23 - The Unseen

1509 Kata
            Selena mulai bermimpi dan ia mengernyit heran. Tempat yang ia mimpikan bukanlah lembah misterius yang selalu hadir di mimpinya. Tepian hutan yang dibatasi oleh sungai kecil yang tenang. Tidak ada arus air sedikitpun hingga membuat Selena bisa bercermin di sana. Ia lebih terkejut saat melihat dirinya tidak berperan sebagai Theresa lagi melainkan dirinya sendiri.             Pantulan dirinya berubah menjadi tidak beraturan karena titik-titik air hujan membuat sungai itu menjadi tidak tenang kembali. Selena memandang ke langit dan ia yakin kalau tempatnya berdiri saat ini memang bukan lembah itu. Jika di dalam lembah, Selena tidak bisa melihat langit sedikitpun dan semuanya tertutupi oleh pepohonan. Tapi, kali ini ia bisa melihat awan mendung dan hujan gerimis membasahi tubuhnya.             Selena memutar tubuhnya memandang sekeliling yang sangat asing. Ia tidak mengenali tempat itu sama sekali. Putaran tubuhnya kembali ke asal dan Selena memandang ke seberang sungai.             DEG !             Selena terkejut saat melihat seseorang berdiri di tempat yang tidak ada orang beberapa detik lalu. Hanya perlu sedetik bagi Selena untuk mencerna pemandangan di depannya karena teriakannya sudah membahana di hutan sepi itu hingga mungkin akan menerbangkan burung-burung yang sedang berteduh dari gerimis jika mereka ada.             Selena memandang ngeri pada seorang pria yang memakai pakaian compang-camping dan hangus dimana-mana. Kulit pria itu memerah seperti terbakar parah dan separuh rambutnya telah hilang hingga menyisakan beberapa helai saja dengan kulit kepala yang juga memerah terluka. Selena tidak sanggup memandang wajah yang berdarah itu. Nampaknya luka bakar yang dialami si pria sangat mengerikan hingga matanya sudah tidak ada dan hanya menyisakan air mata darah mengalir tanpa henti. Bibirnya pun sudah tak berbentuk lagi dan bergetar karena menahan perih.             Pria itu tidak mengatakan apa-apa dan hanya berdiri memandang Selena yang ketakutan. Gadis itu memalingkan pandangannya sejak melihat lelaki itu. Ia akhirnya berusaha mencuri-curi pandang ke arah si pria.             Lelaki itu bergeming sedikit dan tangan kanannya tiba-tiba terjatuh lunglai lepas dari tubuhnya hingga membuat Selena menjerit kembali. Gadis itu berteriak kuat sekali hingga ia terbangun.             Selena membuka matanya dan napasnya memburu kuat. Jantungnya masih berdegup keras dan ia masih bisa mengingat pria mengerikan itu. Tubuh Selena masih terbujur di ranjang dan ia terlihat sangat tegang.             TOK ! TOK ! TOK !             Ketukan pintu membuat Selena terkejut dan ia tersentak seketika. Gadis itu memandang pintu dari kegelapan kamar. Ia mengusap wajahnya sesaat sebelum menghela napas dan bersyukur bahwa itu hanya mimpi saja.             Selena bangkit dan ia membuka pintu kamar. Ian dan Warren berdiri menatapnya dengan wajah khawatir. Selena mengernyit melihat mereka berdua. “Ada apa Sel ??? Apa yang terjadi ??? Kau berteriak keras sekali.” tanya Ian cepat. “Aku hanya mimpi buruk... maaf, membuat kalian terbangun...” senyum Selena lemah dan ia menyandarkan diri di pintu. “Apa yang kau lakukan di kamar Grissham ?” tanya Warren tiba-tiba hingga membuat kedua orang itu memandangnya. “Ah, aku tadi melihat keadaannya dan tidak sadar sampai tertidur di sini... dia pasti terkejut aku berteriak kuat sekali.” kata Selena dan ia berbalik memandang ranjang.             DEG !             Tidak ada siapa-siapa ! Mata Selena membelalak dan ia memandang sekeliling ruangan. Grissham tidak ada di kamar itu ! “Grissham ??? Kemana dia ??? Tadi dia tidur di sampingku...” gumam Selena bingung. “Kau yakin dia bersamamu dari tadi ? Siapa tahu dia di toilet.” timpal Ian dan ia memandang pintu toilet di sebelahnya.             Ian mengetuk pintu kamar mandi itu dan tidak ada jawaban sama sekali. Lelaki itu bahkan memanggil namanya berkali-kali. Tapi, tetap saja tidak ada sahutan hingga Ian langsung memutar kenopnya. Lelaki itu melongokkan kepala ke dalam kamar mandi dan tidak menemukan siapapun di sana. “Dia tidak ada di sini.” kata Ian sambil menutup pintu kamar mandi kembali. “Mungkin dia haus ?” tebak Warren. Selena tidak menjawab dan langsung berjalan cepat melewati mereka berdua.             Ia hampir berlari menuruni tangga untuk mencari Grissham. Ian dan Warren mengikutinya dengan bingung. “Sel ? Ada apa ? Grissham bukan anak kecil lagi. Kenapa kau harus repot-repot mencarinya ?” heran Ian. “Dia sedang tidak sehat dan dari tadi tingkahnya aneh sekali... aku khawatir padanya...” jawab Selena dan ia membuka pintu ruang makan.             Tidak ada siapapun juga. Selena bahkan melongok ke dapur dan tidak menemukan Grissham sama sekali. Ia memandang kedua pria itu cepat. “Ian ! Kau 'kan yang biasanya tidur paling larut, apa tadi kau melihat Grissham keluar ?” tanya Selena cepat. Ian menggeleng bingung. “Aku tidak tahu. Kebetulan hari ini aku tidur lebih cepat jadi aku tidak tahu apa yang terjadi.” jawab Ian. Selena mendecakkan lidahnya dengan gelisah. “Tolong bantu aku mencarinya...” kata Selena sebelum ia berlari meninggalkan dapur itu mencari Grissham.             Mereka bertiga mencari Grissham di dalam rumah itu dan Selena benar-benar cemas. Bagaimana bisa ia tidur begitu pulas hingga tidak tahu Grissham melewatinya dan keluar dari kamar ???             Karena kehebohan yang mereka timbulkan, Isabelle ikut terbangun dan ia keluar dari kamarnya. Ia berpapasan dengan Selena yang melewatinya untuk memeriksa kamar Sir Rudolph Tramonde. “Ada apa ini ??? Kenapa kalian heboh sekali ???” heran Isabelle. Selena hanya meliriknya sesaat sebelum kembali berjalan ke kamar Sir Rudolph. “Grissham menghilang ! Kami sedang mencarinya !” jawab Selena tidak sabaran.             Isabelle menoleh ke arah lain dan Ian melewatinya segera. Lelaki itu mengikuti Selena dan ekspresi wajahnya juga terlihat panik. Isabelle tanpa berkata apa-apa langsung ikut mencari Grissham di rumah itu.             Mereka tidak berhasil menemukan Grissham di rumah dan Warren langsung membuka pintu depan. Ia berusaha melihat ke taman untuk melihat sosok orang yang mungkin saja berdiri di sana. “Apa kita harus mencarinya ke hutan ?” Warren memandang mereka dengan tatapan tidak percaya. “Kurasa tidak mungkin dia ke hutan. Sore tadi dia bahkan tidak berani keluar dari kamarnya sama sekali.” kata Selena sambil mengernyit berusaha berpikir. Ia tiba-tiba menoleh pada Isabelle. “Isabelle, bisakah kami melihat ruang CCTV ?” tanya Selena. Isabelle terkejut mendengarnya. “Tidak bisa ! Bukankah aku sudah mengatakan kalian tidak diizinkan masuk ke ruangan itu ??? Biar aku saja yang memeriksanya.” Isabelle terlihat gusar mendengar kata-kata Selena tadi. “Maaf jika aku tidak sopan terhadapmu, Isabelle. Tapi, aku tidak percaya padamu. Grissham mengatakan padaku bahwa kau mengincarnya karena dia mengetahui rahasia besarmu. Bisa saja kau berbohong pada kami mengatakan dia tidak ada di ruang-ruang yang hanya bisa kau masuki, bukan ?” Selena menatap Isabelle tajam hingga membuat wanita itu terkejut. “Untuk apa aku melakukannya ??? Dan rahasia besar apa ??? Aku sama sekali tidak tahu apa yang kau bicarakan !” bantah Isabelle. “Tentu saja kau tidak mengerti. Mana ada pelaku yang menyekap korbannya akan mengatakan dia tahu semuanya ???” tuding Selena. Isabelle langsung terdiam. “Dan lagi, apa ruginya jika kami masuk ke sana ? Kau bilang semua bagian rumah ini telah dipasangi CCTV, jadi kami pun tak bisa bersembunyi di luar jangkauanmu.” lanjut Selena lagi.             Entah kenapa Isabelle melirik Ian dan pria itu tidak memandangnya sama sekali. Ia hanya melipat kedua tangannya di d**a dan memejamkan mata sembari menghela napas panjang. “Selena benar, kau tetap bisa mengamati kami melalui CCTV dan kami hanya perlu memastikan dimana keberadaan Grissham melalui rekaman CCTV.” timpal Warren tiba-tiba. Entah kenapa ia terlihat sangat bersemangat. Mungkin karena akhirnya ia bisa masuk ke ruangan yang satu-satunya tidak pernah mereka masuki. “Baiklah.” Isabelle terlihat pasrah dan ia menuntun mereka kembali naik ke atas menuju ruang CCTV.             Isabelle merongoh sakunya untuk mengambil sebundel kunci dan ia membuka pintu ruangan CCTV. Mereka berempat masuk ke dalam dan ketiga orang itu sibuk memperhatikan semua ruangan yang dipenuhi oleh layar monitor. Ada sekitar 10 monitor dengan layar terbagi 4. Mereka bisa mengetahui rumah itu dipasangi 40 CCTV hingga ketiga orang itu terhenyak cukup lama. Bahkan  kamar mereka dipasangi CCTV dari 4 sisi hingga tidak mungkin ada sisi yang terlewatkan dan CCTV itu dilengkapi oleh sinar infrared yang tetap bisa merekam dalam kegelapan.             Isabelle memilih monitor yang menampilkan kamar Grissham. Ia menekan beberapa tombol dan memundurkan waktunya hingga beberapa jam.             Mereka mulai menyaksikan dari sejak Selena dan Grissham tidur. Gadis itu masih memeluk lengan Selena hingga satu jam kemudian ketika Selena telah tertidur, Grissham tiba-tiba bangkit perlahan dan melompati tubuh Selena yang berada di sampingnya. Ia berjalan menuju pintu kamar dan membukanya. Tidak ada tanda-tanda seperti Grissham ketakutan atau mengendap-endap. Ia terlihat sangat tenang seperti berjalan biasa ke arah pintu.             Ketika Grissham membuka pintu, mereka dapat melihat tidak ada siapapun di koridor. Semua pandangan mereka berpindah ke CCTV yang menyorot koridor kamar mereka semua. Terlihat Grissham melongokkan kepalanya keluar dari kamar seakan memastikan tidak ada siapapun di sana.             Pandangan mereka yang menyaksikan rekaman itu mulai menegang saat melihat rambut Grissham secara tiba-tiba ditarik keluar kamar oleh sesuatu yang tak tampak. Grissham sepertinya menjerit tapi tidak ada yang mendengarnya sama sekali karena koridor itu tetap tenang tanpa ada seorangpun yang datang menolongnya.             Grissham terus ditarik keluar bahkan diseret hingga ke tengah koridor, tepat di depan lukisan Sir Rudolph Tramonde. Gadis itu berontak dan berusaha melepaskan jambakan kuat pada rambutnya tapi tetap saja ia tidak bisa melawan. Selena yang menyaksikan rekaman ini sampai membelalakkan matanya dan menahan napas karena tegang.             Tidak berapa lama, tubuh Grissham seperti terpelanting karena dihantam oleh sesuatu yang masih tidak kelihatan. Gadis itu jatuh terguling-guling dari tangga hingga ke tengah aula. Grissham meringis dan menggeliat kesakitan tapi tetap saja tidak ada yang datang. Semua orang kelihatannya tidur dengan sangat pulas hingga tidak mendengarkan keributan yang terjadi.             Secara mendadak, layar monitor mati selama beberapa detik dan mereka langsung menatap Isabelle.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN