Nindya disambut dengan hangat ketiga anaknya, mereka berempat berpelukan sekaligus, sehingga Nindya tidak dapat menahan perasaan harunya, menangis karena kerinduan yang amat dalam. Matanya terbelalak melihat keadaan rumah yang sangat rapi dan bersih.
“Ya ampun, bersihnya rumah ini.” Nindya berdecak kagum, dia juga terkejut melihat penataan yang sedikit berubah namun tetap rapi dan suasana yang agak berbeda.
“Iya, Ma. Kita bagi tugas, aku beresin kamar mandi dan ruang tamu, Citra bagian dapur dan Cakra cabut rumput di depan,” jelas Bayu. Nindya langsung menoleh ke arah Cakra dan memeluknya hangat. Cakra pun membalas pelukannya erat seolah tidak mau melepaskannya.
Citra seperti melupakan sesuatu dan dia buru-buru masuk ke dalam dapur. Tak lama kemudian dia muncul dengan minuman hangat dan
