POV Adji Keringat dingin menetes dari keningku karena tidak disangka Nina sudah berada di belakangku dan memergoki aku yang sedang menelepon Rere. Takut? Jelas. Aku takut kalau Nina pada akhirnya tahu kondisiku saat ini masih berumah tangga dengan Rere. Egois? Mungkin, iya. Aku tidak mau kehilangan Nina dan juga tidak mau kehilangan Rere yang saat ini tengah mengandung buah cinta yang aku taburkan. Bagaimana mungkin aku bisa kehilangan kedua wanita itu karena mereka sama-sama tengah mengandung benihku? “Mas, sekarang ngaku aja siapa yang barusan Mas telepon? Terus siapa yang Mas mau ceraikan ditelepon itu?” Nina mendesakku. Rasanya begitu menusuk hingga jantung hati karena aku tidak menduga dia akan mendengar percakapanku dengan Rere. Bukan hanya takut Nina marah, aku juga takut Rere