Hembusan pelan angin senja di sore itu menemani sepasang anak kecil yang tengah asyik bermain di sebuah taman. Suara tawa keduanya seolah menggambarkan betapa bahagianya kehidupan mereka dengan diisi oleh bermain sepanjang harinya. Gadis kecil itu berlari-lari riang sambil merentangkan tangan mungilnya lebar-lebar seperti sebuah kupu-kupu cantik yang siap terbang menumbus angin. Rambutnya yang diikat kuncir kuda bergerak ke sana dan ke mari mengikuti gerak tubuhnya. Senyuman yang begitu cerah—secerah mentari—tak pernah luntur dari wajah imutnya. Berkali-kali terdengar tawa riang dari bibir mungilnya. “Alina, udahan yuk mainnya. Aku capek!” Sahut seorang anak laki-laki yang sedari tadi berdiri sambil memperhatikan gadis kecil itu bermain. Wajahnya sudah di penuhi keringat yang bahkan suda