Tiga Belas

1224 Kata
Purnama bertengger di atas langit. Cahayanya menembus pekatnya malam. Juga menembus ruangan yang di penuhi kegelapan. Menerpa sosok manusia yang memiliki takdir berbeda dari yang lain. Ia bangkit. Terbangun oleh cahaya yang mengilaukan matanya. Ia duduk di tepi pembaringannya yang terbuat dari batu bercahaya biru. Ia menjulurkan tangannya. Hanya dengan satu jari telunjuk. Sosok yang tadinya meringkuk mendekat ke arahnya. Tanpa ampun ia langsung mengigit lehernya. Sosok yang tadinya tertidur menjerit. "Agh, lain kali pakai cara yang sopan," ucapnya sambil menahan sakit meski gigitannya dilepas. "Ini sopan. Kalau tidak kau sudah mati." "Dasar kau. Sudah kubilang aku ini teman ayahmu. Jadi lebih lembut kek ngisapnya." "Kau mengenalku?" Adam bereaksi. "Astaga. Kau ini benar-benar amnesia ya Dam!" teriaknya kesal.   *** Mobil Pajero berwarna putih mereka parkir dekat kebun teh. Empat orang yang tadi mengendarainya sudah turun. "Menurut informasi. Di sinilah siswa yang di culik itu menghilang," terang Brian. "Setelah kutelusuri melalui maps. Di daerah sana ada villa yang sudah ditinggalkan pemiliknya. Konon tempat itu angker," ucap Frans. "Apakah mungkin Adam juga di sana?" tanya Elena. "Kemungkinannya besar nyonya. Mungkin bagi manusia biasa tempat itu berhantu. Karena kata penduduk sekitar walaupun rumah itu tidak di huni, terlihat tetep terawat seolah-seolah ada orang yang merawatnya. Bahkan kadang ada suara gaduh. Kadang juga ada penampakan hantu mata merah. Kisah lainnya menyebutkan. Siapa saja yang tersesat masuk ke lingkungan rumah itu tidak akan pernah kembali. Dan yang lebih meyakinkan lagi bahwa di sana markas vampire. Ada penduduk yang selamat dari rumah itu, ia kembali dengan wajah pucat dan kekurangan banyak darah hingga esoknya meninggal," terang Samuel. Info itu sudah cukup membuktikan adanya sekumpulan vampire yang terorganisir dan dalam jumlah tidak sedikit di tempat tersebut. "Kalau begitu kita tunggu apa lagi. Ayo kita serang." Elena melangkah. "Tidak nyonya. Kita berempat tidak akan melakukan itu," sahut Brian. "Apa? Jadi untuk apa kita ke sini?" teriak Elena. Ia sudah tidak bisa menahan diri lagi. "Kita tidak akan mampu melawan mereka saat ini. Kita sudah lama menghilang dari dunia vampire. Kekuatan kita tidak terlatih. Sedangkan mereka para bangsawan yang masih eksis dengan aturan mereka. Salah langkah. Kita malah akan kehilangan peluang untuk mendapatkan Adam kembali," terang Samuel dengan wajah sayu yang sulit untuk di artikan. "Lalu untuk apa kita ke sini?" tanya Elena dengan raut wajah menahan amarah. "Kita akan bertamu. Karena jika aku tidak salah. Pemimpin mereka masih kerabat kita." Samuel berjalan melintasi perkebunan. Diikuti Elena dan yang lain. "Bagaimana kau yakin? Bagaimana jika itu vampir lain. Sekte sesat misalnya," ucap Elena. Samuel terdiam. "Itu karena pemilik villa tersebut adalah dokter Toni. Istrinya adalah vampir bangsawan adik dari raja kaum bangsawan yang memimpin kini. Sejak tuan Druf tidur. Dunia vampir telah berubah. Kita yang terlalu fokus bagaimana membuat Adam menjadi manusia normal membuat kita lalai," terang Brian. "Tapi kenapa harus Adam. Apa karena dia putra Druf?" tanya Elena dengan suara bergetar. Ia masih belum menerima kenyataan mereka membawa anaknya pergi. "Bukan nyonya. Itu karena tuan Adam terlahir memenuhi ramalan dunia vampir yang sudah diramalkan ribuan tahun lamanya." Kini Frans yang menjelaskan. Tepat ketika ucapan terakhir Frans, mereka sudah berdiri di depan pintu gerbang villa. Keempat orang terdiam. Tanpa sepatah kata Samuel mendorong pintu hingga terdengar bunyi engsel pintu yang berderit. Pertama kali mereka masuk pemandangan indah villa langsung menyambut mereka. Taman bunga dan dedaunan hijau memanjakan siapapun yang memandangnya. Tapi Elena tidak bisa menikmati semua itu. Ia masih memiliki sebuah pertanyaan. "Frans, bisa kau jelaskan padaku. Bagaimana mereka yakin kalau vampir yang diramalkan itu adalah putraku?" tanya Elena di dekat Frans. "Tuan Adam lahir pada malam jum'at. Saat gerhana bulan total. Dan kondisi bumi berada pada titik terjauh dari matahari. Dan juga posisi bumi berbanding lurus dengan planet lain. Kejadian itu hanya terjadi tiga kali selama bumi ini tercipta. Dan bayi yang lahir pada malam itu hanya tuan Adam," Ucap Frans. "Mustahil. Bukankah bukan hanya aku yang lahir di dunia ini," desis Elena. "Tentu saja nyonya. Karena itulah saya sudah mencari informasi kelahiran bayi di malam itu. Dan data yang kuperoleh ada sembilan puluh sembilan bayi hebat yang lahir." Frans terdiam. "Mereka semua mati secara misterius." "Lalu Adam?" tanya Elena tak mengerti. Jika semua di data mati. Bukankah berarti Adam termasuk di dalamnya. Samuel tiba-tiba berhenti. Ia menatap Elena. "Malam itu__" Kini Samuel yang menceritakannya. Samuel tidak bisa membawa Elena ke ruang persalinan di sebuah rumah sakit terbaik. Karena hawatir persalinannya akan menimbulkan masalah dan kecurigaan manusia. Kondisi tersebut membuat Samuel bingung tidak tahu harus berbuat apa. Yang paling penting turunan tuan Druf. Ia harus hidup. Akhirnya Samuel memilih proses persalinan Elena dilakukan di rumah. Selain aman, data kelahiran bayi bisa dirahasiakan. "Bagaimana?" tanya Samuel pada seorang dokter kehamilan kenalannya yang ia panggil untuk membantu.. "Kondisi nyonya melemah," ucapnya sambil menatap Elena yang mengerang kesakitan. "Waktu kita tidak banyak. Kita caesar saja. Agar dua-duanya selamat." Putus Samuel. Vanessa langsung menyetujui. Tanpa menunggu lama ia langsung menyiapkan peralatan operasi yang dibawanya. "Gawat Samuel. Kita tidak bisa melakukannya berdua. Kita butuh satu tenaga lagi." Teriak Vanessa. "Kau gila. Aku tidak bisa melakukannya," sahut Samuel. "Astaga. Bayi itu sudah meninggal." Vanessa terkejut. Baik Vanessa maupun Samuel. Wajah mereka terlihat pucat pasi. Vampir maupun manusia mereka memiliki detak jantung dan selalu dilahirkan ke dunia ini dengan normal. Apakah bayi tuan Druf meninggal. Mustahil. Bersamaan dengan itu tiba-tiba. Alat-alat medis di ruangan itu bergeser. Terjadi guncangan sedang yang lumayan membuat seluruh benda di ruang operasi itu bergeser atau jatuh. BRAK. “Bumi sedang sejajar sebentar lagi guncangan ini mereda. Dan benar. Tak lama setelah itu situasi kembali normal. Samuel langsung membantu merapikan semua benda.” Samuel termenung sejenak. "Apa bulan sedang gerhana? " Tanyanya. Vanessa mengangguk. Keduanya saling bertatapan. "Aaachhhh," teriakan Elena mengejutkan keduanya. Wajahnya terlihat sangat pucat. Samuel segera memeriksa darahnya. Anehnya tensi darahnya menurun secara cepat. "Operasi sekarang." Perintahnya. Vanessa langsung mentransfusi darah ke Elena. Dan Frans mensterilkan alat. Situasi begitu genting. Mereka tidak mau kehilangan Elena. Dan ketika mereka berhasil mengangkat sang bayi. "Oek.Oek.Oek." Tangisannya memenuhi ruangan. "Astaga. Bagaimana bayi itu hidup kembali." Ia segera membawa sang bayi. Sementara Samuel menyelesaikan tugasnya sampai selesai. “Bagaimana kondisi bayi itu?" tanya Samuel. . "Dia sehat," jawab Vanessa. Namun Samuel bisa melihat sesuatu yang disembunyikan di matanya. "Sepertinya kau enyembunyikan sesuatu, katakan saja. Kau bisa percaya padaku. Jangan takut." Ucap Samuel menggenggam tangan Vanessa. Ia tahu hanya dengan cara itu dokter itu akan bicara. "Bayinya terlalu banyak meminum darah ibunya. Harusnya itu ketuban. Tapi ini darah. Dan anehnya lagi. Ia tidak apa-apa. Sehat." ucap Vanessa. Samuel menghela napas. Ia mengingat ramalan yang sudah ia dengar turun temurun. Dari ayah ke ayahnya terus begitu hingga sampai padanya. Akan lahir anak yang sejak lahir bisa bangkit dari kematiannya. Ia di berkahi darah ibunya. Dan restu alam dengan kehormatan matahari dan bulan (gerhana total). Jika dia berada di pihak kebenaran dunia ini akan aman. Namun jika di pihak kebatilan dunia akan kiamat. Kekuatannya bisa saja dimanfaatkan banyak orang. Dia Sang Godness, God of Kindnes. "Anda bisa merahasiakan ini kan?" tanya Samuel. Sepertinya wanita itu sulit dipercaya dan bisa membahayakan bayi turunan Druf kelak.             Vanessa mengangguk, namun Samuel tak percaya. Ia mencekik Vanessa begitu ada kesempatan. Setelah menempatkan Elena diruangan husus karena sesuai prediksi Elena berubah menjadi vampir. Samuel membakar mayat Vanessa. Sejak saat itu Samuel merawat bayinya sendirian sampai Brian dan Frans menemukan mereka. Adam disusu menggunakan s**u formula. karena bayi itu menolak meminum darah. Dan tumbuh layaknya manusia.      
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN