Tio menegak salivanya sendiri, nafas keduanya terasa semakin panas ditambah dengan aura yang panas di antara mereka berdua. Terdiam saling menatap satu sama lain menahan sesuatu, April yang takut jika Om Tio berbuat sesuatu di luar batas seperti memukul atau semacamnya, sementara Tio menahan sesuatu yang tak ingin ia lakukan sampai gadis itu benar-benar siap ingin melakukannya dan memintanya sendiri. Tapi Tio sadar jika dirinya hanyalah pria normal yang selalu mudah tergoda. Dengan perlahan, Tio melepaskan cengkramannya di kedua pipi gadis itu. Membuat tanda kemerahan di sana dan Tio tahu pasti rasanya sakit, tapi amarah serta emosi Tio tidak dapat ia bendung. Apalagi setelah mengetahui dari temannya sendiri bahwa April sedang berboncengan dengan seorang pria selepas bekerja, tentu saja