Ajakan Bertarung.

1019 Kata
Laksmana Abryal adalah seorang PRESMA atau BEM atau juga Presiden Mahasiswa yang selalu menjadi pusat perhatian di kampus UGBI (universitas Galaxy Bussines Internasional) di sebuah negara. Dia memiliki wajah yang tampan dan juga rupawan. Dia sangat dihargai oleh anggotanya dan juga para gadis gadis tentunya. "jadi si nirvana itu mau dilecehkan oleh anak anak pejabat itu. Namun ternyata dia memiliki bela diri yang sangat luar biasa. Aku rasa, gadis itu memang bukanlah gadis biasa." ujar salah satu temannya Laksmana. Laki laki itu saat ini sedang memegang pulpen berdiri di depan jendela. Saat ini laki laki itu berada di sebuah roftoop kampus. "Kalian tahu bagaimana kondisi si anak anak pejabat itu?" "Lukanya enggak parah. Tapi katanya jarum jarum itu bikin lumpuh. " "Pingsan maksdunya?" tanya Laksmana. "Iya." Laksmana menautkan alisnya. Sepertinya laki laki itu sedang berpikir keras. "Pertemukan aku dengan nirvana." ujarnya. "Wah, aku enggak berani, mana. Dia kan bukan cewek biasa. Kalau aku diserang pakai jarum jarum yang entah dari mana asalnya itu. Aku bisa masuk rumah sakit, nantinya. Aku malas masuk rumah sakit." "Bener banget, kalau di pikir pikir, dia ini udah kaya siluman tahu. Mana ada tiba tiba punya jarum yang segitu banyaknya dan menancap dengan cepat ke mereka. Aku rasa, dia ini memang bukan manusia sih." Sahut temannya Laksamana. Lebih tepatnya teman yang mau melakukan apapun untuk Laksmana, sudah seperti anak buahnya. "Masa kalian takut bertemu dengannya? bukankah gadis itu sangat cantik?" ujar Laksmana. "Dia memang sangat cantik. Tapi cantiknya itu justru seperti siluman yang sangat menakutkan. Jangan gegabah padanya." "Baiklah, baiklah. Aku akan mencoba mendekatinya." Laksmana merasa penasaran dengan rumor yang dikatakan oleh semua isi kampus tentang gadis itu. Dan di sini lah ia berada. Di sebuah parkiran kampus. Ia ingin melihatnya yang mungkin keluar dari kampus itu. Selang beberapa menit, ia pun melihat Nirvana keluar sendirian. Ia menaiki sebuah motor sport dengan penampilan yang super kece. Rambutnya yang panjang sebahu terlihat hitam legam, wajahnya tirus cantik sekali. Kedua matanya terlihat begitu awas dan ia yakin bahwa gadis itu memang sangat tidak biasa. Masih belum bisa menemui gadis itu, Laksmana malah berdiri di sana dan menunggu gadis itu pergi. Namun sepertinya si cantik merasa terganggu oleh tatapan Laksmana, sehingga ia mendekat padanya. "Ada yang salah?" tegur Nirvana. Pasal nya ia merasa bahwa laki laki itu terus menatapnya saja. Kan ... Laksmana mulai membuktikan apa yang dikatakan oleh teman temannya bahwa gadis itu memang berbeda dengan gadis lainnya. Terlihat dari caranya menatap dan menantang padanya. "Kamu kenapa lihatin aku? apa kamu pikir menatap diam diam seorang perempuan itu keren?" Laksmana tersenyum tipis. Ia ingin melihat lebih jauh bagaimana caranya si cantik itu mengomel padanya. "Kenapa diam? kamu enggak bisu kan." Dan Laksmana tetap memilih terdiam. Mungkin karena itu lah kenapa para lelaki itu menginginkan Nirvana. Karena gadis itu memang se cantik itu. "Menyebalkan!" Mungkin karena ia merasa kesal. Akhirnya Nirvana meninggalkannya begitu saja. Laksmana menggeleng gelengkan kepalanya pelan. Mungkin untuk pertemuan kali ini cukup sampai di sini saja. Lain kali, ia pun akan kembali bertemu dengan gadis itu. Sementara itu, Nirvana pergi ke supermarket. Ia membeli sebuah mie cup. Tentu saja ia harus memakannya di sana juga, karena kalau sampai Reksa tahu, maka laki laki itu pasti akan merebut makanan instan itu. Lalu Laksmana kembali bertemu dengan gadis itu, ia tidak sengaja ingin mampir ke sana. Namun ia melihat Nirvana sedang membeli satu mie cup dan langsung dipanaskan di sana. Membawanya ke meja yang ada di depan minimarket. Ia pun menikmati mie cup itu dengan begitu tenang. Wajah nya yang terlihat semringah memperlihatkan kalau dia memang tidak bebas makan jenis makanan instan seperti itu. Karena merasa senang melihatnya. Laksmana pun menghampiri dan ikut duduk di sana. "Ngapain?" tegur Nirvana jengah. Ia merasa kalau laki laki itu sepertinya enggak waras. "Jajan lah! memangnya kamu doang yang boleh jajan tuh!" sinis Laksmana. "Oh," hanya itu, karena Nirvana kembali memakan mie cup nya. "Enggak pernah makan mie di rumah?" tanya Laksamana. "Bukan urusan mu." jawab ketus Nirvana. "Oh," Laksmana kembali memikirkan pertanyaan apa yang akan diutarakannya pada gadis itu agar mereka bisa terus berkomunikasi. "Mmm .... suka nonton enggak?" "Enggak! semua bohong soalnya!" "Oh, iya. Kalau nyata, maka semua artis bisa mati." "Kalau mereka mati juga enggak apa apa!" WHAT! Laksmana kembali menggelengkan kepalanya. "Ok, bagaimana mie nya, enak?" "Enggak usah tanya, kamu juga lihatkan kalau aku sangat menyukainya. Enggak usah basa basi deh, nantinya malah bakal basi." Laksmana tergelak pelan. "Ok, kamu kenapa sih jutek?" "Siapa?" "Siapa? apanya?" "Iya, siapa yang bilang?" "Anak anak." "Oh, berapa emang anak kamu?" Laksamana menganga. "Maksudku bukan anak ku lah. Anak anak di sini tuh temen temen aku." "Oh," "Oh?" "Boleh pergi dari sini enggak?" "Kenapa?" "Gangggu!" Karena Laksamana diusir oleh si jelita itu. Akhirnya di sinilah ia berada. Ia membawa motornya berhenti di sisi taman, seraya menyesap rokoknya. Ketika seorang gadis berlari mengejar seorang maling. Laksmana hampir saja ingin ikut menolong gadis itu, namun ia langsung berhenti ketika gadis jelita itu loncat ke udara sejauh tiga puluh meter dengan begitu cepat, lalu melemparkan sesuatu dari tangannya. Sesuatu yang tidak terlihat, namun membuat laki laki yang membawa tas itu pun jatuh. Lantas si cantik segera menghampiri laki laki itu dan meraih tasnya. Masih saja Laksmana bingung, dengan bagaimana caranya si gadis loncat sampai begitu jauh, dan ia hanya bisa terdiam saja. serius, dia manusia? Laksmana menatap di gadis yang kembali berlari melewatinya, membuat Laksmana mengikuti punggung ramping yang berdiri di depan seorang ibu ibu setengah baya, dan memberikan tas yang direbutnya tadi dari laki laki itu. "Terima kasih, nak. Kamu cantik sekali." "Sama sama bu." kemudian di cantik pergi dan kali ini bertemu dengan Laksmana untuk kesekian kalinya. "masih nguntit?" geram Nirvana pada Laksmana. Ia sungguh merasa diikuti oleh laki laki itu. "Ini tempat umum, nona." "Oh, baiklah." Terlihat gadis itu pergi, namun tiba tiba jarum jarum itu terarah padanya, membuat Laksmana menghindarinya dengan cara tubuhnya melayang diudara menangkap satu persatu jarum itu secara cepat. Membuat Nirvana sadar kalau laki laki itu juga sepertinya bukanlah laki laki biasa. "Ini milikmu!" Laksmana memberikan jarum jarum itu ke telapak tangannya Nirvana. Menatap wajah jelita itu secara dekat. "Mungkin kapan kapan kita akan bertarung berdua?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN