Sepanjang hari sudah Andrew menahan kegundahan hatinya. Meskipun ia mencoba mengalihkan kecemasan itu dengan berpikir positif, namun kurangnya aktivitas bagi seorang pengangguran seperti dirinya membuat ia memiliki banyak waktu untuk memikirkan Ilona. “Anak itu... Ke mana saja sampai sekarang belum memberiku kabar? Apa dia baik-baik saja? Apa sudah ketemu dengan si Oppanya? Oh... atau jangan jangan dia tersesat dan hilang?” Andrew sukses menakuti dirinya sendiri dan menciptakan asumsi buruk tentang putrinya. Wajahnya panik, keringat dingin muncul di telapak tangannya. Ciri ciri panik mendadak pun dialaminya. Apesnya lagi, ia hanya bisa ketakutan tanpa bisa berbuat banyak. Bagaimana mungkin dia mencari Ilona yang belum tahu nasibnya seperti apa di sana? Persediaan uangnya nyaris habis, ia t