Bab 21. Kesal Bayu

1147 Kata

Harja semakin heran, dan bu Cokro semakin puas dan senang melihat reaksi mantan suami Nindya itu. “Nindya itu menginap di sana dan nggak pulang-pulang, Pak Harja. Hm … kata anak-anaknya pulangnya sebulan sekali.” “Ha?” Harja menoleh ke arah rumah yang dihuni Nindya dan anak-anaknya sekali lagi, seolah tidak percaya. Sepengetahuannya, Nindya perempuan yang pasrah, dan tidak memiliki hasrat untuk mencari uang. Dia pun bertanya, “Ibu tahu rumahnya di mana?” “Wah, kalo itu saya nggak tahu, Pak. Nindya juga nggak cerita … saya juga lupa tanya.” Harja mendengus kesal dan menggeram. Bu Cokro berubah fokus ke mobil Harja yang lebih baru dari mobil yang pernah dia lihat sebelumnya. “Wah, sukses ya, Pak Harja. Sekarang, mobilnya ganti lagi. Yang ini harganya berapa, Pak?” Harja jengah ditanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN