JET SKI

1209 Kata
Tony meregangkan tubuhnya, hari ini adalah hari Minggu, hari ia libur bekerja dan entah kegiatan apa yang ingin ia lakukan saat ini. Ia meraba kasur nya dan mengambil smartphone miliknya yang baru saja bergetar, terlihat sebuah pesan dari Harley yang mengatakan bahwa wanita itu tidak pulang hari ini karna masih menemani sang kekasih. Tony tidak mengambil pusing dengan hal yang dilakukan oleh adiknya tersebut, ia segera bangkit dari tidurnya dan berjalan ke luar kamar. Ia menguap seraya berjalan menurun tangga mansion, perutnya terasa sangat lapar pagi ini, baru saja ia hendak berbelok ke kiri ke arah dapur langkahnya terhenti kala melihat gadis yang beberapa hari ini mencuri perhatian nya tengah duduk di sofa ruang tamu. "Perrie," ucap Tony yang membuat gadis itu menoleh. Perrie terdiam di posisi nya ketika melihat tampilan dari atasan nya, tampak perut six pack yang dimiliki pria itu begitu menawan karna Tony hanya mengenakan celana piyama panjang berwarna biru navy saat ini. Perrie segera menundukkan wajahnya, menutupi rona di pipi nya ketika melihat pemandangan seperti itu, harus ia akui jika Tony jauh lebih tampan ketika bertelanjang d**a. Tony mengernyit melihat gelagat Perrie hingga ia tersadar bahwa ia tidak mengenakan baju saat ini, ia tersenyum jahil lalu berjalan menghampiri Perrie. "Ada apa kau datang ke mansion ku pagi buta seperti ini, Perrie?" Tanya Tony kepada gadis yang tengah menundukkan wajah di hadapannya. "A-aku ingin mengambil laporan yang akan kau berikan kemarin," ucap Perrie terbata yang membuat Tony menahan kekehan kecilnya. "Oh, lalu kenapa kau menunduk seperti itu? Apa ada sesuatu yang lebih menarik di bawah sana?" Tanya Tony sedangkan wajah Perrie semakin memerah ketika mendengar pertanyaan dari atasannya tersebut yang terdengar seperti sebuah ejekan. "Pakai baju mu, Tony," ucap Perrie. "Ha?" Tony seolah tidak mendengar perkataan gadis itu yang sebenarnya terdengar begitu jelas. "Pakai baju mu," lanjut Perrie yang membuat Tony segera mendudukkan tubuhnya di samping gadis itu, Perrie yang tidak menyangka dengan kelakuan Tony begitu terkejut hingga memekik lalu menatap wajah pria itu, pandangan mereka bertemu, Tony dengan senyuman nya sedangkan Perrie dengan wajah merah padam nya. "Apa? Aku tidak dengar," ucap Tony seraya terkekeh yang membuat Perrie memukul bahu pria itu dengan kesal. Tony tertawa terbahak-bahak melihat sikap Perrie. "Kau seperti terpana melihat ku," ucap Tony dengan bangga. "Mimpi apa aku semalam sampai melihat pemandangan seperti ini?" Monolog Perrie yang sudah bisa menetralkan raut wajahnya. "Kenapa? Kau suka bukan?" Ledek Tony yang mendapat pukulan bertubi-tubi dari Perrie. "Mana laporan nya?" Tanya Perrie, semakin lama mengenal pria yang tengah tertawa di hadapannya saat ini semakin membuat Perrie mengetahui sikap usil dari atasannya tersebut. Ada benarnya ia tidak perlu memanggil pria itu dengan sebutan 'Tuan' jika setiap hari tingkah mereka berdua seperti orang yang sudah lama mengenal. "Ada di kamar ku, kau mau mengerjakannya hari ini? Kau sangat rajin." Lagi-lagi Tony mengejek Perrie yang membuat gadis itu memutar bola matanya dengan jengah. "Terimakasih atas pujian nya Tuan Wilson," ucap Perrie yang membuat Tony terkekeh. "Kau sibuk hari ini?" Tanya Tony. "Tidak, memangnya kenapa?" Tanya Perrie. "Ayo jalan-jalan," ajak Tony. "Kemana?" Tanya Perrie penasaran, jika beberapa hari yang lalu pria itu membawanya ke wahana ice skating maka kemana Tony akan mengajaknya hari ini. "Kau akan tahu nanti," ucap Tony sedangkan Perrie menganggukkan kepalanya. "Kau sudah sarapan?" Tanya Tony kembali. "Sudah," jawab Perrie yang membuat Tony meluruhkan bahunya, ia berniat ingin mengajak gadis itu sarapan bersama. "Dannis!" Panggil Tony yang membuat Dannis berlari dari halaman mansion menghampiri tuan nya tersebut. "Ya, Tuan," ucap Dannis. "Ambilkan berkas meeting untuk besok pagi di laci nakas paling atas dan berikan pada Perrie," ujar Tony yang segera diangguki oleh Dannis. "Tunggulah di sini, aku ingin sarapan terlebih dahulu, kau mau ikut?" tanya Tony. "Tidak," jawab Perrie yang diangguki oleh Tony. Tony segera meninggalkan Perrie dan berjalan ke arah dapur sedangkan Perrie menatap sekeliling, terdapat foto keluarga yang begitu besar terpampang di dinding ruangan tersebut, tampak Tony dan Harley berdiri di belakang pasangan paruh baya. Perrie menatap pada foto mendiang ayah Tony yang bisa ia pastikan bahwa pria itu bukanlah asli orang keturunan Amerika, pantas saja mata Tony begitu teduh namun tajam di waktu yang bersamaan karna terwarisi oleh sang ayah yang merupakan keturunan timur tengah. Dannis datang dan segera menyerahkan berkas yang diminta oleh Tony setelah itu ia beranjak pergi berjaga di halaman mansion. Tak lama setelah itu Tony kembali dari ruang dapur dan berpamitan ingin berganti pakaian. Setelah menunggu Tony selesai dengan segala urusannya maka di sinilah mereka saat ini. Perrie menatap Tony di sampingnya yang tengah membuka seatbelt. "Kita ke pantai?" Tanya Perrie. Tony tersenyum lalu menoleh ke arah gadis itu. "Ya, aku ingin bermain jet ski, kau mau?" Tanya Tony. "A-aku tidak pernah naik jet ski," ucap Perrie terbata yang membuat Tony memekik dalam hati. "It's okay, aku akan menemani mu," ucap Tony yang membuat Perrie bingung, ia kira Tony akan bermain sendiri ketika ia mengatakan bahwa ia tidak pernah menaiki kendaraan tersebut. Tony memberikan baju renang berlengan panjang dan celana renang pendek kepada Perrie, meminta wanita itu untuk mengganti pakaian nya lalu mengajak Perrie memasuki bibir pantai dan bertemu dengan anak buah Tony yang sudah membawakan jet ski tersebut. "Ini milikmu?" Tanya Perrie ketika melihat tidak ada penyewa jet ski di sekitar sana, hanya ada beberapa keluarga dan anak-anak yang tengah bermain pasir. "Ya," jawab Tony. Tony segera menaiki jet ski tersebut lalu menoleh ke arah Perrie yang masih menatapnya dari bawah. "Come on," lanjut Tony. Dengan ragu-ragu Perrie berusaha menaiki jet ski tersebut yang dibantu oleh Tony. Perlahan ia memegang pinggang pria itu. "Kau siap?" Tanya Tony seraya tersenyum. "Ya," ucap Perrie dengan ragu. Tony menarik pedal gas jet ski tersebut yang membuat Perrie terkejut hingga berteriak. Ia hampir saja jatuh ke belakang jika tidak segera memeluk Tony yang membuat pria itu tertawa. "Kau mau membuat ku terkena serangan jantung?!" Tanya Perrie seraya berteriak sedangkan tawa Tony belum reda. "Kau takut?" Tanya Tony ketika melirik ke bawah, di mana kedua lengan gadis itu melingkar sempurna di perutnya. "Menurutmu?!" Perrie balik bertanya yang lagi-lagi membuat Tony tertawa. Perrie menatap sekeliling seraya menetralisir degup jantungnya, hembusan angin dan percikan air laut menerpa wajahnya, pengalaman ini adalah pertama kali baginya. Sesekali ia menatap ke arah Tony dari belakang dan sesekali juga pria itu menoleh seraya mengajaknya berbincang atau bercanda. Perrie merasa lebih tenang dibandingkan dengan beberapa menit yang lalu, ia berteriak senang kala gulungan ombak menerpa jetski yang mereka naiki sedangkan Tony bahagia melihat gadis itu tertawa lepas. Setelah bermain beberapa putaran, Tony mengendarakan jet ski miliknya ke tepi pantai. "Kau mau mencoba nya?" Tanya Tony kepada Perrie. "Kau tau aku tidak pernah menaiki kendaraan ini," ucap Perrie. "Tenang saja, aku akan mengajari mu dari belakang," kata Tony, ia segera turun, meminta wanita itu untuk maju ke depan kemudi lalu kembali naik di belakang Perrie. "Kau pernah mengendarai motor?" Tanya Tony. "Tidak," jawab Perrie. "It's okay, ini lebih mudah dibandingkan dengan mengendarai motor," ucap Tony. Tony segera mengajari Perrie bagaimana menjalankan kendaraan air tersebut, awalnya Perrie menarik pedal gas dengan pelan dan terkadang tidak terkontrol yang membuat Tony hampir terjatuh, hal itu sontak membuat Perrie tertawa seolah ia balas dendam pada pria itu tanpa disengaja. Setelah setengah jam Tony mengajari gadis itu akhirnya Perrie bisa mengendarai jet ski tersebut. Mereka mengelilingi lautan dengan kecepatan pelan seraya berbincang-bincang hingga kelelahan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN