Deg.
Ada apa lagi ini? Selena merasa sangat tak nyaman. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Damon? Rasanya bukan. Selena bisa membedakan. Ini bukan tentang Damon. Siapa lagi yang terikat dengannya? Selena langsung ingat piaraannya, Kuncung dan Kunyil. Pasti mereka yang bikin hatinya gak enak!
Selena sedang mengikuti pelajaran di kelasnya, tapi dia tak bisa konsen sama sekali! Dia harus melihat si kembar untuk memastikan mereka baik~baik saja. Selena lalu meminta ijin ke belakang, untung gurunya tak merasa curiga.
Dia segera berlari menuju TK Chciludey.
"Bu Ratmi, mana adik kembar saya?" tanya Selena to the point begitu bertemu guru si kembar.
"Lho bukannya mereka ke SMA Chciludey? Tadi mereka dipanggil bapak kepala yayasan, Nak Selina."
Deg.. deg..
Hati Selena makin tak karuan. Buat apa Damon memanggil si kembar? Selena berlari kencang menuju kantor Damon.
Damon apa yang kau lakukan terhadap si kembar?
Dia berharap Damon menjawab pertanyaannya namun iblis itu tak menjawab sama sekali.
Brak!
Selena membuka pintu kantor Damon. Pantas hatinya merasa tak nyaman, disini sumbernya! Damon dengan bengisnya menginjak kepala si kembar, tuyul kembar itu hanya pasrah. Wajah mereka telah berlumuran darah namun mereka masih tersenyum melihat kedatangan Selena.
"Damon Devilano!! Hentikan!" teriak Selena penuh amarah.
Ia mendorong Damon sekuat tenaga namun iblis jantan itu tak bergeming sama sekali.
"Tak usah ikut campur, Selena," kata Damon dingin.
"Tidak, lepaskan mereka! Apa salah mereka padamu?"
Selena memukul~mukul d**a Damon, tentu saja pukulan itu tak berarti bagi raja iblis itu.
Ia menangkap tangan Selena, dan berkata dengan geram, "mereka gagal dalam tugas untuk menjagamu! Mereka layak mati!"
"Tidak!! Kau memberikan mereka padaku, kau tak berhak menghukum mereka. Lepaskan mereka!"
"Sejak awal aku sudah memperingatkan kalau mereka akan mati bila gagal dalam tugasnya, mereka sudah tahu hal ini," desis Damon keji.
"Kak Selena, biarkan saja. Kami bangga mati di tangan My Lord," kata Kuncung lirih.
Hati Selena teriris~iris mengetahui kedua tuyul montok itu begitu pasrah.
"Damon, kau tak malu pada dirimu sendiri? Saat kau sekarat merekalah yang sangat mengkhawatirkan dirimu. Kini kau justru membalasnya dengan cara membunuh mereka! Kau tak punya hati Damon!" maki Selena sebal.
"Kau lupa Selena, aku ini Iblis. Aku memang tak punya hati!" balas Damon dingin.
"Aku membencimu, Damon!"
Teriakan Selena membuat Damon terhenyak, ia memang tak peduli dengan nyawa budaknya si tuyul kembar itu. Tapi ia tak ingin Selena membencinya justru di saat gadis itu mulai membuka perasaan padanya. Damon agak melunak karena ancaman itu.
"Ayolah Queen, tak usah berlebihan seperti itu. Akan kuganti budakmu dengan sosok yang tak kalah lucu. Kau tinggal pilih.. kurcaci? Hobit?"
Selena memandang Damon tak percaya, iblis ini memang kejam! Dia tak pernah menghargai kehidupan. Membunuh sudah hal biasa baginya. Inikah sosok yang ia cintai? Selena tak bisa menerimanya.
"Aku tak mau yang lain, aku ingin kembarku. Terserah apa yang kau lakukan, Damon. Namun aku tak akan pernah memaafkanmu bila kau membunuh mereka."
Selesai mengatakan itu Selena pergi dari ruangan Damon. Dia tak tahu keputusan apa yang akan diambil Damon. Selena menunggu dengan hati berdebar.
Ia menunggu hingga sore namun bocah kembar itu tak muncul juga. Hati Selena mencelos, apakah tuyulnya sudah..? Ia tak sanggup nembayangkannya. Selena masuk ke kamarnya dengan air mata berlinang. Dan didalam kamarnya ia justru menemukan si kembar sedang tertidur pulas di ranjang. Selena berlari mendekati mereka.
Oh Tuhan, syukurlah mereka tak apa~apa. Seperti tak pernah ada kejadian apapun yang menimpa mereka. Selena mencium pipi tembem kedua tuyulnya. Perasaannya terasa lebih ringan dalam sekejab.
"Jadi malah mereka yang dapat hadiah darimu, hah?!" Terdengar suara berat Damon menggoda Selena.
Iblis itu duduk di sofa dekat tempat tidur Selena.
"Kemarilah.." Damon menepuk pahanya.
Selena masih kesal, ia tak mau begitu saja menuruti perintah Damon.
"Tidak, terima kasih. Aku duduk disini saja."
Baru saja ia akan duduk di tepian ranjangnya, tubuhnya dengan cepat melayang kearah Damon dan mendarat tepat di pangkuan Damon! Pipi Selena merona menyadari betapa intim posisi tubuh mereka kini. Damon terkekeh melihatnya.
"Berikan hadiahku sekarang," perintah Damon lagi.
Selena tahu percuma saja membantah karena iblis itu akan merebut paksa hadiahnya.
Cup, cup.
Selena mencium kedua belah pipi Damon. Damon mendengus kesal.
"Cih! Kau samakan diriku dengan bocah TK itu. Yang benar saja, Selena."
Damon memonyongkan bibirnya. Selena memahami maksudnya.
"Terima kasih sudah membiarkan si kembar hidup untukku," ucap Selena lembut sambil mencium bibir Damon.
Damon segera menyambar bibir Selena, ia memimpin ciuman itu dan mengajarkan pada Selena bagaimana cara bermain~main dengan nafsu. Selena menggelenyar, ia bagai diawang~awang. Apalagi saat Damon mencium dan menjilat lehernya. Iblis jantan itu bermain~main di ceruk leher Selena. Menggigit kecil dan menghisapnya lembut. Dia meninggalkan jejak kepemilikannya disitu! Dan ia terus menjelajah kebawah hingga Selena tersadar.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Selena dengan suara parau.
"Aku mengambil upahku yang lain. Unicorn itu.. kau ingat?"
Selena mengangkat kepala Damon dari dadanya.
"Kau tak berhak Damon! Unicorn itu yang menemukan kita, bukan kamu yang menemukannya."
"Cih! Apa bedanya?"
"Tentu saja beda, wahai raja iblis yang terhormat, kau tak akan mengingkari janjimu kan?" Selena berusaha memancing harga diri Damon untuk membatalkan niatnya.
Damon tersenyum licik.
"Kau lupa kau berhadapan dengan siapa, Selena. Bagi iblis, sah~sah saja menjilat ludah kembali. Justru tugas kami adalah menipu bangsa manusia dan makhluk sepertimu."
"Kalau kau melakukannya selamanya aku akan memandang rendah padamu," cemooh Selena.
Damon mendengus kesal.
"Lagi~lagi ancaman kekanak~kanakan itu. Jadi apa lagi syaratnu kini?"
"Syarat?" tanya Selena polos.
"Ya, syarat supaya aku bisa menggaulimu, Selena! Aku sudah bersabar luar biasa padamu. Next, setuju atau tidak aku akan menggagahimu, My Queen!"
Wajah Selena memerah mendengar perkataan Damon. Duh, sangat kasar! m***m dan tak santun sama sekali. Selena memaki dalam hati. Damon mendengarnya dan langsung bereaksi.
"Aku ini iblis. Kau masih berharap dengan sopan aku meminta ijin 'May I..'? Cukup, Selena! Hentikan pemikiran bodohmu itu. Aku ini sudah luar biasa sopan bagi seorang raja iblis sepertiku. Aku tak pernah minta ijin, biasanya aku selalu mengambil yang kumau dan nembuang yang kumuak!"
"Tapi kau juga harus menyesuaikan denganku, Damon. Aku tak bisa melakukannya sebelum kita resmi menikah.."
Oh, mungkin Selena sudah gila! Apa ia memberi isyarat pada iblis ini untuk menikahinya? Spontan Selena menutupi mulutnya. Damon terkekeh melihatnya.
"Bila demikian, ayo kita menikah sekarang. Saat ini juga," jawab Damon tanpa pikir panjang.
"Tidak! Tidak! Bukan begitu caranya. Kita di dunia manusia, aku ingin semua melalui proses yang wajar dan alami."
"Dan apakah itu?" tanya Damon sinis.
"Untuk awalnya kita kencan," jawab Selena dengan lugunya.
Begitulah yang ia ketahui dari cerita teman~temannya.
"Boleh main seks saat kencan kan?" tanya Damon v****r.
"Tidak boleh! Kita kencan yang sewajarnya. Kita bergandengan. Berpelukan. Mungkin sekedar cium pipi saja boleh."
"Bibir?"
"Ehm, itu saat kencan selanjutnya."
"Kedengarannya membosankan," ucap Damon sinis.
"Damon Devilano!" tegur Selena tegas.
"Baiklah, mari kita ikuti permainanmu."
Selena pun tersenyum manis. Ia sudah berhasil menaklukan raja iblis ini. Untuk sementara!
===== >*~*
Jessica sudah dinyatakan sembuh dan semua yang mengetahuinya merasa takjub. Seakan~akan tak pernah koma, ia sehat tak kekurangan apapun.
Orang tuanya tak bisa melarangnya saat ia mendesak ingin sekolah. Entah mengapa ada aura menakutkan pada diri anaknya setelah bangkit dari komanya.
Dan di hari pertama Jessica kembali bersekolah, teman~temannya langsung heboh! Si cupu masuk sekolah dengan tampilan barunya yang sangat aduhai! Jessica yang dulu gendut berkacamata kini jadi ramping, seksi, tanpa kacamata kudanya. Seragam yang dikenakannya pun jadi lebih seronok kesannya. Tidak hanya tampilannya, sikap Jessica juga berubah. Lebih agresif dalam hal apapun. Sangat beda deh dengan yang dulu.
Nathania, cewek yang dulu sering membully Jessica bersama teman~temannya jadi kesal. Mereka berniat ngerjain Jessica lagi untuk menunjukkan kekuasaannya. Siang itu saat Jessica pergi ke toilet mereka langsung mengunci toilet dari luar.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Jessica.
"Sekedar menyegarkan ingatan lo, Cupu! Supaya tahu siapa tuan lo sebenarnya!" kata Nathania sinis dengan tangan terlipat di d**a.
Ia makin sebal menyadari Jessica sepertinya tak takut padanya. Bahkan cewek itu balas menatapnya tajam. Sekelumit rasa takut mulai merambati hati Nathania. Ia berusaha mengabaikannya.
"Siska!"
Siska datang membawa air bekas pel lantai WC dan menyiramnya pada Jessica! Nathania, Siska, Gaby dan Lia tertawa terbahak menyaksikan tampilan Jessica yang berubah seperti tikus tercebur got! Tidak seperti dulu, kali ini Jessica tidak menangis. Ia menatap mereka semua dengan manik matanya yang berubah hitam kelam, pekat.
”Tertawalah sepuasnya karena ini adalah tawa kalian yang terakhir! Setelah ini yang ada adalah jeritan kematian kalian," desis Jessica mengerikan.
Keempat cewek itu bergidik mendengarnya!
"s****l lo!" maki mereka sebelum buru~buru ngibrit meninggalkan Jessica.
Jessica tertawa melengking seperti orang tak waras.
Keesokan harinya Lia ditemukan tewas di halaman parkir sekolah. Tubuhnya hancur seperti dicabik~cabik hewan buas. Lia tewas dengan mata terbuka nyalang, ketakutan!
===== >*~*
Bersambung