"Nayla... Apakah aku boleh bertanya satu hal padamu?" ucap Anggara. Tanpa melirik ke arah Nayla. Pandangan matanya tertuju atap langit kamarnya. Wajahnya begitu gugup, dia benci adanya. Tetapi ia penasaran dengannya. Anggara merasa bingung, apa yang harus dia lakukan, saya dia butuh, dirinya sleman nomor satu dan baik padanya. Tetapi, saat dekat. Mereka tidak bisa akur sama sekali. "Nah... Kamu tidur?" tanya Anggara, mencoba melirik ke samping. Anggara menghela napasnya. Tersenyum tipis melihat Nayla yang sudah berbaring, memeluk tubuhnya sendiri. Sepertinya dia kedinginan? Anggara, beranjak dari ranjang nya. Dia segera mengambilkan selimut tebal di dalam lemari. Berjalan menekankan langkahnya. Dia sengaja meringankan kakinya agar Nayla tidak terganggu dengannya. Dan, membuat tidurnya