Kondisi tubuh begitu panas, tidak hanya itu ia cukup haus. Belva tidak tahu obat apa yang dimasukan ke dalam minumannya tetapi ia yakin jika itu adalah obat perangsang. Dia bergerak terlalu cepat, dengan sisa kekuatan yang ada. Pria itu berteriak karena dipukul. Saat ini, pintu kamar tiba-tiba ditendang terbuka. Dengan sisa kesadarannya, Belva memusatkan perhatian pada beberapa orang yang tiba-tiba datang. Rizan menatap Belva, dengan tatapan penuh kemarahan. “Nona …” Rizan memekik. "Aku dibius." “Maaf, seharusnya saya tidak membiarkan Anda sendiri.” Tubuh yang setengah oleng, dibantu oleh Rizan untuk berdiri. “Nona harus ke rumah sakit secepatnya,” tegas Rizan. Sesaat dia melihat sekitarnya, beberapa anak buah yang dikirimkan Xavier. “Bereskan semuanya,” tegas Rizan kemudian mengang