Bab 27. Gengsi

1129 Kata

Menjadi dewasa memang gak mudah, apalagi aku seorang adik yang biasanya dimanja, disayang, dan dituruti oleh kakaknya. Terlihat dewasa mungkin iya, tapi untuk menjadi dewasa di depan Sapta, sepertinya ada gengsi yang terus hidup di dalam diriku untuk itu. Setelah sebulan aku di Salatiga, kini Sapta menjemputku. Bukan tanpa alasan, dia terang-terangnya memintaku untuk pulang ke Jogja dan tinggal dengannya. Semudah itu dia bilang? Aku sendiri sampai saat ini masih belum menyapanya. Jujur aku marah padanya karena membuat keputusan seenaknya. Dia terus menahanku dan meminta ayah bunda supaya menjagaku di sini. Sampai aku gak punya kesempatan untuk kabur kemana-mana. Aku belum bisa teruma atas kesalahannya, Yang pertama, Sapta udah menghajar orang seenaknya tanpa mendengar penjelasan dulu. Ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN