Tidak Kalah Bagus

1273 Kata
Dalam sepekan Abadi berusaha mencari kandidat wanita yang tepat sesuai permintaan dari Sean. Dan hari ini informasi mengenai wanita itu sudah sampai di tangan Sean yang sedang membacanya sambil bersandar di kepala tempat tidur. Secara detail Sean membaca dokumen yang diberikan siang tadi oleh asistennya tersebut dan ya dia tidak keberatan dengan wanita pilihan Abadi. Bisa dibilang selera Abadi pun juga tidak kalah bagus dengannya. “Abadi memang tidak perlu diragukan lagi dalam menjalankan tugasnya,” gumam Sean setelah membaca semua isi dokumen tersebut. Ketika hendak meletakkan dokumen miliknya di atas meja, pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok Elena yang dibopong oleh Tania dalam keadaan yang sangat kacau. Sepertinya wanita itu baru saja selesai minum minuman beralkohol di pesta pemutaran filmnya hari ini. “Maafkan aku jika masuk tanpa izin tapi....” Tania tampak terkejut ketika mendapati Sean yang berada di kamar tidur bersama sahabatnya tersebut. Sean pun segera bangkit dan membantu Tania untuk segera membawa tubuh Elena ke atas tempat tidur. “Apa dia baru saja minum?” “Ya, Elena tadi terpaksa minum karena beberapa orang terus saja memaksanya tapi entah kenapa ia tidak berhenti minum hingga jadi seperti ini.” Tania sendiri tidak tahu kenapa Elena bersikap seperti ini, ini pertama kalinya wanita itu menenggak minuman beralkohol yang katanya dapat menyingkarkan sejenak masalah yang sedang mereka alami. “Astaga, apa masalahnya seberat ini sampai harus minum begitu banyak dan sekarang dia jadi mabuk berat?” gumam Sean. Baru kali ini memang dalam setahun ia melihat sisi rapuh wanita itu yang diselesaikan dengan cara seperti ini. Tania sendiri terlihat bingung harus berbuat apa saat ini. “Ya sudah kau pulang saja dan soal Elena aku yang akan menanganinya nanti,” titah Sean namun wanita itu masih bergeming. Apakah pulang dengan keadaan Elena yang benar-benar dalam pengaruh alkohol adalah cara yang tepat? Pikiran buruk tentang Sean yang sangat ingin memiliki anak dari pernikahannya dengan Elena memenuhi pikiran Tania. Sean menatap Tania yang masih terlihat mempertimbangkan perintah Sean. Sebenarnya bukan tidak ingin membiarkan mereka melakukan hal intim yang biasa suami dan istri lakukan apalagi mereka juga sudah sah secara agama dan hukum tapi besok pasti Elena akan marah-marah kepadanya. “Apa kau tidak percaya kalau aku akan mengurus Elena dengan baik?” “Bu— bukan seperti itu tapi....” “Sudah kau tidak usah khawatir karena aku tidak akan mengambil kesempatan di saat seperti ini,” potong Sean yang seolah tahu tentang rasa khawatir yang saat ini sedang memenuhi ruang hati Tania. “Baiklah, aku titip Elena kepadamu,” pesan Tania yang mau tidak mau harus pulang meninggalkan sahabatnya. Tania pun pergi meninggalkan kamar tidur Sean dan Elena. Kini pria itu terlihat bingung dengan hal apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Tapi di detik berikutnya Elena bangkit dari tempat tidurnya dan berusaha berjalan menuju kamar mandi karena merasa gejolak aneh di perutnya. Sean yang melihat hal itu tentu dengan sigap mendekat ke arah Elena. “Biar aku membantumu,” ucap Sean yang membuat Elena menatapnya. Sean merasa jantungnya berdebar sangat kencang, pipinya terasa panas, dan matanya tidak dapat teralihkan dari paras cantik wanita itu. Apakah Sean saat ini sudah benar-benar jatuh cinta kepada wanita yang sedang menatapnya? “Minggir, aku tidak butuh bantuanmu,” usir Elena sambil mendorong tubuh Sean tapi yang terjadi malah tubuh wanita itu terjatuh ke lantai. Seketika Sean tersadar lalu membantu tubuh wanita itu untuk segera bangkit. Tapi setelahnya Elena malah menumpahkan semua isi perutnya tepat di pakaian Sean hingga membuat pria itu membuang napas kasar. “Astaga Elena yang sudah kau lakukan, hah?” Sean kembali membiarkan wanita itu untuk duduk di atas lantai lalu pria itu terpaksa harus melepaskan kaus putih yang dipakainya. Sementara Elena terus memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh pria itu termasuk melihat pahatan sempurna yang ada pada tubuh Sean. Keduanya matanya seakan dimanjakan dengan tubuh atletis yang dimiliki Sean mulai dari otot lengannya yang terlihat kekar dan juga d**a bidang pria itu. “Ternyata tubuhmu tidak kalah bagus dengan tubuh para model pria di majalah.” Tanpa sadar Elena memberikan pujian kepada Sean. *** Pagi harinya Elena bangun sambil memegangi kepalanya yang terlihat sangat pusing. Ia mengingat kembali apa yang sudah terjadi kepadanya hingga ia berakhir di atas tempat tidurnya. Tapi seketika kedua matanya membulat dengan sempurna kala bayangan tentang Sean yang membuka pakaiannya tepat di hadapannya. Pikiran buruk tentang Sean bergelayut manja hingga ia segera bangkit dan menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. “Syukurlah dia tidak berbuat buruk kepadaku,” gumam Elena sambil tersenyum senang. “Rupanya kau sudah bangun, setelah ini kau jangan lupa makan sup serta minum obat penghilang pengar yang sudah aku siapkan dan aku harap kau tidak lagi melakukan hal ini karena....” Elena menatap pria yang baru saja muncul dari arah walk in closet dengan pakaian kantornya yang sudah rapi. Tapi yang terpenting dari itu ia ingin memastikan sesuatu dengan terus mendengarkan kalimat yang terlontar dari mulut manis Sean. “Apa aku melakukan hal aneh semalam?” tanya Elena yang belum sepenuhnya mengingat apa yang sudah terjadi semalam. “Ya maka dari itu aku mengatakan untuk tidak melakukan hal bodoh seperti kemarin malam karena dalam semalam kau berubah jadi orang yang berbeda Elena.” Berbeda? Apa yang dimaksud dengan Sean tadi adalah sifat Elena yang memuji keindahan tubuhnya? Atau Elena yang terkesan jorok karena hampir memuntahkan semua isi perutnya. “Sudahlah aku harus berangkat sekarang karena ada rapat penting yang harus aku hadiri pagi ini,” pamit Sean yang langsung berjalan keluar. “Apa maksudnya dengan hal aneh? Memangnya apa yang sudah aku lakukan?” Elena kembali meringis karena kepala masih terasa sangat pusing sekali. Jangankan untuk kembali mengingat apa yang sudah terjadi semalam, wanita itu memilih untuk menghilangkan pusing yang begitu menyiksa dirinya. Tak lama seorang pelayan masuk membawakan apa yang sempat Sean katakan sebelum pergi. Semangkuk sup ayam dengan nasi hangat serta obat pengar yang ada di atas nampan. Kalau bisa dibilang Sean bukanlah tipe pria yang buruk karena buktinya pria itu selalu memberikan perhatian yang tanpa Elena sadari sampai saat ini. Sementara Elena memilih untuk sibuk dengan pekerjaan dan akan berakting bersama Sean jika memang diperlukan. Ketika sedang menikmati makanannya, ponsel Elena berdering karena ia mendapati panggilan telepon dari Tania. Wanita itu begitu mengkhawatirkan sahabatnya dan yang lebih penting Tania penasaran dengan apa yang sudah terjadi kepada Elena. “Halo, ada apa?” “Apa kau baik-baik saja? Apa terjadi sesuatu yang buruk semalam?” Tania memburui sahabatnya dengan semua pertanyaan yang ingin ia ketahui jawabannya. “Tentu saja aku tidak baik-baik saja setelah kau meninggalkanku bersama pria itu dalam keadaan mabuk,” jawab Elena. “Hah? Apa yang sudah pria itu lakukan? Apakah kalian melakukan hal itu?” tanya Tania yang kali ini benar-benar merasa bersalah dengan apa yang sudah terjadi kepada sahabatnya. “Apa yang kau maksud dengan hal itu? Memangnya menurutmu apa yang sudah Sean lakukan kepadaku?” Elena meletakkan sendoknya dengan raut wajahnya yang terlihat kesal. “Hal yang selayaknya dilakukan oleh sepasang suami-istri....” “Maksudmu tidur bersama?” potong Elena yang gemas karena Tania enggan mengatakan langsung pada intinya dan terdengar terlalu bertele-tele. “Ya semacam itu.” “Aku dan Sean memang sudah setahun ini ti—“ Entah kenapa Elena kembali mengingat bayangan Sean yang membuka kausnya dan seketika ia paham dengan maksud Tania. “Kau tidak usah berpikir yang terlalu jauh karena aku masih dalam keadaan disegel dan selain itu aku percaya kalau Sean tidak akan mengingkari janjinya jadi kau tidak usah khawatir.” Elena langsung mengakhiri obrolan di antara mereka karena wajahnya sudah bersemu merah akibat merasa malu. Sampai kapan pun ia akan menutup rapat mengenai apa yang dilihatnya semalam termasuk kepada Tania.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN