“Yang benar lu? Ih kalau saja gua ada di sana. Huh, sayang banget enggak ikut,” sesal Lila saat Nirina menceritakan kejadian di toilet tadi. Lila kan juga ingin sedikit bermain dengan Aulin. “Iya. Kesempatan bagus kan ya. Lagian dia kok yang mulai. Kalau dia diam enggak ngomong aneh-aneh kan juga gua enggak akan ngomong begitu.” Nirina mengedik acuh. Nirina tidak akan mulai jika tidak ada yang memancing. Aulin memancing emosinya. Apalagi dengan meminta ah memerintah dirinya agar menjauhi Tio. Ya kali, di sini Nirina yang lebih berhak dekat dengan Tio. Kalau mau Nirina yang meminta agar Aulyn menjauhi kekasihnya. Dengan tidak tahu diri Aulin seolah mengklaim kepemilikan Tio. Padahal hanya sebatas mantan yang kebetulan dekat lagi. “Enggak tahu diri banget ya,” cibir Lila. Melirik ke arah