“Gue memang enggak tahu masalah apa yang sedang lo hadapi. Entah seberat apa sampai membuat lo menangis seperti ini. Kalau butuh teman untuk bercerita, jangan sungkan buat hubungi gue. Gue pasti akan sebisa mungkin membantu meringankan,” ucap Regan serius. Mengurungkan Nirina yang sudah menyentuh handle pintu mobil. Gadis itu terdiam, ucapan Regan terdengar sangat tulus. Murni menawarkan tempat untuk berbagi. Nirina merasa bersalah karena sempat berpikir buruk tentang laki-laki itu. Harusnya tidak langsung menilai dari cerita yang masih diawali ‘kayanya’ sebelum membuktikan sendiri kenyataannya. Regan terlihat tulus tanpa niat terselubung. “Gue tahu lo butuh waktu menenangkan diri. Makanya gue mau langsung pulang.” Senyum tersungging di wajah Regan setelah mengucapkannya. Regan paham bet