Leader 56 - Pengambilan Senjata
Jenderal Vladimir bersama wakil Jenderal Norman telah tiba di kerajaan Delroy. Mereka siap untuk mengambil pesanan senjata kerajaan Kuzkha. Kerajaan Delroy memiliki ruangan khusus di luar istana. Untuk memberikan pesanan senjata dari luar kerajaan. Fungsinya untuk menjaga keamanan tentunya. Agar tidak terjadi penyeludupan juga.
"Ini barang pesanannya tuan," ucap salah satu prajurit kerajaan Delroy. Kemudian ada beberapa peti yang di jejerkan di depan mereka.
Jenderal Vladimir membuka satu persatu peti itu. Ia harus memastikan apa yang mereka pesan harus sesuai dengan barang yang ada di peti itu. Wakil Jenderal Norman juga ikut mengecek barang yang ada di peti. Semuanya berjumlah sepuluh peti. Dan masing-masing peti berisi satu jenis senjata. Ternyata kerajaan Delroy sangat profesional. Mereka benar-benar membuatkan senjata sesuai permintaan. Pengemasannya pun dalam peti sangat rapih. Mereka memang partner yang bagus untuk di ajak kerja sama.
"Bagaimana tuanku. Sudah lengkap pesanannya?" Tanya prajurit kerajaan Delroy.
"Ya sudah lengkap. Prajurit Toki! Bawa masuk emasnya!" Perintah Jenderal Vladimir.
Ya, kerajaan Kuzkha membeli senjata perang dengan emas hasil buatan mereka. Kerajaan Delroy sebetulnya tidak terlalu mengkhawatirkan soal emas dalam kerajaannya. Karena di wilayahnya juga ada pertambangan emas. Namun, tetap saja. Yang namanya jual beli pasti ada timbal baliknya. Tidak hanya emas, kerajaan Delroy juga menerima barter dalam bentuk apapun. Tentunya kerajaan Delroy sudah menarif harga untuk senjata yang mereka buat. Karena saat ini belum ada nilai mata uang yang bisa di jadikan patokan. Jadi barter adalah pilihan tepat untuk mereka gunakan.
Barter adalah kegiatan perdagangan dengan saling menukar barang. Dalam kegiatan tersebut, tidak ada nilai pasti pada suatu barang. Sehingga, hal tersebut menimbulkan masalah.
Kegiatan barter tersebut sudah selayaknya harus disepakati antar pihak, sehingga barang tersebut mempunyai nilai yang bermacam-macam dalam transaksi masyarakat.
Jenderal Vladimir menyelesaikan barter dengan kerajaan Delroy. Mereka langsung membawa pergi sepuluh peti berisi senjata perang ke kerajaan Kuzkha. Untungnya tadi jenderal Vladimir membawa beberapa kuda dan gerobak yang bisa di tarik oleh kuda. Para prajurit di tugaskan oleh jenderal Vladimir untuk mengangkut sepuluh peti itu. Mereka harus selalu menjaga peti itu. Karena dalam perjalanan dari kerajaan Delroy sampai kerajaan Kuzkha. Cukup lumayan jauh. Butuh seharian penuh menempuh perjalanannya. Mereka sampai harus bermalam di jalan. Untungnya mereka sudah biasa dengan hal itu. Seorang prajurit yang tangguh tidak akan mengeluh apapun tentang perintah raja. Sekalipun harus terluntang lantung di jalanan. Mereka harus melewati semua itu. Karena perintah raja mutlak tidak bisa di tolak. Kalau di tolak, bisa-bisa hukumannya sangat berat.
Dalam perjalanan mereka juga tetap harus waspada. Karena para bandit bisa saja menyerang dalam perjalanan mereka. Dan merampok senjata yang kerajaan Kuzkha. telah membelinya dari kerajaan Kuzkha. Para bandit yang tidak punya cukup banyak emas atau barang yang bis di barter. Tentu akan lebih memilih merampoknya, dari pada melakukan barter.
Tenang saja, selama ada jenderal Vladimir dan wakil jenderal Norman. Hal itu tidak perlu di khawatirkan. Mereka sangat ahli dalam mempertahankan barang milik mereka. Tentunya para bandit tidak akan dengan begitu mudah merebut peti berisi senjata dari tangan rombongan kerajaan Kuzkha yang membawa pesanan senjata mereka, dari kerajaan Delroy.
Saat satu jam perjalan menuju kerajaan Kuzkha. Mereka di hadangan oleh segerombolan bandit. Sepertinya mereka akan merampok senjata yang di bawa oleh rombongan kerajaan Kuzkha.
"Tetap tenang dan tetap di belakangku," ucap jenderal Vladimir.
"Serahkan senjata yang kalian bawa. Atau kalian akan berhadapan dengan kami," ancam sang bandit. Sepertinya sudah wataknya seorang bandit. Menyerang dan mengancam calon korbannya, mereka selalu melakukan hal itu. Mereka tipe orang yang tidak mau ribet. Mereka menginginkan sesuatu dengan cara mengancam. Padahal mereka bisa bekerja untuk mendapatkan apa yang mereka mau.
"Apa kalian bisa membayar barang yang akan kami serangakan pada kalian?" Tantang jenderal Vladimir. Dia tidak mau menyerahkan begitu saja senjata yang telah di dapatkan dari kerajaan Delroy. Senjata-senjata itu juga bukan miliknya. Senjata itu milik kerajaan Kuzkha. Jadi jenderal Vladimir harus menjaga baik-baik senjata itu sampai ketujuan.
"Beraninya kau berbicara seperti itu? Kamu sudah siap untuk mati?" Ancam sang bandit lagi.
"Aku tidak takut," tantang jenderal Vladimir.
Mereka langsung menyerang jenderal Vladimir dan rombongannya. Jenderal Vladimir ikut dalam pertarungan itu. Selain membasmi para bandit itu. Dia juga melihat kesekitarnya, dia berusaha agar para prajuritnya tidak terluka terlalu parah. Bahkan jangan sampai ada yang mati.
Mereka terus bertempur dengan sekuat tenaga. Satu per satu dari gerombolan para bandit itu tumbang. Bahkan ada yang sebagian mati. Prajurit dari kerajaan Kuzkha masih lengkap. Karena jenderal Vladimir memang melindungi mereka. Kalau hanya luka goresan pedang dari para bandit. Jenderal Vladimir tidak mempermasalahkan itu. Karena luka kecil itu masih bisa diobati nantinya. Asalkan jangan sampai ada yang tertusuk saja. Selama itu, prajurit mereka tetap aman.
"Kami menyerah!" Ucap salah satu bandit itu, sambil mengibarkan bendera putih. Mereka benar-benar menyerah. Karena memang mereka sudah kalah telak.
"Benar-benar menyerah? Jangan berani-beraninya kalian merampok lagi di wilayah ini. Karena jika kalian melakukan hal itu lagi. Kalian akan mati di tanganku," ancam Jenderal Vladimir. Menurut jenderal Vladimir mereka perlu diancam seperti itu. Agar tidak ada lagi korban perampok di wilayah ini. Kalau bukan jenderal Vladimir yang menghentikan, siapa lagi yang akan menghentikan mereka? Rasanya kerajaan Delroy saja menyerah dengan ulah para bandit ini. Jadi jenderal Vladimir harus mengambil tindakan. Meskipun ini bukanlah tugas jenderal Vladimir.
Tidak ada salahnya menghentikan ulah jahat para bandit ini. Karena mereka juga sudah melampaui batas. Merampok, merampas sampai menghilangkan nyawa orang. Merupakan hal yang keji yang paling jenderal Vladimir benci.
Kalau saja jenderal Vladimir menjadi raja di kerajaan Delroy. Dia sendiri yang akan turun tangan untuk membasmi para bandit yang meresahkan itu. Jika alasannya tidak mau mengorbankan para prajurit. Seharusnya punya solusi lain. Jenderal Vladimir berani mati demi melindungi prajurit dan rakyatnya. Kalau dibiarkan terus menerus seperti ini. Para badit akan semakin merajalela. Karena merasa raja tidak akan menggubris mereka. Perlu tindakan yang keras untuk menghentikan ulah jahat para bandit itu.
"Ampun tuanku," ucap salah satu bandit. Kemudian mereka pergi dengan ketakutan. Jenderal Vladimir tertawa melihat mereka lari terbirit-b***t. Mereka benar-benar takut pada jenderal Vladimir.
Semua rombongan dari kerajaan Kuzkha cukup terkejut melihat jenderal Vladimir yang tertawa. Rasanya baru kali ini mereka melihat jenderal Vladimir yang tertawa. Sebelumnya memang wajah jenderal Vladimir terlihat flat tidak ekspersi. Wajahnya selalu dingin tanpa senyuman. Makanya saat melihat jenderal Vladimir tertawa seperti ini. Mereka semua heran melihatnya.
"Hahaa lucu sekali mereka. Semoga saja mereka kapok. Dan tidak akan merampok lagi," ujar jenderal Vladimir masih sambil dengan tawa.
Karena memang para bandit itu lari terbirit-b***t. Membuat perut geli seakan ada yang mengelikitiki. Tidak lama, mereka juga tertawa bersama-sama. Menertawakan sang bandit yang sudah kalah telak.