“Sudahlah, jangan terlalu serius dipikirkan. Aku hanya bercanda. Ayo berangkat sebelum semakin malam.” Du Ho memotong rasa panik Ilona gara gara pertanyaannya barusan. Ia bisa melihat ke dalam manik mata wanita itu, ada rasa gugup dan bingung yang menyeruak dan mungkin saja bisa menjadi perwakilan rasa dalam hatinya. Ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengguncang hati Ilona, terlebih Du Ho pun tak ingin egois sehingga membuat wanita itu merasa tak nyaman di sisinya. “Eh ... Iya kamu benar, lebih baik kita pergi makan saja. Ha ha ha ....” Tawa Ilona terdengar sangat canggung, kesempatan ini pun digunakannya untuk segera kabur dari suasana runyam itu. Walaupun Du Ho sudah menjelaskan bahwa ia hanya bercanda, tetap saja Ilona merasa perlu mencari aman. Ia memimpin langkah dengan gestur bad