Malam hari, Yusuf duduk tenang di gazebo. Ditemani dengan secangkir kopi s**u dan setoples kue kering. Bau tanah basah menusuk hidungnya, sore tadi turun hujan dan baru reda setelah isya. Yusuf tak henti tersenyum hari ini. Ia sangat senang. Dirinya hampir tak menyangka, perasaannya selama bertahun-tahun ternyata terbalaskan. Gadis yang ia cintai selama ini, mencintainya juga. Cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Yang lebih mengejutkannya lagi, Zahra, gadis itu menyatakan perasaannya secara langsung padanya. Tepatnya, gadis itu bertanya mengenai kepastian perasaannya, juga secara tersirat mengutarakan perasaannya sendiri. Hal yang tak pernah terkira oleh Yusuf, bahkan tak pernah sama sekali ia pikirkan. Yusuf pikir, dirinyalah yang akan mengutarakan perasaannya pad