Mara mati kutu. Diam tidak berkutik terjebak dalam situasi yang nyaris membuatnya menangis karena panik. Bayangkan apa yang bisa dia lakukan saat terjepit di antara pacar dan dosennya yang sama-sama galak. Mulutnya yang berucap bohong, kini mengantarnya pada kemarahan Aryan.
“Om ….” cicitnya lirih meraih tangan Aryan di bawah meja, tapi langsung di tepis.
“Apa? Coba kamu ulangi lagi, tadi jawab apa?!” sahutnya ketus.
“Calon istri? Serius, Ra? Yang benar yang mana? Berani bohong, aku coret tugas kamu!” cecar Danish menatap lekat masiswinya itu.
Perut Mara mulas ditatap tajam dua pria yang sama-sama sedang senewen itu. Dia merasa seperti tersangka yang sedang diinterogasi, dan tidak bisa berkelit lagi.
“Sebentar!” Aryan kembali menoleh ke Danish dengan mata memincing tajam.
“Kamu kan c
