"Anora?" panggil Tania yang nampak terkejut dengan sosok yang ada di depan rumahnya kini, baru beberapa menit lalu ia berniat menghubungi Anora setelah membaca apa yang sedang viral di komunitas menulis yakni KBM. Tania yang masih mematung semakin terkejut dengan apa yang dilihatnya di belakang Anora. Tania ingat sekali lelaki pujaan para perempuan saat ia dan Anora masih SMA, dan juga Tania ingat sekali apa yang terjadi pada Anora paska lelaki b******k di belakang Anora itu selingkuh dari Anora. "Lo ngapain bawa tuh laki?" kata Tania tak suka melihat Andre yang tersenyum menyapanya namun seketika senyumnya sirna mendengar apa yang Tania ucapkan barusan.
"Dia ngikutin gue sampek sini."jawab Anora malas. Ia bingung harus bersikap seperti apa, karena jujur saja ciumannya di mobil bersama Andre tadi benar-benar membungkamnya dan membuatnya salah tingkah hingga kini.
"Trus lo biarin dia gitu aja ngikutin lo?" tanya Tania lagi dengan heran. "Kok kayak bukan lo, Ra?" imbuhnya protes
"Gue gak bisa nolak karena dia juga nyelametin gue..."
"Nyelametin maksudnya?" tanyanya heran.
"Ngobrolnya di dalam aja bisa gak? Gue haus banget nih..." kata Andre seraya memegang tenggorokannya. Tania mengerutkan kening mendengarnya.
"Sorry, tapi pintu rumah gue tertutup buat lo..."
"Kalo lo nutup pintu hati lo buat gue sih gue tahu, Tan, tapi jangan rumah deh, sumpah gue haus banget, minta minumnya donk..." rengek Andre memohon tanpa rasa bersalah sama sekali karena mengingatkan Tania pada kejadian paling ingin dilupakannya sampai akhir jaman kalau ia hidup selama itu.
"Lo tetep aja ya gak berubah!" kata Tania geram, sedang Andre hanya meringis. Tania malu sekaligus kesal dengan apa yang baru saja Andre katakan. Tania kesal karena Andre mengingatkannya pada masa lalunya yakni ketika dia menyatakan cintanya kepada Andre tapi ditokak oleh Andre karena Andre terus terang suka sama Anora. Tania merasa malu karena takut Anora mengira dia masih memiliki rasa pada Andre padahal ia sudah mati rasa pada Andre, apalagi ia mengetahui kalau Andre pernah menyelingkuhi Anora dengan Sandra, sahabatnya dan juga sahabat Anora sekaligus.
Mau tak mau ia membukakan pintu rumahnya karena Anora nampak sangak lelah di matanya, meski sejujurnya ia malas jika Andre harus ikut masuk juga.
"Nih!" kata Tania sembari menyodorkan satu gelas air putih di hadapan Andre dengan wajah juteknya. Andre melongo menatap gelas itu. "Kenapa? gak mau? mau yang seger-seger? gak ada di rumah gue! adanya cuma air putih segalon! minum aja sepuasnya!" kata Tania. Mata Andre berbinar mendengarnya yang membuat Tania merasa heran lagi. Diraihnya satu gelas berisi air putih itu dan langsung diteguknya hingga tandas,. Buru-buru Andre berdiri...
"Sebelah mana galonnya?" tanya Andre, Tania melongo mendengar pertanyaan Andre.
"Dapur lah, masak di sini?!" jawab Tania jutek. Buru-buru Andre berjalan ke dapur setelah mengucapkan kata permisi. Anora dan Tania yang bertanya-tanya mengekor Andre di belakang lalu mendapati Andre meneguk air putih beberapa gelas dalam tempo yang singkat.
"Lo kayak gak minum setahun!" ejek Tania
"Gue nerveous!" jawab Andre sembari masih minum air putih.
"Kenapa nerveous?" tanya Tania penasaran. Sedikit banyak Tania dan Anora memang tahu sikap dan sifat Andre yang unik, salah satunya ya ini, ketika dia nerveous, dia akan minum air sampai puas bahkan pernah sampai bersendawa.
Andre menghela napas lega ketika baru saja ia bersendawa yang membuat Tania semakin yakin akan dugaannya bahwa telah terjadi sesuatu dengan Anora dan Andre. Tania lalu melirik Anora dengan tatapan tajam yang menyidik sekali.
"Kenapa?" tanya Anora.
"Kalian habis ngapain?" tanya balik Tania.
"Habis ngapain emang gue?" tanya Anora sembari berbalik dan berjalan menjauh dari Tania sebelum gadis itu menyerocokinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang lainnya.
"Lo habis ngapaian Anora, Ndre?" tanya Tania yang membuat Andre terbatuk-batuk dan Anora berhenti lalu menoleh cepat ke arah Andre. Anora memberi isyarat Andre dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, berharap ia tak buka mulut dengan kejadian di dalam mobil.
"Gue... hmmmm..."
"Apaan ?" tanya Tania semakin penasaran.
"Apaan, ya?" Andre masih mengerjain Tania yang semakin bertambah kesal. "Anak kecil gak usah pengen tahu!" seru Andre seraya menyapu kasar rambut Tania dengan gemas sembari berjalan menuju pintu. "Thank you Tan untuk air putihnya, gue pamit pulang ya dan salam buat Mama tercinta!"
"Mama gue bukan mama lo!"
"Ya kan pernah nikah meski sebulan sama bokap gue!" Anora yang mendengarkannya melongo dan heran.
"Ah! resek deh lo!" seru Tania seraya melemparkan bantal kursi ke wajah Andre!"
"Titip calon bini gue ya, tan! ntar kalo dah sah gue jemput bini gue! Bye!" kata Andre lagi seraya nyelenong pergi meninggalkan Anora dan Tania yang melongo melihat sikap Andre.
"Lo balikan sama dia?" tanya Tania to the point. Anora menatap Tania malas, lalu menghempaskan begitu saja tubuhnya di atas kursi empuk Tania. "eh, beneran lo mo nikah sama Andre?" tanya Tania tak sabar ingin tahu.
"Please deh Tan, masa iddah gue aja belum kelar..." kata Anora.
"Tapi lo emang mau nikah sama si Andre? Tukang playboy gitu?" Tania masih mendesak dan masih penasaran hingga ia tak peduli sama sekali tatapan malas Anora yang sungguh tak ingin membahas apapun mengenai Andre.
"Apaan sih! omongan ngaco dipercaya!" seru Anora yang mulai kesal seraya menipuk wajah Tania dengan bantal kursi. "Apa maksud Bokap Andre dan Nyokap lo nikah tadi?" tanya balik Anora. "Lo gak pernah cerita apa-apa ke gue Tan soal itu..." Tania memalingkan wajahnya malas, tak ingin menjawab pertanyaan Anora karena ia malu. "Apa yang lo sembunyiin dari gue?" selidik Anora. Ia semakin yakin sahabatnya itu menyimpan sesuatu. "Jangan-jangan Andre nolak lo gegara lo dianggep adiknya?" tebak Anora yang membuat Tania menoleh dan menatap heran. "Benar kayaknya tebakan gue!" seru Anora jahil.
"Sudah ah! jangan bahas! Males gue!" seru Tania yang kesal.
"Gimana kabar Aji?"
"Tahu!"
"Loh... loh... bukannya kalian nikah bulan depan?"
"Nyokap gue yang gue suruh nikah sama Aji! gue ogah!"
"Ha ha ha ha! gila lo!"
"Lah emang! Nyokap gue selalu bilang "Andai gue masih muda, gue yang bakalan nikah sama Aji dari pada ngasih ke anak gadis yang bodoh gak bisa lihat cinta tulus cowok..."
"Apa? ha ha ha ha!" Anora semakin tergelak mendengar lelucon Tania.
"Gue ngomong beneran lagi gak ketawa! lo kok ketawa sampek segitunya sih?" seru Tania kesal...
"Oke oke sorry, habis nyokap lo gak berubah tetep nyentrik dan unik gitu..." kata Anora.
"eh! nyokap gue tuh! gak sopan!"
"Ntar gue minta maaf, tapi ntar kalo lebaran...!"
"Dasar resek!" seru Tania seraya menimpuk wajah Anora dengan bantal.
"By the way, gue numpang nginep di rumah lo sementara ya, Tan?" pinta Anora ragu..
"Tumben lo! biasanya lo gak mau nginep-nginep gitu?"
"Darurat, Tan!"
"Gue mau tanya, kenapa lo nulis buku diary lo kayak gitu?"
"Entahlah, kerasukan setan kalee gue!" jawab Anora yang juga kesal.
"Ra... apa gak sebaiknya lo klarifikasi aja tulisan lo?"
"Maksud lo dengan ngebeberin kejadian rumah tangga gue yang sebenarnya ke publik?" tanya Anora memperjelas dan Tania mengangguk ragu. "Ya itu sama aja dengan buka aib rumah tangga gue yang udah kandas, Tan!"kata Anora.
"Trus lo mau apa sekarang? Udah viral loh!"
"Entahlah, ujian gue berat banget Tan..." seru Anora lemas.