Hari kedua Andrew merasa sendirian setelah Ilona meninggalkannya ke Korea. Meski berusaha untuk bersikap biasa saja, tetap saja ada yang terasa hilang di hatinya. “Ah, anak itu... Kenapa ya anak muda jaman sekarang kisah cintanya rumit? Beda dengan jamanku dulu, jodohnya ternyata tetanggaan. Ini malah ngejar jodoh yang lain negara, lain bahasa. Rumit.” Gumam Andrew terasa konyol mengingat ambisi putrinya yang nekad merantau demi memperjuangkan cinta. “Tapi aku tidak bisa begini terus, harus ada sesuatu yang aku kerjakan. Ah... kenapa tawaran bocah tengik itu terus kepikiran? Dia mau aku menempati posisi manager di perusahaannya? Hmm... Apa sebaiknya aku manfaatkan peluang itu untuk balas dendam juga?” Otak licik Andrew mulai berfungsi, rasanya tidak bisa mendinginkan kepala dan menganggap