ujar Atlas mengenalkan.
"Hai Aga, Bagas, Riko kenalin nama gua Luna dari SMA BIRU JAYA" ujar Luna memperkenalkan diri.
"Hai salam kenal ya Luna" jawab mereka bertiga.
"Iyaa" ujar Luna.
"Waitt, SMA BIRU JAYA? Wah parah lo Tlas sumpah parah. Kalo ketauan yang lainnya bisa berabe woy lo mau munculin perang Dunia ketiga?" ujar Bagas.
"Kenapa sih? Masalah musuhan ya? Ya elah biarin aja kali. Emang sekolah kita musuhan, kita nya juga harus musuhan gitu? Gua kan mau nambah temen yang se frekuensi wey dan kalian keknya cocok sama gua dah" jawab Luna.
"Bener kata Luna. Biarin aja. Lagian dia anaknya asik. Lo coba aja temenan sama dia atau ngobrol sama dia sejam aja gua jamin lo ga mau balik deh" ujar Atlas.
"Oke deh kita coba" ujar Riko.
Mereka pun mengobrol lagi.
"Lun lu mau pesen apa?" tanya Atlas.
"Dark Choco Float aja deh" jawab Luna.
Atlas pun langsung pergi dan kembali membawakan pesanan Luna.
Setelahnya mereka berlima pun bercanda bersama. Luna merasa bahagia karena sudah dikenalkan dengan 4 orang yang berada didepannya ini. Mereka benar-benar bisa membuat perut Luna sakit karena terlalu banyak tertawa.
"Gimana? Bener kan kata gua? Lo ga berhenti ngobrol sama Luna kan? Dia emang best kok jadi temen. Itu juga karena kita se frekuensi sih. Jadi lebih gampang akrabnya. Gua kemarin waktu ketemu Luna juga awalnya ga nyangka bakalan bisa se akrab itu di pertemuan pertama" ujar Atlas.
"Gila emang si bocah satu ini keknya kalo ngobrol sama dia itu jadi candu dah ketagihan terus. Lo super asik banget sih Na sumpah deh" ujar Aga.
"Heh lo pikir gua narko*ika bikin orang kecanduan. Enak najan lo" ujar Luna.
"Ye bukan gitu maksud gua woy" ujar Aga.
"Udah-udah. Mending kita ngobrol seru lagi woy ngelanjutin yang si Atlas tadi" ujar Riko.
"Heh lo pada ngomongin apa woy tentang gua" ujar Atlas yang tadi memang baru kembali dari toilet.
"Dengerin aja udah Tlas" ujar Bagas.
"Terus ya pernah kan si Atlas nembak cewek ya pas SMP, eh pas udah pada kumpul di tengah lapangan kan biar bisa nyorakin Atlas sama tuh cewek kalo jadian. Tapi pas udah ditunggu lama banget Atlas cuman bilang " Maaf bunganya ketinggalan dirumah" Habis itu ya di ketawain lah sama semua anak yang ada dilapangan. Eh abis itu lagi Atlas langsung ngacir pergi. Gila sih itu ngakak banget" ujar Aga yang membuat semuanya tertawa, kecuali Atlas yang sedang menahan malunya jika teringat kejadian itu.
Luna yang sadar matahari sudah semakin terik pun melihat ke jam yang ia gunakan. Ternyata hari sudah siang, itu artinya ia harus segera pamit kepada Atlas, Bagas, Aga, dan Riko karena Luna sudah ada janji untuk bertemu dengan seseorang.
"Eh udah siang nih guys, gua balik dulu ya ada janji mau ketemu seseorang nih gua" ujar Luna.
"Ehhh bentaran dong minta kontak lu dulu" ujar Riko.
"Iya Ko, mana handphone lo?" tanya Luna sembari meminta handphone Riko, tapi sebelum Riko memberikan handphonenya. Atlas sudah menarik Luna untuk pergi.
"Gua anter ya. Ga ada penolakan. Ntar nomornya biar gua masukin ke grup lah" ujar Atlas.
"Yaudah deh lumayan gratisan kan" jawab Luna.
"Yaudah kalo gitu snapgram dulu lah" ujar Aga.
Kemudian mereka pun mengambil snapgram dengan Luna berada di tengah di samping kanannya ada Atlas, di samping kirinya ada Riko. Dan di belakang Luna ada Aga dan Bagas.
"Hati-hati lu ye berdua" ujar Aga.
"Iya see you my boys" ujar Luna.
"Najiss Lunnn" jawab Bagas yang membuat Luna tertawa.
Luna dan Atlas pun sudah sampai di parkiran.
"Lu mau gua anter kemana Lun?" tanya Atlas sembari membuka kunci mobilnya.
"Antar gua ke Starbucks Pesona Apartement yapp Tlas" ujar Luna yang diangguki oleh Atlas.
Mau ngapain ya Luna ke Starbucks Pesona Apartement ? Batin Atlas bertanya-tanya.
Mereka pun berangkat menuju tempat tujuan mereka yaitu Starbucks Pesona Apartement.
"Lo keburu banget ga Na?" tanya Atlas kepada Luna.
"Engga sih Tlas, emang kenapa?" tanya Luna.
"Gua mau mampir ke pom dulu isi bensin kalo lo ga keburu, kalo sore gua suka males antrinya" ujar Atlas
"Siapp dah Tlas sans kalo sama gua mah" jawab Luna.
"Siapp Lun" jawab Atlas.
Di pom bensin yang mereka lewati, Atlas pun memasukinya dan ikut antri di dalamnya.
Setelah memastikan bahwa mobilnya sudah terisi bensin, Atlas dan Luna pun melanjutkan perjalanan mereka menuju ke Pesona Apartemen.
Sementara itu saat ini SMA BIRU JAYA sudah waktunya untuk pulang. Rigel mengajak Bianca untuk ke rumahnya, Rigel ingin membawa Bianca ke hadapan Mamanya. Karena kemarin Mamanya juga menanyakan mengenai keberadaan Bianca yang sudah bersekolah di sekolah yang sama dengan Rigel.
"Bisa ga Bia hari ini ke rumah Igel?" tanya Rigel.
"Aduh maaf Rigel, hari ini aku diajak Papa sama Mama buat ke acara nikahan saudara aku nanti sore berangkatnya. Maybe baru balik pas minggu sore. Aku 2 hari disana. Maaf ya Gel, aku jadi ga enak sama kamu" jawab Bianca.
"Ya udah Bia ga papa, kalo gitu kamu pulang gih. Itu udah di jemput sama sopir kamu" ujar Rigel sembari menunjuk mobil yang sudah Rigel hapal.
"Iya Rigel, aku duluan ya" jawab Bianca sembari masuk ke mobil.
Setelah kepergian Bianca, Rigel mencari Genta dan Orion. Ternyata mereka sedang berada di lapangan basket. Bersama dengan anggota basket yang lainnya.
"Beneran gua serius, gua yakin banget kalo ini tuh Luna. Lu harus liat dulu deh snapgram nya. Biar lo ga bilang kalo gua ini bohong" ujar Dito sembari memperlihatkan handphonenya kepada Genta dan Orion.
"Tapi kenapa Luna sama anak merah putih? Kita masih musuhan kan sama anak merah putih?" tanya Genta sembari melihat handphone milik Dito sebelum handphone itu berpindah ke tangan Rigel.
"Rigel" ujar Orion, Dito, dan Genta dengan terkejut.
Rigel melihat video tersebut, di snapgram tersebut Luna diapit oleh 4 cowok. Memihat video tersebut tentunya Rigel sangat marah dan cemburu.
"b******n" ujar Rigel sembari matanya berkilat merah.
"Gel, kita balik ya tadi mama nanyain lu" ujar Orion.
"Minggir" ujar Rigel dengan keras.
"Lo mau kemana?" tanya Genta.
"Gua mau nyari Luna, gua mau habisin cowok-cowok itu. Berani-beraninya mereka foto sama Luna. Gua ga suka. " jawab Rigel.
"Gel, sabar lo harus tenang dulu" ujar Genta.
"Gimana gua bisa tenang b*****t cewek gua selingkuh sama cowok lain. Dia main sama cowok lain" ujar Rigel.
"Lu ga bisa nyimpulin kalo Luna selingkuh dong Gel" ujar Orion.
"Bodo amat, gua mau nyari Luna. Minggir lo semua" ujar Rigel sembari mencoba menelfon Luna namun tidak diangkat.
"Kita ikut nyari Gel. Dan lo harus tenang" ujar Orion yang tidak bisa membiarkan adiknya mencari Luna sendiri karena ia tahu jika saat ini mentall illness adiknya sedang kambuh.
Sementara itu Luna dan Atlas sudah berada di Starbucks Pesona Apartement. Disana Luna langsung menuju ke meja 13 dimana tempat perjanjian yang sudah ditetapkan.
Sesampainya mereka di sana, mereka di kejutkan oleh suara seorang cewek yang memanggil nama Atlas.
"Atlas" ujar orang yang berada di meja nomor 13 yang seharusnya Luna lah yang disapa, karena Luna kan yang akan membeli apartement tersebut. Kenapa Atlas yang disapa?
"Hai Kak Mona, Hai Mas Morgan" sapa Atlas kepada mereka berdua.
"Hai, kamu ngapain disini?" tanya Morgan kepada Atlas.
"Ini mau nganterin tuan puteri katanya mau beli apartementnya kak Mona" ujar Atlas.
"Oh jadi kamu Luna ya?" tanya Mona kepada Luna.
"Iya kak aku Luna hehehe" ujar Luna.
"Kebetulan banget kamu kenal sama Atlas. Kalo kamu jadi beli apartemen aku Atlas ini bakalan jadi tetangga se lantai kamu. Karena 1 lantai cuman ada 2 kamar doang. Kalian bakalan jadi tetangga lantai deh" ujar Mona yang membuat Luna terkejut.
"Jadi lu udah tau Atlas?" tanya Luna berbisik.
"Ya gua tau kalo lu mau beli apartemen disini, tapi gua ga tau kalo lu bakalan beli apartemennya Kak Mona. Kayaknya kita jodoh deh Na" ujar Atlas.
"Hahhaha apa sih lu ngaco deh" ujar Luna.
"Jadi gimana Na?" tanya Mona.
"Kamu mau liat-liat dulu atau gimana?" tanya Mona.
"Karena tetangga apartemennya Atlas dan Atlas udah kenal sama Kak Mona. Aku percaya kak. Aku ga jadi liat-liat dulu" ujar Luna yang awalnya memang ingin melihay-lihat terlebih dahulu.
"Aku jadi kak beli apartemennya. Apa apartemennya udah bisa aku pakek malem ini?" tanya Luna yang memang tidak tahu mau tidur dimana untuk malam nanti.
"Of Course Luna, udah aku kosongin dari barang-barang aku kok. Udah bersih juga" ujar Mona.
"Okay kak, kakak tulis rekening di sini ya. Aku transfer aja uangnya" ujar Luna.
"Okay wait" jawab Mona.
Kemudian Luna pun menggunakan m-bangkingnya untuk mentransfer uang ke rekening milik Mona.
"Udah ke transfer ya kak. Coba di check udah sampe atau belum" ujar Luna.
"Udah Lun, makasih yaa. Ini kartu kamarnya sama surat-suratnya" jawab Mona.
"Iya kak sama-sama" jawab Luna.
"Kalo gitu gua sama Morgan pergi dulu ya mau ada urusan lainnya" jawab Mona.
"Iya kak hati-hatinya" jawab Luna dan Atlas.
"So tetangga baru mau gua bantuin buat pindahan?" tanya Atlas kepada Luna.
"Boleh dong gratis kan" ujar Luna.
"Iya gratis, bentar gua ganti mobil dulu yaa. Ga lama kok cuman ke basement" ujar Atlas yang langsung diangguki oleh Luna.
Rencananya nanti Luna akan mengambil beberapa barang yang akan ia taruh di apartementnya. Karena di apartementnya sudah ada beberapa barang tinggalan dari Kak Mona.
Luna dan Atlas pun berangkat menuju ke rumah Luna setelah Atlas mengambil mobilnya.
Sementara itu Rigel, Orion, Genta, dan Mike juga menuju ke rumah Luna karena telefon dari Rigel tak kunjung di angkat dan mereka tadi sudah mendatangi Cafe ZERO namun tak ada Luna dengan ke empat cowok yang tadi.