Bab 10

1176 Kata
Kelly duduk di samping Eden yang masih setia memejamkan mata. Orang lemah seperti manusia, lahir kembali sebagai siluman adalah hal konyol yang pernah di temui. Dan status yang katanya adalah pemburu siluman membuatnya ragu. Mana ada pembunuh siluman takut dengan darah? Dan sekarang dia berada di dalam tubuh yang rentan luka. Kelly mengambil nafas panjang, tangannya bergerak menyentuh kening Eden. Cahaya biru yang tak begitu menyilaukan terlihat jelas. Dahi Eden berkerut merasakan pusing luar biasa. Perlahan tapi pasti, mata itu terbuka dengan lebar. Tangan Eden langsung menepis kasar telapak tangan Kelly yang dengan lancang menyentuh dahinya. “Apa yang kau lakukan?” Gadis itu mengelus sayang tangannya. “Aku sedang membantumu, kau malah bertindak kurang ajar.” Eden meraba luka yang ada di kepalanya, dan ternyata luka itu sudah sembuh. Kelly tersenyum puas. “Luka itu sudah hilang, dan berterimakasihlah padaku karena kau tak akan takut dengan darah lagi.” Kelly hendak bangkit, tapi di cegah oleh Eden.. “Sebenarnya, kita mau kemana?” Ia penasaran dengan rencana gadis itu. “Ke sumur kematian untuk mengembalikan jiwamu.” Semua patut di coba, untuk mengembalikan keadaan seperti sedia kala. “Ayahku tahu caranya agar kau bisa kembali menjadi manusia.” Ia merogoh sesuatu di balik bajunya. “Apa ini?” seru Eden tak mengerti dengan sampul buku berwarana pink yang terlihat aneh. “Baca. Kau membutuhkannya.” Kelly melempar buku itu begitu saja, dan terjatuh di depan pria itu. Eden langsung membuka buku itu untuk dibaca dengan seksama. Ia merasa tak masuk akal dengan beberapa cara tersebut, tapi apa salahnya jika di coba. “Kita lanjutkan perjalanan sekarang.” Kelly mengangguk setuju. Mereka berdua pun melanjutkan perjalanannya menuju ke sumur kematian. Eden tak lagi mengeluh seperti sebelumnya lantaran tubuh yang diami sedikit membaik. ‘Aku harus segera kembali ke tubuhku.’ Disini, Eden tidak tahu jika tubuhnya sudah melebur karena kutukan dari siluman pohon tua adalah kutukan pelebur raga. Dimana raga akan hancur, sementara jiwanya melalang buana tanpa arah. Kasus Louis sangat beruntung sebab jiwanya masuk ke dalam tubuh Eden. Tidak lama mereka berjalan, terdapat gerbang menjulang tinggi yang tak terawat. Keduanya berhenti, saling pandang satu sama lain. “Apakah kau yakin, ini tempat sumur kematian itu?” Eden merasa kalau mereka telah tersesat. “Tentu saja, aku pernah datang kemari.” Kelly membuka gerbang itu, tapi tiba-tiba cahaya leser dari arah berlawanan menyerang dirinya. “Oh s**t!” teriak gadis itu sambil menghindar. Eden juga ikut mundur beberapa langkah ke samping menatap lurus ke arah pohon besar tua. Terlihat jelas seorang pria dengan tubuh kurus, ramping layaknya seorang wanita. ‘Siluman tengkorak,’ batin Eden. Ia pernah melawan siluman itu, tapi bukan jenis kelamin pria, melainkan wanita. Siluman yang tergolong sangat kejam itu mampu membunuh musuhnya dalam sekali tebasan. “Kenapa masuk ke dalam wilayahku?” Pria itu turun dengan anggung-menatap lapar ke arah Eden yang bergidik ngeri. “Bisakah aku masuk bersama temanku?” Kelly tersenyum manis, berharap pria itu mau menuruti keinginanya. Dia terbang dengan jubahnya berwarna hitam, rambut yang panjang menjuntai lurus sepinggang. Jika tidak dilihat seksama, dia terlihat persis seorang wanita. “Siapa namamu?” Dia menjilati bibirnya s*****l, menatap penuh minat ke arah Eden. Inilah yang ia benci dari siluman tengkorak, suka bertindak binal layaknya kurang belaian, dan ternyata semua siluman tengkorak seperti itu. “Sega..., kenapa kau mengabaikanku?” Kelly kesal karena pria bernama Sega itu tak mau menatapnya. “Apakah dia yang akan masuk ke dalam sumur kematian?” Sega mengelilingi tubuh Eden yang masih berdiri. “Aku merasa, semuanya tak ada gunanya.” Eden menoleh sengit dengan tatapan tajam, Sega mundur beberapa langkah. “Jiwamu sudah selaras dengan tubuh itu, kau tak bisa keluar dari tubuh itu meskipun mencoba ratusan kali masuk ke dalam sumur kematian.” Sega tak berbohong dengan semua perkataannya yang terucap barusan. “Omong kosong!” sentak Eden murka mendengar hal itu. Jika ia tak bisa kembali menjadi manusia, bagaimana dengan asosiasi pemburu siluman tanpa dirinya? Dan James, pria itu pasti juga kebingungan. “Coba saja. Kau bisa membunuhku jika aku berbohong.” Sega mantap dengan ucapannya, sedangkan Kelly menggigit bibirnya cemas. “Dimana letak sumur itu?” Eden berjalan masuk melewati gerbang, ketika langkah kakinya mulai bergerak, sumur kematian terlihat di depan mata. Tak mau menunggu waktu, ia langsung terjun tanpa arahan dari Sega. “Bodoh! Kenapa dia langsung terjun saja?” Sega berjalan menuju sumur, begitu pula dengan Kelly. “Apakah dia akan baik-baik saja?” Kelly takut jika terjadi sesuatu dengan Eden. “Jadi, semua perkataanmu benar, sumur ini tak bisa memisahkan jiwanya.” Sega menggeleng pelan. “Jiwanya sudah selaras dengan raga. Kecuali kematian, dia tak akan kembali ke tubuhnya. Asal tubuh yang diinginkan masih ada, semuanya bisa seperti sedia kala.” “Apakah aku harus membunuhnya?” Kelly masih bingung dengan perkatan rumit dari Sega. Pria itu menggeleng, “Meskipun dia lemah, tapi dia tak bisa di bunuh dengan mudah.” Kelly lega setelah mendengar ucapan Sega. Itu artinya Eden masih memiliki banyak nyawa. Tak lama setelah mereka diam, tubuh Eden terpental keluar, dan jatuh ke tanah lumayan keras. “Sial! Kenapa ini tak berhasil?” Ia bangkit kembali, dan masuk ke dalam sumur. Mereka berdua yang menjadi penonton hanya saling pandang satu sama lain. “Kenapa dia terpental?” Kelly ingin tahu dengan isi dalam sumur itu. Sega tersenyum lembut. “Rahasia alam, anak kecil tak boleh tahu.” Sega tak akan pernah membocorkan apa yang ada di dalam sumur kematian, karena sang dewa sudah mengutusnya untuk merahasiakan sampai sumur itu benar-benar hancur. Sekali lagi, tubuh Eden terpental keluar sumur, hingga itu terjadi berulang kali. Kelly merasa usaha pria itu sia-sia, “Kau tak perlu berusaha keras, Eden. Kita bisa mencari alternatif lain.” Namun, Eden tetap keras kepala, dan hendak melompat lagi. ‘Sial, jika kau tak mau menerimaku. Lebih baik kau hancur saja,’ batin Eden kesal karena mengingat sumur yang gelap tanpa dasar itu malah melemparnya kembali ke luar dengan akar yang bergerak-gerak. Belum sempat Eden masuk kembali, sumur itu mengeluarkan api yang lumayan besar. Wush Boom Api itu keluar di campur dengan ledakan yang sangat keras. Eden dan yang lain menjauh seketika. Mereka menatap api yang terus membakar sumur kematian. Para jiwa yang berada di sumur itu keluar dengan sendirinya seakan terbebas dari belenggu. Sega tersenyum karena tugasnya sudah selesai, ia pun perlahan mulai menghilang. “Terimakasih sudah menghilangkan kutukan itu. Kau adalah siluman terpilih. Nikmati takdirmu.” Perlahan tapi pasti, tubuh Sega lenyap, dan kedua siluman yang masih berdiri dengan tatapan tak percaya hanya terbengong saja. Eden merasa di permainkan oleh Kelly karena sumur kematian itu hanya omong kosong belaka. “Kenapa sumur itu malah hancur?” Ia mengepalkan tangannya kuat, berbalik arah menatap Kelly yang masih berdiam diri. “Katakan! Apakah kau membohongiku?” Saat ini, pandangan mata Eden yang sangat tajam membuat bulu kuduk Kelly meremang, dan tubuhnya menggigil ketakutan. Dia bukan Eden yang biasa di anggap sebagai kawan, tapi bisa menjadi lawan yang menakutkan. ‘Sial,’ batinnya merasa terpojok. Bersambung Usaha Louis untuk kembali menjadi manusia sudah di mulai.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN