Prolog
Pernah ada yang mengatakan kepada mereka, mana kala hubungan persahabatan tercipta antara satu perempuan dan dua laki-laki, akan ada salah satu dari laki-laki itu yang memendam perasaan dan menelan pahitnya kenyataan jika perempuan memilih salah satu di antara keduanya.
Ini tentang mereka, yang sudah disatukan sejak bayi oleh orangtuanya. Sejak kecil main bersama, saling berinterdepedensi satu sama lain, dan tak bisa berjauhan sekalipun rumah tak lagi berdekatan.
Azara, Bintang dan Anggara sudah bersahabat sejak mereka masih kecil, bahkan tidak hanya mereka, kedua orangtuanya pun saat masih muda bersahabat. Rumah mereka awalnya berdekatan, tapi saat usia mereka sepuluh tahun, Bintang dan Anggara pindah rumah--entah sebuah kebetulan atau memang takdir dari-Nya. Bintang pindah karena ayah dan ibunya beli rumah baru yang lebih besar, sementara Anggara karena ayah dan ibunya sering cek-cok dengan orangtua ibunya sebab hubungan yang tak direstui.
Azara dengan sikap cerianya, dapat menyihir dua laki-laki itu untuk tetap bersamanya, menjadi sahabat laki-laki yang selalu melindungi. Bintang dengan kata-katanya yang bisa menenangkan Azara dan Anggara dengan kekuatannya dalam tonjok-menonjok, mereka berdua seperti bodyguard Azara, bahkan banyak teman perempuan yang iri dengan Azara.
Cinta tak bisa ditebak apa maunya hati, berapa lama pun bersama, jika Tuhan berkehendak lain, yang bersama bisa saja berpisah. Apa pun alasannya, apa pun awal mulanya, itu memang sudah menjadi takdir--takdir untuk berpisah dari Yang Maha Kuasa.
Azara, Bintang dan Anggara, karena salah satu dari mereka ada yang menyatakan perasaannya, persahabatan mereka mulai merenggang. Ada yang sesak, ada yang bahagia, ada yang bimbang, mereka yang masih berusia belasan tahun itu hanya bisa mengikuti apa yang terjadi sesuai apa yang mereka mau. Ternyata memang benar apa yang orang-orang katakan tentang hubungan persahabatan mereka.
Hubungan jarak jauh, memendam perasaan agar orang yang dicintai tidak pergi, bingung dengan perasaan sendiri, sampai pada tahap putus cinta karena merasa dikecewakan. Hidup ini sering kali memberikan plot twist yang tak main-main, dan itu pun mereka rasakan.
Siapakah yang akan menjadi sepasang kekasih? Siapakah yang harus memendam perasaan dan tersiksa sendiri? Siapakah yang merasa bimbang dengan perasaanya sendiri? Dan bisakah mereka bahagia?