BAB 9 : The Holly Unicorn

1325 Kata
    Perlahan Selena membuka matanya, matanya serentak memicing saat merasakan cahaya yang berpendar~pendar di sekelilingnya.  Dimanakah dia?  Apa dia ada di surga?  Karena neraka tak mungkin bersinar seperti ini.     Selena bangkit, ia berjalan dengan lunglai.  Menuju pusat cahaya yang paling terang dan ia melihatnya.  Unicorn, betulkah itu unicorn?  Rasanya iya, lihat bulu putihnya.  Lihat tanduk emasnya.  Lihat sayap putihnya.  Dan tubuhnya bersinar~sinar begitu indahnya.  Oh,  holly unicorn.     Selena merasa takjub, ia terus mendekati unicorn yang sangat indah itu.  Unicorn itu menatap Selena, dia hanya diam seakan menunggu gadis itu mendekati dirinya.  Selena merentangkan tangannya, dengan hati~hati ia memegang surai unicorn.  Bulunya halus sekali.  Lembut laksana sutra.     Selena memeluk leher kuda unicorn itu.  Ia menempelkan wajahnya pada surai lembut Unicorn.  Rasanya menakjubkan sekali, sukar dilukiskan oleh kata~kata.  Kemudian pandangan Selena menangkap sesosok makhluk lain.     Siapa dia?  Makhluk bertanduk putih dan bersayap putih itu?  Malaikat atau iblis?  Selena sulit sekali membedakannya.  Ia berdiri di tebing, begitu angkuh dan penuh kuasa namun ia terlihat begitu menakjubkan!  Makhluk itu tiba~tiba menoleh pada Selena.  Manik matanya yang merah menatap Selena dengan mendalam.  Jantung Selena berdenyut kencang,  apa dia?     "Selena," ucap Damon dengan suaranya yang dalam dan berat.     Betul itu dia!  Mengapa dia berubah seperti ini?  Apa ini artinya?     "Kita sudah menemukan unicorn.  Bukan!  Dia yang menemukan kita."     "Bagaimana bisa?  Apa kita sudah di alam lain?  Apa kita sudah mati?  Maksudku kita sudah musnah.. ah, kalau sudah musnah tak mungkin kita bisa begini."  Selena meracau kebingungan.     Damon tersenyum geli.  Tanpa bisa diikuti pandangan manusia, tahu~tahu Damon sudah berpindah tempat.  Kini ia  berada didepan Selena dan memegang pundak Selena.     "Kita masih hidup, dalam arti masih seperti sebelumnya."         Matanya memandang Selena dengan begitu lembut.     “Tapi mengapa kau berubah seperti ini?"     Seingat Selena, terakhir Damon menghisap darahnya hingga hampir habis.  Mengapa ia masih hidup?  Damon mendengus kesal, pasti ia telah membaca pikiran Selena.     “Lain kali jangan lakukan itu, My Queen.  Jangan korbankan dirimu untukku seperti itu.  Bila tak ada kamu, aku akan memusnahkan dunia setelah itu aku akan memusnahkan diriku sendiri!"     "Tidak Damon!  Jangan lakukan itu."     Selena tahu Damon akan benar~benar melaksanakan ucapannya itu.  Mengerikan!     "Maka hiduplah terus, Selena.  Dan teruslah disampingku bila kau tak ingin semuanya hancur," kata Damon angkuh dan arogan.     "Tapi mengapa kita.. eh, aku masih hidup dan kamu berubah seperti ini?"     Damon menatap Selena dengan geli, "bukan cuma aku.  Kamu juga berubah, My Queen."     Selena terkejut, ia sontak mengamati dirinya.  Ia baru sadar dirinya telah berubah.  Seakan tampilannya kembali seperti saat ia menjadi peri dengan sayap putihnya.  Tubuhnya juga bersinar~sinar.  Apa ini artinya?     "Terakhir saat hampir saja menyedot habis darahmu, aku tersadar.  Aku tak terima bila kau meninggal hanya untuk menyelamatkanku, Selena.  Kurobek tanganku dan kuberikan darahku padamu tapi kau tak bisa menerimanya.  Kurobek bagian tubuhku yang lain, kau juga tak bisa menerima darahku.  Hingga kemudian aku lemas kehabisan darahku.  Saat itu bagaikan mimpi aku menyaksikan kehadiran unicorn.  Ia terbang mendekati kita dan memasukkan sebuah bulatan kecil yang bersinar terang ke mulut kita.  Aku tak tahu apa itu.  Saat terbangun kulihat kita sudah seperti ini."     Mereka sendiri juga bingung apa yang terjadi, hingga terdengar suara bergema halus dan pelan.     Itu pil keabadian. Dengan meminumnya kalian diberikan nyawa kedua. Namun efek sementaranya membuat kalian kembali ke asal muasal kalian.       Suara itu berasal dari tubuh sang unicorn, tapi kuda itu bahkan tak menggerakkan mulutnya sama sekali.  Ia hanya menatap mereka berdua dengan tenang.     Asal muasal Selena jelas adalah peri cupid, lalu Damon?  Tampilannya sulit dibedakan antara iblis atau malaikat!  Ah, tentu saja, dia perpaduan antara iblis dan malaikat!  Ibunya malaikat sedangkan ayahnya iblis dari berbagai ras yang tak diketahui apa saja jenisnya.     “Kaukah yang bicara itu unicorn?" tanya Selena takjub.       Namaku Hollow. Aku tahu kalian mencariku.       "Kalau tahu kami mencarimu, mengapa kau tak muncul sebelumnya?"  Damon bertanya sebal.       Karena aku tak suka menanpakkan diri pada siapapun. Mengapa aku mau menampakkan diri pada kalian dan menolong kalian? Karena aku tersentuh melihat betapa kalian saling mencintai dan saling berkorban satu sama lain.       Selena dan Damon saling memandang.  Jantung mereka berdebar kencang.  Mereka tak pernah saling mengungkapkan cinta, kini justru sosok lain yang membeberkan fakta itu.               ===== >*~*       Ian meremas rambutnya dengan kesal.  Ia khawatir melihat keadaan Selena.  Buat apa sih gadis itu pergi ke hutan dan berhujan~hujan hingga enam jam?!  Kini ia terbaring lemah di ranjangnya.  Mengapa Selena tak sadar dari pingsannya?  Dokter sudah selesai memeriksanya, dan kata dokter Selena akan segera sadar.     "Ini karena ulah lo berdua sampai Selena sakit.  Awas ya kalau ada apa~apa sama Selena, gue pites lo berdua," omel Ian pada si kembar, Kuncung dan Kunyil.     Tumben mereka berdua gak nyolot.  Mereka terdiam dengan wajah frustasi menunggu Selena sadar.  Akhirnya setelah pingsan tiga jam Selena sadar juga.  Perlahan ia membuka matanya dan menemukan pemandangan yang membuatnya terharu sekaligus geli.  Ian dan si kembar jatuh tertidur bertumpukan di atas sofa dekat tempat tidurnya.  Kaki si Kuncung nangkring diatas wajah Ian.  Kunyil malah tertidur diatas perut Ian.     Selena tertawa terbahak hingga membuat tiga orang diatas sofa itu terbangun.     "Kak Selena!"     "Selena!"     Bruk!!  Mereka bertiga jatuh ke lantai.  Abis saking senangnya melihat Selena udah sadar, mereka berlomba~lomba bangun duluan.  Mereka tak sadar kalau posisi tidurnya amburadul!     "Botak!  Gue kebiri lo berdua ntar!" maki Ian gregetan.     Si kembar yang udah memeluk Selena meleletkan lidahnya.  Ngeceh.     "Ian..." tegur Selena halus sambil menggeleng~gelengkan kepalanya.     Ian cemberut.     "Kak Selena, bagaimana dengan My Lo..." tanya Kuncung tak sabar namun langsung berhenti saat Selena menggeleng~gelengkan kepalanya.   Ada Ian..     Mereka berdua khawatir sekali namun mereka yakin rajanya baik~baik saja.  Selena  mengelus kedua gundul mereka dan menggangguk~angguk.  Meski masih pucat namun wajah Selena ceria.  Pasti My Lord baik~baik saja.     Saat Ian ijin ke belakang karena perutnya tiba~tiba mulas, barulah mereka berdua bebas berekspresi.  Kuncung dan Kunyil saling memadukan gundulnya, kalau manusia toss pakai telapak tangan, tuyul kembarnya ini bikin style sendiri.. toss dengan gundul mereka.     Selena menatap curiga.     "Kenakalan apa lagi yang kalian perbuat?"     "Tidak kak Selena, kami enggak nakal kok," cengir Kuncung.     "Kami hanya menciptakan kesempatan berdua denganmu," sambung Kunyil polos.     Kuncung langsung mendelik kesal pada kembarannya!     "Kalian kan yang membuat Ian sakit perut?" tuduh Selena seketika.     "Ayolah Kak Selena, kami hanya memasukkan sedikit obat murus~murus ke minuman Ian bodoh.  Dia sih gak tau diri.  Dari tadi gak mau ninggalin Kak Selena," Kuncung membela dirinya.     "Iya Kak Selena, kami pengin tau kabar My Lord," kata Kunyil sambil mengedip~ngedipkan puppy eyesnya.     "Baiklah, kumaafkan kalian karena kalian mengkhawatirkan nasib raja kalian.  Lain kali jangan diulangi lagi."     "Siap Kak Selena!" jawab si kembar serempak.     Selena menceritakan semuanya, mulai pertemuannya dengan Dewi Amor dan kejadian di dasar Danau Awan.  Tentu saja skip bagian yang cinta~cintaan, mereka kan masih anak~anak.     "Wow, kalian menemukan unicorn!!  Ajib!!"  Kunyil mengangkat jempolnya.     "Lalu sekarang My Lord sudah boleh b******a dengan Kak Selena?  Malam itu kami mendengar perjanjian kalian," Kuncung tertawa cekikikan.     Pipi Selena merona seketika.  Astagah, jadi mereka berdua pura~pura tidur saat itu?!  Selena jadi suntuk memikirkan perjanjian yang ia buat bersama Damon.  Sebelumnya ia telah melupakan hal itu karena ia terlalu mengkhawatirkan keselamatan Damon.  Ah, mengapa ia jadi panas dingin begini?  Jantungnya pun berdetak lebih cepat.     Ah, kau sudah mengingatnya My Queen, baguslah aku tak perlu menagih padamu.     Suara sexy Damon kembali terdengar di kepala Selena disambung dengan tawanya yang m***m.     Stop menyelinap di kepalaku Iblis!  Batin Selena memprotes.  Suara kekehan Damon kembali terdengar.  Uh menyebalkan!     "Jadi bagaimana kalian bisa kembali kemari?" tanya Kuncung penasaran.     Selena kembali fokus menghadapi si kembar.     "Unicorn itu yang membawa kami keluar dari danau awan."     "Wow wow wow.  Kalian menungangi unicorn itu?  Asiknya!"     "Romantisnya!" sambung Kunyil.     Ih, ngerti apa sih anak kecil tentang hal romantis?  Selena lupa kalau piaraannya itu tuyul, bukan bocah polos biasa layaknya manusia.     "Iya setelah keluar dari Danau Awan, unicorn itu meminta kami memejamkan mata kami.  Lalu.. tahu~tahu aku terbangun udah ada di kamarku ini."     Kuncung dan Kunyil manggut~manggut sok paham.  Bagi mereka yang penting rajanya sudah selamat, yang lain gak penting!               ===== >*~*       Sementara di suatu kamar ICU Rumah Sakit..     Gadis itu berbaring tak berdaya.  Entah selang~selang apa saja yang membelit tubuh rampingnya.  Yah, Jessica yang dulu gendut telah berubah menjadi ramping sejak koma di rumah sakit.  Penampilannya berubah menjadi jauh lebih menawan.                  Kemudian sesosok kabut hitam mendekati dirinya.  Kabut itu.. Gordon, mendekati tubuh gadis itu dan langsung memasukinya melalui mulutnya.     Blarr!!  Mata Jessica membuka seketika.  Manik matanya berubah hitam kelam dan pekat.  Ia duduk dan menatap sekelilingnya.  Mulutnya tersenyum sinis.     "Selena..."               ===== >*~* Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN