“Ini salah Mama!” teriaknya frustasi di ujung telepon. Seorang wanita paruh baya di seberang sana mengusap telinganya karena nada tinggi tak beraturan itu. Beliau menghela nafasnya, mencoba memberi pemahaman. “Kalau dia sudah tak mau jangan dipaksa. Lagi pula ada Sijad yang menunggumu. Kenapa harus susah-susah mengejar lelaki seperti itu?” Wanita itu berbicara enteng dan santai yang tanpa sadar membuat lawan bicaranya mengeram marah. Dulu yang membuatnya melepas lelaki itu siapa? Wanita paruh baya ini! Kemudian, kini beliau mengumpankan-nya kepada lelaki Arab yang beristri banyak itu? Gila! Ia baru sadar kalau Mamanya gila. Orang yang sudah melahirkan-nya tidak mempunyai otak. Coba cari di dunia ini, wanita mana yang tega membiarkan anaknya menikah dengan seorang lelaki yang lebih pan