Siang itu suasana di sebuah pemakaman sangatlah kelabu, selain isak tangis yang terdengar dari seluruh pengunjung bahkan krabat yang datang sama sekali tak ada yang tak bersedih. Air mata selalu memenuhi pipi para pengunjung, bersedih akan kehilangan seseorang yang sangat berarti untuk mereka. Terkecuali satu orang, satu orang yang tidak ada di dalam lingkungan orang-orang yang sedang berduka cita. Dia berdiri di samping pohon tua dengan payung hitam yang melindungi matahari yang tak begitu bersinar cerah. “Sudahlah, lebih baik elo gak usah liat pemakan Alya Za.” Sahut Hendra berusaha meyuruh Reza pulang, karena dia tau bahwa temannya yang satu ini tidak tidur dua hari satu malam sedari malam kecelakaan yang merengut nyawa Alya. “Ndra, elo tau? Gue sangat bersalah banget atas kepeningga