"Kapan kita menikah?" "Tiga hari lagi. Bagaimana?" "Hah!? Mas Dana waras? Enggak panas, deh.." Elya sampai mengecek suhu badan Dana dengan menempelkan tangannya di dahi pria itu. "Kamu tidak ingin tau? Alasan mengapa saya hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk menggelar pernikahan kita?" Elya tampak berpikir. Setelah buntu karena sama sekali tidak bisa menebak isi kepala Dana, gadis itu pun mengangguk. Di jarak yang sebenarnya sudah sangat dekat itu, Dana justru mencondongkan wajahnya. Lebih tepatnya Dana menempatkan posisi bibirnya di telinga Elya. Terpaan napas Dana membuat Elya merinding seketika. "H--harus dibisikin, ya?" "Waktu tiga hari memang sangat singkat untuk mempersiapkan sebuah pernikahan impian para wanita, termasuk impian kamu, Elya. Kamu tentu mempunyai sebuah