PENAMPAKKAN MAKHLUK HALUS

1066 Kata
Arini mengecek jam tangannya, sudah lebih dari 10 menit, Ia menunggu Kakak tingkat nya, Andi. Namun, belum juga kelihatan batang hidungnya. Arini menunggu dengan tidak sabar dan Ia menggerutu kesal, "Tahu begini, mending tadi kutolak saja tawaran Kak Andi untuk mengantarkanku ke klinik." Beberapa menit kemudian, Andi terlihat menuruni tangga dan berjalan dengan terburu-buru ke arahnya. Begitu sudah berdiri dekat dengan Arini, Ia pun berucap,, "Maaf, sudah membuatmu menunggu lama. Tadi dosennya lama sekali baru ke luar kelas." Terang Andi. Arini tersenyum ke arah Andi, "Iya, Kak. Tidak mengapa.. Ayo, kita berangkat, Kak, nanti tambah panas." Arini dan Andi pun beranjak dari tempat mereka berada. Namun, entah angin dari mana, tiba-tiba saja sebuah cabang pohon yang lumayan besar patah dan jatuh menimpa badan Andi, yang membuatnya sampai terjatuh dan berdarah. Arini berteriak meminta tolong dan tak lama kemudian beberapa orang mahasiswa yang mendengar suara teriakan Arini, langsung datang untuk menolong. Andi di gotong menuju ke ruang kesehatan untuk diberikan pertolongan pertama, sementara Andi nya sendiri yang jatuh jatuh pingsan, akibat ditimpa cabang pohon tadi. Terdengar suara beberapa orang mahasiswa yang merasa keheranan, kenapa cabang pohon yang tidak terlihat tua dan rapuh bisa patah begitu saja padahal tidak ada angin sama sekali yang bertiup sangat kencang, sehingga memungkinkan cabang pohon itu patah dan jatuh. Andi membuka matanya, setelah beberapa jam Ia tertidur. Tadi Andi sempat sadar dari pingsannya dan Ia diberikan obat oleh petugas medis yang mengandung obat tidur, hingga membuatnya tertidur denan lelap. Andi Ia merasa heran di mana Ia berada, ini bukan kamarnya, kemudian Ia baru ingat, kalau ini adalah ruang kesehatan kampus. Andi bertanya-tanya ke mana teman-teman nya dan Arini?, kenapa Ia ditinggalkan sendirian saja di sini?. Andi beranjak bangun dari atas kasur yang menjadi alasnya. Ia menatap tidak percaya, ketika melihat jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 18.00. Andi pun berjalan ke luar dari ruangan di mana Ia berada. Saat Ia sudah berada di luar ruangan, Andi pun disambut keheningan. Tak ada satu pun orang dilihatnya berada di sepanjang lorong kampus yang dilaluinya, sepertinya semua jam perkuliahan sudah berakhir dan semua civitas akademika sudah pulang. Andi berjalan dengan perlahan di sepanjang lorong kampus dan baru saja beberapa langkah Ia berjalan menyusuri lorong kampus, didengarnya suara nyaring tapak kaki, yang tepat berada di belakangnya. Andi pun menolehkan kepalanya ke belakang, mencari sumber suara. Netra Andi tidak menemukan, adanya satu orang pun yang berdiri tepat di belakang nya. Kembali, Andi mempercepat langkah kakinya dan suara langkah kaki yang berada di belakang nya juga terdengar semakin cepat. Andi pun membalikan badannya ke belakang dan lagi-lagi tak nampak apa pun olehnya. Andi yang bukanlah seorang penakut, mendadak jadi takut, mendengar suara, tetapi tidak terlihat sama sekali wujudnya, hanya suaranya saja. "Keluarlah!, siapa pun yang berada di sana, jangan menjadi pengecut, beraninya hanya menakut-nakuti orang saja." Teriak Andi kesal, karena sudah dibuat merasa takut. Teriakan berupa tantangan dari Andi mendapatkan balasan suara ketawa perempuan yang terdengar mengerikan. Andi dibuat merinding mendengarnya. Langsung saja Ia mengambil langkah kaki seribu menuju ke arah parkiran kampus, tempat di mana hanya tersisa motor miliknya saja. Andi merogoh saku kemeja dan saku celananya. Namun, nihil. Ia tidak berhasil menemukan kunci motornya, "Ah, sial!. Di mana kunci motorku?, apa mungkin tertinggal di dalam ruangan kesehatan tadi, ya?" Monolog Andi pelan. Suara langkah kaki yang tadi di dengarnya, kini semakin dekat. Andi pun mengedarkan pandangannya, Ia masih tidak dapat melihat apa atau suara langkah kaki siapa yang terus saja mengikutinya. Sementara itu, bahu dan kepala nya yang tadi kejatuhan cabang batang pohon, kini kembali berdenyut nyeri. Andi berusaha pasrah saja, Ia akan menghadapi apa atau siapa pun yang muncul di hadapan nya nanti. Andi membolakan kedua matanya menatap tidak percaya, saat melihat sesuatu yang tidak terlihat tadi, kini terlihat nyata di hadapannya. Sosok makhluk dengan mata merah dan wajah yang dipenuhi oleh noda darah dan saat makhluk itu tersenyum, yang terlihat menyeramkan di mata Andi. Terlihatlah dua buah gigi taringnya yang kotor dan berwarna kecoklatan. Makhluk itu menatap marah ke arah Andi dan bersiap untuk menyerangnya. Andi mengambil kayu yang kebetulan ada di dekat berdirinya, Ia bersiap untuk menghalau makhluk tersebut menggunakan kayu yang ada di tangannya. Andi juga membaca beberapa doa yang diketahuinya dan berharap makhluk halus yang ada di depannya ini menjadi kepanasan dan menghilang dari hadapannya. Makhluk itu mendekat ke arah Andi mengarahkan kuku-kuku jarinya yang panjang dan berwarna kehitaman terkena noda tanah ke arah wajah tampan Andi. Andi berusaha menangkis serangan makhluk halus itu menggunakan kayu yang dibawanya. Namun, dengan mudahnya makhluk itu mematahkan perlawanan dari Andi. Makhluk itu menyerang Andi dan membuatnya terjatuh di lantai parkiran. Luka di bahu dan kepalanya kembali berdarah terkena serangan dari makhluk halus itu. Andi dibuat tidak berdaya dalam menghadapi serangan dari makhluk halus itu, yang terlihat senang melihat Andi jatuh tidak berdaya. Makhluk itu terlihat menjilat lidahnya dan menatap darah yang mengalir dari luka terbuka Andi dengan tatapan mendamba untuk mencicipinya. “Aku tidak akan membiarkan diriku kamu sentuh, wahai makhluk jelek dan hina.” Ejek Andi dan Ia pun memaksakan dirinya untuk bangkit berdiri. Andi dengan suara keras membacakan Ayat Kursi dan juga surah-surah pendek, dengan tujuan mengusir makhluk halus itu. Andi memejamkan matanya, saat makhluk itu tidak terpengaruh sama sekali dengan bacaan ayat-ayat yang dibacakannya. Ia dapat merasakan bau busuk dari hembusan nafas makhluk yang berada sangat dekat dengan wajahnya. Andi kembali membacakan ayat Kursi dengan khusyu dan mengabaikan rasa takut dan tubuhnya yang kesakitan. Andi memukulkan kayu yang dipegangnya ke arah makhluk halus itu dan berhasil membuat makhluk itu mundur. Namun, makhluk itu kembali mengeluarkan suara tawa yang sangat tidak enak di dengar oleh telinga, mendapat serangan dari Andi. Makhluk itu melayang di atas kepala Andi dan ketika makhluk itu akan menyerang bagian kepala Andi, gerakkannya terhenti. Andi menyemburkan air salivanya yang disertai dengan bacaan-bacaan yang menyebut dan memuja kebesaran Allah. Makhluk itu menghilang begitu saja, sama seperti kedatangannya yang tiba-tiba, cara menghilangnya pun juga tiba-tiba. Andi menarik nafas lega dan Ia pun kembali terduduk di parkiran, karena cedera di bahunya yang kembali berdenyut dan membuatnya merasa sakit. Makhluk halus yang tadinya sempat menghilang dan menjauh dari Andi, melihat Ia yang terlihat tidak berdaya, tertawa dengan suara menyeramkan. Ia lalu terbang mendekati Andi. Andi hanya bisa terduduk, dengan tangannya yang memegang cabang pohon sebagai senjata untuk menghalau makhluk halus, yang kembali mendekat ke arahnya. Ia sudah hampir kehilangan energi untuk bergerak. Tidak ada lagi kekuatan baginya untuk melawan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN