LE -0-
Seorang perempuan dewasa dengan pakaian kerja berupa kemeja berwarna putih dipadu blazer hitam dan rok span berwarna hitam sedang tersenyum bahagia saat namanya dipanggil untuk maju ke atas panggung kecil yang dibuat di perusahaannya untuk pengangkatan dirinya sebagai Manajer bagian Personalia setelah dua tahun bekerja di sini, cukup cepat karena kinerja kerja perempuan itu yang sangat memuaskan bagi perusahaan dan jenjang pendidikannya yaitu S2 di Universitas Negeri di Yogyakarta, jurusan Management.
"Nadia Hasina, dipersilahkan naik ke atas panggung untuk menerima penghormatan dari pimpinan perusahaan sebagai manajer personalia yang baru."
Nadia mengangguk lalu tersenyum pada semua orang, ia pun berjalan ke arah panggung kecil itu, lalu pembawa acara membantunya naik ke atas panggung dan pimpinan perusahaan memberikan sebuah piala akrilik yang terdapat namanya dan jabatan barunya.
"Selamat atas keberhasilan kamu, Nadia. Kami bangga dengan kinerja kerja kamu yang memuaskan. Pertahankan itu," ucap seorang pria paruh baya berumur lima puluh tahun yang merupakan pimpinan perusahaan, nada bicaranya yang lembut dan tatapan bangganya terlihat jelas saat melihat perempuan dengan sejuta prestasi dan pesona ini.
"Terima kasih atas kepercayaan dan kehormatan sebagai manajer personalia, saya akan berusaha sebaik mungkin memandu setiap karyawan agar menjadi karyawan yang bekerja keras dan memiliki kejujuran."
"Saya yakin kamu bisa melakukan itu."
Tepuk tangan meriah mengiringi pengangkatan manajer yang baru. Nadia pun pamit turun dari panggung lalu pembaca acara menutup acara sederhana ini dan para karyawan pun bubar, namun beberapa teman Nadia masih di tempat untuk memberi pelukan dan ucapan selamat pada Nadia.
"Aku turut bahagia atas kenaikan jabatanmu, kau memang pantas mendapatkan."
"Aira, benar. Kau bahkan tak masalah jika lembur, kau selalu mempunyai ide dan inovasi baru."
"Aku yang bekerja selama lima tahun saja masih jadi karyawan biasa, kau hebat. Selamat untukmu."
"Terima kasih semuanya, ini juga berkat kalian yang selalu menemaniku saat ada kesulitan terjadi."
Empat sahabat itu pun saling berpelukan pertanda bahagia atas pencapaian salah satu sahabatnya. Mereka segera membubarkan diri sebelum pimpinan atau direktur menegur, lagi pula pasti Nadia memiliki banyak kesibukan baru setelah pengangkatan jabatan.
Nadia sendiri diarahkan oleh direktur ke ruangan barunya, jika dulu ia berada di satu ruangan yang berisi tujuh sampai sepuluh karyawan, maka sekarang ia memiliki ruangan sendiri yang cukup besar.
"Ini ruangan baru kamu, Nadia. Semua barang kamu dari meja yang dulu sudah dipindahkan ke sini, semoga kamu suka dengan ruangan ini dan selamat atas pencapaian kamu hari ini."
"Terima kasih, Pak Raton. Saya suka dengan ruangan ini."
"Kalau begitu, saya kembali ke ruangan saya dulu soalnya ada banyak pekerjaan menunggu, permisi."
"Iya, Pak."
Setelah kepergian direktur, Nadia langsung menatap takjub ke ruangan yang cukup besar ini, semuanya tertata dengan rapi, bersih, dan elegan. Ia berjalan maju ke arah kursi miliknya seorang lalu duduk di kursi itu, menikmati sejenak kedudukannya setelah perjuangan yang cukup lama dan memberatkan. Tak sia-sia gelar S2 yang bisa menambah ilmu dan pengetahuannya sehingga ia cepat naik jabatan, lagi pula selama ini ia bekerja bagaikan mesin tanpa henti, namun hari ini ia menikmati keberhasilannya.
"Kau berhasil, Nadia. Satu langkah berhasil kau naiki, usahamu selama ini membuahkan hasil. Buktikan pada Dunia bahwa kau mampu berhasil dan sukses dengan usahamu sendiri."
Senyum penuh bangga dan raut wajah bahagia terlihat jelas di wajah cantik itu, ia merupakan wanita ambisius yang memiliki banyak impian dalam hidup terutama impian untuk sukses dan berhasil, membuktikan pada orang-orang di masa lalunya bahwa ia mampu sukses dan hidup mandiri. Membuktikan bahwa perempuan bisa memiliki karir dan pekerjaan cemerlang, hidup perempuan tidak hanya berpatok pada dapur saja.
[][][][][][][][][][][][][][][][][]
"Aku mencintaimu, Sayang."
"Aku juga."
Saat ini, sepasang insan manusia sedang duduk berhadapan di sebuah restoran mewah. Mereka adalah remaja yang masih sekolah dan sekarang duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Atas. Bukannya sibuk belajar untuk menghadapi ujian dan memikirkan masa depan setelah lulus, mereka malah sibuk berpacaran dengan gaya mewah karena memang keduanya berasal dari keluarga kaya raya dan sekolah mereka pun adalah sekolah swasta yang per tahunnya bisa menghabiskan seratus juta lebih untuk biaya sekolah. Hari ini mereka bolos untuk merayakan anniversary hubungan mereka yang sudah berjalan satu bulan.
"Ini hadiah untukmu, Sayang."
"Terima kasih, pasti hadiahnya sangat mahal karena waktu dulu kau menembakku, kau memberikan aku tas Gucci puluhan juta."
Rama Adira Gavandi hanya tersenyum tipis dan mengangguk setelah memberikan sebuah tas belanja berisi hadiah pada sang kekasih yaitu sebuah MacBook Apple keluaran terbaru yang membuat sang kekasih langsung menjerit kesenangan saat melihat isi hadiah itu, lalu kekasihnya pun langsung berdiri dan memeluknya dengan erat sambil memberikan kecupan di pipinya.
"Kau memang kekasih terbaik yang pernah ada, Rama."
"Kau bahagia kan?"
"Bahagia, tapi aku minta satu hal lagi sebagai hadiah darimu."
"Minta apa? Katakan saja."
"Kenalkan aku pada keluargamu, terutama Ayahmu. Kau mengatakan jika Ayahmu begitu galak dan dia tak memperbolehkan dirimu memiliki kekasih sebelum mapan sehingga kita harus diam-diam menjalin hubungan. Tapi aku yakin bisa meyakinkan Ayahmu bahwa aku adalah wanita terbaik untukmu, Rama."
Gisela, kekasih Rama mencoba meyakinkan sang kekasih untuk menuruti permintaannya karena ia ingin memecahkan rekor siswi di sekolah yang dulu adalah mantan Rama, banyak siswi di sekolah mengatakan bahwa Rama hanya main-main dengannya lalu akan meninggalkannya setelah merasa bosan dan menemukan mainan baru alias perempuan baru yang lebih menarik dan cantik. Maka dari itu sejak Rama menjadi kekasihnya, ia sudah sering meminta hal ini namun Rama selalu menolak dengan sejuta alasan.
"Maaf, Sayang. Tapi aku tidak bisa memenuhi permintaanmu kali ini. Aku akan mengenalkanmu pada Ayah saat aku sudah sukses dan mapan, saat itu pasti Ayah akan setuju dengan hubungan kita."
Rama dengan segala kebohongannya merangkai kata-kata manis pada kekasihnya, kata-kata yang sama seperti yang dulu ia ucapkan pada para mantannya. Baginya hubungan hanya sebuah permainan dimana ia bisa bersenang-senang dengan para gadis cantik dan menarik dengan sebuah kebohongan bernama cinta. Ia bahkan tak pernah jatuh cinta pada siapa pun, ia tak pernah menyayangi siapa pun termasuk ayahnya, satu-satunya keluarga yang ia punya di dunia ini karena ia lebih sering bertengkar dengan sang ayah yang tak suka dengan tingkahnya yang nakal dan banyak melawan sedangkan ayahnya menginginkan putera yang cerdas, berkelakuan baik, dan bisa diandalkan. Lalu bagaimana mungkin ia bisa mencintai kekasihnya yang mungkin dalam hitungan hari akan ia tinggalkan? Rama tidak percaya cinta.
"Tapi, Rama ....
"Jika kau terus meminta ini, maka jangan salahkan aku jika hubungan ini akan berakhir."
Jika kekasihnya sudah banyak menuntut seperti ini dan tak lagi luluh dengan kata-kata manisnya maka cara kedua untuk membuat kekasihnya diam dan tak membahas soal ini adalah dengan mengancamnya. Rama sendiri saja jarang bertemu ayahnya yang super sibuk sebagai pimpinan perusahaan terkenal yang menghasilkan barang elektronik dengan merk ternama. Lalu bagaimana ia bisa menemui ayahnya untuk memperkenakan kekasihnya? Mungkin ayahnya akan memarahinya dan memukulnya, maka Rama tak akan melakukan apa yang diminta kekasihnya, lagi pula ia bisa mencari perempuan lain yang lebih cantik dan menawan.
"Tidak, Rama. Aku tidak akan meminta hal itu lagi. Aku bahagia dengan hubungan kita saat ini. Jangan marah padaku."
"Baguslah kalau begitu. Ayo kita memesan makanan."
Gisela mengangguk patuh, ia menghela nafas lega karena kekasihnya tak jadi memutuskannya, ia tak bisa kehilangan Rama yang merupakan paket komplit seorang kekasih idaman, tampan, kaya, keren, dan terkenal. Siapa yang bisa meninggalkan seorang Rama? Semua gadis di sekolahnya iri karena sekarang ia yang berstatus kekasih Rama dan ia tak mau kehilangan semua itu. Ia pun mulai memesan makanan untuk merayakan anniversary hubungan mereka.
[][][][][][][][][][][][][][][][][][]