Part 11

2048 Kata
Esok harinya, Luna terbangun dengan kepala yang sangat berat dan pusing. Bahkan ketika ia membuka matanya seperti ada kunang-kunang di atas matanya. Luna melihat sekeliling dan terkejut ketika melihat Rigel tertidur di lantai dengan posisi duduk dan kepala serta tangannya berada di kasur yang di tempati oleh Luna dengan mengenggam tangan Luna. Sementara itu Genta tertidur di sofa yang ada di ruang tamu. Luna terkejut ketika mereka berada di sini, di rumahnya. Seingatnya terakhir kali mereka terjebak dalam perdebatan dan Rigel sudah tidur. Tapi kenapa saat ini malah Rigel disini sementara Luna berada di tempat tidur. Luna ingin membangunkan Rigel, namun Luna tak sampai hati karena Rigel terlihat sangat lelah dan nyenyak tidurnya. Luna pun mengusap dengan lembut kepala Rigel. Tak beberapa lama kemudian, Orion datang dan masuk ke kamar membawa air putih. "Lun, udah bangun?" tanya Orion. "Air bang" ujar Luna lirih. "Oh oke. Bentar gua kesana" jawab Orion. Sewaktu Luna akan melepas genggaman Rigel, Rigel tambah mengeratkan genggaman Luna. Hal itu membuat Luna susah untuk minum air. "Gua bangunin aja ya Rigel" ujar Orion. "Jangan bang, Rigel keliatan capek banget" ujar Luna sembari melihat Rigel. "Yaudah gua bantuin buat minum" ujar Orion. Orion pun membantu Luna untuk minum. "Makasih bang" jawab Luna. "Sama-sama" ujar Orion. "Bang, bisa tolong pindahin Rigel ke atas aja ga? Gua kasian sama Rigel nanti dia sakit" ujar Luna yang sangat takut jika nanti Rigel sakit. "Oke bentar. Lu bisa geseran dikit ga?" tanya Orion yang langsung mendapat anggukan dari Luna. Kemudian Luna pun menggeser badannya dan berubah menjadi duduk di kasur. Rigel pun sudah berpindah ke kasur, dari wajahnya tampak terlihat lebih nyaman dalam tidur pulasnya. Luna pun memperhatikan Rigel lagi. Namun ada yang berbeda, mata Rigel sungguh sangat sembab meskipun Rigel tak membuka mata. Luna khawatir dengan keadaan Rigel saat ini yang bisa di bilang, sangat terlihat kacau. Luna pun bertanya kepada Orion. "Bang, Rigel kenapa matanya? Kok sembab bang? " tanya Luna. "Semaleman dia nangis karena lo Na. Dia panik banget waktu lo sakit dan pas dia bangunin lo, lo ga bangun. Dia takut banget kehilangan lo. Makanya dia nangis terus, sampe akhirnya mungkin Rigel kelelahan dan tidur sampe sekarangsekarang. Dia bener bener khawatir sama lo Na, gua ga pernah liat Rigel sesedih dan setakut tadi malem." ujar Orion menjelaskan. Hal itu tentunya membuat Luna tersenyum kepada Rigel. Ia terharu, Rigel menghawatirkan nya dan menangisinya. Ternyata Rigel masih peduli sama aku. Batin Luna. "Na, lo mau makan apa biar nanti biar gua beliin" ujar Orion menawari. "Ga usah beli bang, kan ada Bi Nah. Biar Ni Nah aja yang masak" jawab Luna. "Oh iya gua lupa ngasih tau lo. Bi Nah tadi pagi banget di jemput sama anaknya, katanya anaknya yang satunya sakit jadi dia ijin semingguan" ujar Orion. "Anaknya Bi Nah sakit bang?" tanya Luna lagi memastikan. "Iya Na, katanya masuk rumah sakit" ujar Orion. "Semoga cepet sembuh" doa Luna untuk kesembuhan anak dari Bi Nah. "Jadi kita beli makan aja ya Na" ujar Orion. "Ga usah bang, biar gua aja yang masak bang" ujar Luna. "Lo masih sakit Na, lagian lo juga ga bisa kemana-mana kan. Liat tuh tangan lo masih digenggam sama Rigel" jawab Orion. Luna pun menjadi teringat dengan tangannya yang digenggam oleh Rigel. Luna melihat tangannya masih erat digenggam. Luna pun akhirnya menyerah dan mengiyakan usul dari Orion. "Ya udah bang, gua mau bubur ayam aja bang" ujar Luna. "Ya udah gua beliin dulu ya" ujar Orion yang langsung keluar dari kamar itu. Luna masih saja melihat Rigel yang tengah terlelap. Kemudian Luna baru ingat jika kemarin Luna menyuruh Atlas untuk pulang dan Luna belum meminta maaf. Luna pun dengan segera mengambil handphonenya yang berada di nakas. Tak beberapa lama kemudian, Luna mengirim pesan kepada Atlas. Ia merasa sangat tidak enak dengan Atlas. Karenanya, Atlas kemarin menjadi di pukul oleh Rigel.     To: Atlas -Atlas I'm so sorry buat kemarin yapp. -And sorry again gua baru ngabarin. Tiba-tiba gua ngedrop demam tinggi :( Luna pun mengirimksn chat itu kepada Atlas. Sementara itu Atlas saat ini sedang berada di apartementnya bersama dengan teman-temannya. Atlas sedang bermain PS bersama Bagas. Sementara itu Riko dan Aga melihatnya saja sembari bermain handphone. Karena keasikan bermain, Atlas mengabaikan handphonenya. Jadi Atlas ngga tau kalo Luna mengirim pesan kepadanya. Sampai saat Aga melihat pesan tersebut dan langsung bilang kepada Atlas. "Tlas, itu chat kaga lo baca sama lo bales gitu?" tanya Aga. "Alah biarin lagi seru nih nanti gua kalah lagi. Paling juga chat ga penting" jawab Atlas. "Ohh gitu ya. Oke ntar gua chat Luna dah bilang kalo chatnya dia kaga penting. Biar besok besok lagi kalo dia butuh atau gimana gimana dia chatnya ke gua aja lah. Mayan dapet temen chat kan ya" ujar Aga. Mendengar kata Luna, Atlas pun langsung melemparkan stik PS nya dan melihat handphonenya. Hal itu tentunya membuat semuanya kaget dan membuat Atlas juga langsung kalah dalam permainannya itu. "Anjir akhirnya Luna chat gua juga" ujar Atlas. Atlas pun menjawab chat Luna.   To: Luna -Ga papa Na, santai aja. Mungkin cowok lo khawatir aja sama lo. -Lo sakit? Demam? Get well really soon Na ;) -Perlu gua jenguk ga nih? Sama anak-anak? Chat yang di kirimkan oleh Atlas pun sampai ke Luna. Luna pun sudah membacanya, namun saat akan membalasnya. Orion sudah datang dengan membawa 4 mangkuk bubur. "Woy bangun-bangun makan woyyy" teriak Orion yang berhasil membuat Rigel dan Genta yang tadinya tidur menjadi kaget dan terbangun. "Apa sih bang ganggu orang tidur aja lo"  ujar Genta. Sementara itu Rigel sedang melihat Luna yang sudah duduk di dekatnya. Rigel pun langsung menghambur ke pelukan Luna. Karena Luna saat ini sudah bangun, Rigel sangat senang sekali. "Na, jangan tinggalin aku. Aku sayang sama kamu Na. Jangan pergi ya Na" kata Rigel sembari memeluk Luna. "Aku udah bilang kan Gel, aku ga akan pergi kalo kamu ga minta. Tapi kalo kamu minta aku pergi, aku bakalan segera pergi. Dan aku bakalan pastiin kalo aku ga akan kembali lagi" ujar Luna. "Dan aku ga akan nyuruh kamu buat pergi Na" ujar Rigel terlihat bersungguh-sungguh. Jangan cuman bilang aja Gel, tolong tepati omongan kamu itu. Batin Luna. "Makan dulu yuk, itu Bang Orion udah beliin bubur tadi" ujar Luna. "Iya Na" jawab Rigel. Mereka berempat pun makan bubur bersama. Sementara itu, Atlas kebingungan karena Luna tidak kunjung menjawab pesannya. Namun Luna sudah membaca pesannya. Atlas sedikit khawatir jika saja Luna kenapa-napa. Namun Atlas pun mencoba untuk positif thinking mungkin Luna sedang sibuk saat ini. Saat ini Luna dan yang lainnya sudah selesai makan. Luna pun akan membawa mangkuknya ke dapur, namun Rigel melarang dengan keras karena Luna masih sakit. Akhirnya Rigel yang membawa mangkuk-mangkuk itu ke dapur. "Lo dah mendingan Na?" tanya Genta menanyakan kesehatan Luna. "Ya lo bisa liat sendiri, gua udah mendingan banget" ujar Luna. "Syukur deh kalo gitu Na" ujar Genta. Kemudian Rigel kembali dengan sangat terburu-buru mengambil kunci mobil sembari memegangi handphone. "Gel lo mau kemana?" tanya Genta namun tak di jawab oleh Rigel. Rigel saat ini terlihat sangat panik. "Rigel kamu mau kemana?" tanya Luna kepada Rigel. "Na aku harus pergi Na" ujar Rigel menjawab sembari tetap melangkahkan kaki terburu-buru. "Kemana gel?" kali ini Orion yang bertanya. Kini mereka berempat sudah sampai di ruang tamu rumah Luna. "Ke rumah Bia Bang, ini Papa Bia nelfon katanya Bia ga jadi ikut ke rumah saudaranya karena lagi sakit. Gua harus kesana bang" ujar Rigel lagi-lagi membuat hati Luna ter cubit. Baru saja 1 jam yang lalu Luna berkata jika Rigel masih peduli dengannya. Namun sepertinya saat ini Luna merubah semua pikirannya itu. "Gel, tapi kan Luna juga lagi sakit" ujar Genta. "Luna udah ga papa. Dia bisa jalan kesini. Gua harus ke rumah Bia. Biar lagi sakit" ujar Rigel yang membuat Luna menahan air matanya. Melihat Rigel yang panik dan gemeteran membuat Orion pun mengantarkan adiknya itu. "Biar gua anterin Gel" ujar Orion. "Ayo bang cepetan" ujar Rigel. "Gen, gua titip Luna ya" ujar Orion. Ya Orion yang menitipkan Luna kepada Genta, bukan Rigel. Gel, lagi-lagi aku sakit karena kamu Gel. Lihat Gel, kamu ninggalin aku lagi. Jadi kapan Gel? Kapan kamu bolehin aku buat pergi? Jujur aja aku sakit Gel. Batin Luna. "Na" ujar Genta yang terlihat tidak enak ke Luna. "Lo liat sendiri kan Ta? Prioritas utamanya Rigel itu Bianca bukan gua. Lo tau sejam yang lalu gua masih bisa bilang kalo Rigel masih peduli sama gua karena ia masih khawatir dan nangis pas gua sakit. Tapi sekarang? Gua mau tarik omongan gua itu Ta. Rigel ga peduli sama gua. Rigel peduli nya sama Bianca. Bianca prioritas utama Rigel. Bianca cinta pertama Rigel. Bianca yang bisa bikin Rigel khawatir dan ngelupain pacarnya, Bianca yang.... Pokoknya Bianca yang baik-baik Ta. Gua kayaknya ga pernah dapet tempat di ruang hatinya Rigel" ujar Luna dengan sedih. "Ga Na lo salah. Rigel sayang sama lo, dia khawatir, cuman.. " ujar Genta yang di potong oleh Luna. "Cuman apa? Cuman Rigel lebih khawatir sama Bianca? Cuman Rigel lebih sayang sama Bianca? Iya kan Ta? Gua itu cuman apa sih Ta. Cuman cewek yang baru aja dateng ke kehidupan Rigel. Gua kan cuman pengganggu di hubungan Rigel sama Bianca iya kan Ta?" ujar Luna mengeluarkan segala uneg-unegnya yang membuat Genta diam tak berkutik. "Ta, lo boleh balik Ta" jawab Luna. "Tapi Na, gua di suruh jagain Lo. Gua di suruh di sini nemenin lo" ujar Genta. "Kayak yang di bilang Rigel tadi gua udah baik-baik aja, gua udah ga papa. So lo boleh balik Ta. Lo ga liat? Gua lebih dari baik Ta" ujar Luna yang sebenarnya Luna sangat tidak baik-baik saja. "Tapi Na" ujar Genta. "Ta please, lo bisa balik. Gua ga papa. Please Ta. Gua mau sendiri" ujar Luna. "Okay Na" jawab Genta yang langsung pergi untuk pulang. Gel, emangnya bener ya Gel kalo aku ini cuman orang yang ganggu hubungan kamu sama Bianca aja? Aku cuman orang yang dateng ngehancurin hubungan kalian berdua? Aku ga punya malu ya Gel? Maaf Gel. Kalo itu semuanya bener. Kenapa kamu ga lepasin aku Gel. Kenapa kamu ga nyuruh aku pergi sekarang Gel? Aku capek Gel. Aku benar-benar capek sama semua ini. Kamu, perceraian Mama sama Papa Aku, hidup aku. Semuanya hancur Gel. Batin Luna. Luna benar-benar memikirkan semua hal yang membuatnya down akhir-akhir ini. Sampai akhirnya Luna bosan sendiri. Karena tidak ada kerjaan, Luna pun membuka lagi handphonenya, teringat dengan chat Atlas yang tadi belum sempat di balas. To: Atlas -Gua udah ga papa santai aja -Boleh dong kesini, mau pindahan nih. Bawa bala bala yang banyak yakk biar bisa bantuin angkat ini itu :D Atlas yang sedang mengambil minum pun langsung membuka chat itu. To: Luna -Siapp -Gua bawa 3 kunyuk yaa -Otewe Membaca balasan itu membuat Luna mempersiapkan barang-barang yang akan dia bawa ke apartement. Sebenarnya untuk lemari, kasur, dan lain-lain nya Luna tidak perlu lagi membawa ataupun membeli karena sudah ada di apartemen. Luna hanya membawa koleksi bukunya, baju-baju, dan peralatan kesehariannya. "Lunaaa... Lunaaa.... Bukain dong" teriak suara Bagas yang membuat Luna langsung turun dan membuka pintunya. Suara Bagas kali ini seperti ingin mengajak Luna main "Hai Luna" ujar mereka berempat. "Kompak banget hahaha" ujar Luna. "Iya lah" jawab Bagas. "Mana nih yang perlu di angkat-angkatin? Gua udah siapin tenaga dalem gua nih" ujar Aga. "Emang punya lo" ujar Luna. "Ya punya dong" ujar Aga. "Udah-udah. Na, mana barangnya yang mau di bawa?" tanya Atlas. Ada di kamar gua beberapa, terus ada yang udah di bawah beberapa" ujar Luna. "Yaudah yok guys kita mulai packing pindah. Gua sama anak-anak bawa 2 mobil Na. Cukup ga?" tanya Atlas. "Santai kalo ga cukup tar gua juga bawa mobil" ujar Luna. "Siappp deh" jawab Atlas. Mereka pun melanjutkan acara memindah mindah barang ke mobil. Ternyata dua mobil tidak cukup. Maka dari itu Luna menggunakan mobilnya. Namun dengan syarat nanti bukan Luna yang menyetir, karena Atlas mengkhawatirkan keadaan Luna. "Nah dah selesai nih" ujar Luna. "Kita mau otw kesana kapan Na?" tanya Atlas. "Eh kalian belum gua kasih minum" ujar Luna. "Gampang Na, ntar chatime ya" ujar Riko. "Hahaha siapp dah" jawab Luna. "Kalo gitu berangkat sekarang aja. Bentar gua ngomong sama Pak Adi satpam gua dulu" ujar Luna. Setelah berbicara dengan Pak Adi, Luna pun masuk ke mobil Atlas, sedangkan mobilnya di kendarai oleh Aga. Riko dan Bagas berada di mobil Riko. Mereka pun menuju ke apartement Luna dengan beriringan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN