Hari ini tak ada hal yang di lakukan Shilla kecuali berbaring dan merenungi akan nasibnya mendatang. Sang ibu sesekali melihat keadaannya. Suhu tubuhnya naik. Tatapan itu kosong. Kondisinya memprihatinkan. Ibunya memang sudah meminta untuk pergi ke dokter. Tapi dengan lemah, Shilla menggeleng dan mengatakan semua baik-baik saja. "Nak, badan kamu panas banget. Ke dokter yah." Sang ibu membujuk terus anaknya agar bersedia di bawa ke dokter. Memang Ia tetap bekerja, tapi sekitar sepuluh atau dua puluh menit sekali kembali ke rumah melihat kondisi anaknya. Pekerjaan yang mengharuskan dirinya meninggalkan anak semata wayangnya yang sedang sakit. Shilla tetap menggeleng. Kedua sudut bibirnya naik membentuk senyuman untuk menenangkan kekhawatiran yang dianggapnya berlebihan itu. "Shilla b