Oppa Mendua?

1864 Kata

“Hah?” Ilona terbangung dengan perasaan deg-degan. Sekujur tubuhnya terasa tidak karuan, lelah dan jantung yang berdebar kencang. Dan sekarang ia terkejut menyadari sesuatu yang di luar dugaannya, Ilona bergegas bangun dan menuju kamar mandi. Ia harus memastikan langsung apa yang dialaminya sekarang. “Huft... Akhirnya datang juga. Sialan, aku beneran kelewat parno.” Gerutu Ilona, antara lega dan bersyukur lantaran tamu bulanannya sudah datang. Kecemasan berlebihannya kemarin hingga membuat ia menjadi wanita tergalau dan merasa bersalah kepada ayahnya, bahkan sampai menceritakan aib yang tidak semestinya itu, kini membuat Ilona merasa malu. Seharusnya ia tidak terburu panik dan buka kartu pada ayahnya, sekarang rasa malunya semakin mengganda, kepada dirinya sendiri dan kepada ayahnya. “Il

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN