Hari ini ada pelajaran sejarah. Sejak pagi tadi, Zahra tak henti resah. Bahkan—mungkin tepatnya—sejak pembicaraannya dengan Santi kemarin. Ia masih terngiang dengan rencana yang dibuatnya dengan Santi. Semakin dipikirkan, Zahra jadi tak yakin dengan rencana tersebut. Apa ia berani menanyakan hal itu pada Yusuf? Tapi ... Zahra perlu sebuah kepastian. Ia tak mau terus dibaperi seperti ini. Lebih baik dibicarakan secara gamblang, daripada semuanya dibiarkan mengambang dan tak jelas akhirnya. Zahra sendiri, ia mencoba jujur pada dirinya. Ia tak lagi menyangkal semua debaran yang dirasakannya. Ia tak menampik perasaan asing yang muncul dalam hatinya. Kali ini, Zahra mengakuinya. Ia sadar, ia menyukai Yusuf. Menghadapi kenyataan tersebut, Zahra kini merasa semakin canggung