Azzam menggandeng tangan Nadhifa ketika mereka berjalan keluar dari pemakaman. Air mata Nadhifa masih mengalir karena hatinya terasa sesak, ini pertama kalinya dia mengunjungi kedua orangtuanya setelah sekian lama. Azzam menarik Nadhifa ke dalam pelukannya. “Sshh… sudah jangan sedih, Nad. Ikhlasin mereka ya, nanti mereka sedih liat kamu nangis kayak gini.” Nadhifa mengeratkan pelukannya, dia menumpahkan air matanya di d**a Azzam. “Aku kangen sama Ayah dan Ibu, Mas.” “Iya, Mas tahu. Nanti malam, kita sama-sama do’ain mereka ya. Supaya rasa kangennya hilang, siapa tau bisa ketemu di mimpi.” Ucap Azzam berusaha menenangkan Nadhifa. Setelah lima belas menit berdiri di samping mobil sambil berpelukan dan dilihat beberapa orang lewat. Nadhifa akhirnya melepaskan pelukannya, Azzam mengusap