"Jika aku mengatakannya, apa kau mau menikah denganku?' Mendengar pertanyaan Justin membuat tubuh Irene seketika menegang. Matanya juga melotot secara refleks, pun jantungnya terus berdebar dengan kencang seperti selesai berlari maraton. Kedua pipinya serasa panas. Sudah dipastikan memerah seperti kepiting rebus. Lidahnya mendadak kelu, tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya satu kalimat mampu membuatnya seperti orang linglung. Apa Justin seorang penyihir? Mata gadis itu berkedip beberapa kali saat Justin meniupnya. Irene menatap nyalang sedangkan pria itu hanya tersenyum miring. Sangat menyebalkan tingkat dewa. Bahkan dewa mungkin juga membenci Justin. Pria songong dan tak tau diri. "Kenapa kau suka sekali melotot? Bahaya jika sampai keluar bola matamu itu." seru Justin. B