Si Manja Bikin Kesal.

1528 Kata
"Om Troy kenapa sih ikut ke kampus?" Keluh gadis nakal itu. Reksa tentu saja tidak bisa membiarkan dia lepas dari pengawasannya setelah apa yang pernah dilakukan gadis itu. Dia telah membuat para bodyguard pingsan dengan melemparkan jarum jarumnya. Menyesal sekali Reksa pernah mengajari gadis itu belajar ilmu itu. Namun karena Reksa pernah diwasiatkan oleh almarhum tante Sinta, sehingga Reksa memang harus mewariskan ilmu itu pada gadis nakal tersebut. Tapi lihat hasilnya ... dia begitu nakal dan membuat Reksa sakit kepala berlipat lipat. "Om disuruh tuan muda Reksa, nona." Mana bisa Troy menolak permintaan sang tuan muda. Reksa ini meski masih muda. Tapi ia adalah penerus Black Eagle, juga satu satunya putra dari seorang pemimpin Black Eagle. Karena Celsi adalah seorang perempuan. Dia tidak mungkin bisa me mimpin Black Eagle. Dan lagi, Celsi itu sangat manja dan juga pemalas dalam latihan bela diri. Mana mau Celsi seperti Nivana berlatih kasar. Bahkan naik kuda pun, Celsi tuh oga ogahan. Beruntungnya ada Rayyan yang selalu menjaga gadis itu ke mana pun ia pergi. Rayyan memang tidak mau kembali ke Morgan ayahnya, meski Morgan pernah menjemputnya. Rayyan lebih betah di istana bersama Ethan dan juga Klarisa. "Kenapa sih harus mau disuruh suruh? kenapa sih enggak diem saja di istana? aku mau kalau harus terus di ikuti kaya gitu? temen temen ku juga pada lihatin. Aku enggak mau mereka sampai lihatin aku kaya gitu." Keluh Nirvana dengan kedua bibirnya yang mengerucut kesal. Ia tidak lagi bisa bebas pergi bersama teman temannya ke mall atau pun nonton. Nirvana ingin menikmati waktunya sebagai remaja. Bukan malah menjadi tahanannya Reksa seperti itu. Ingat, Nirvana ini sudah berusia 20 tahun. Nirvana juga jago bela diri. Kenapa juga harus memakai embel embel bodygaurd. "Om tahu kan, kalau aku tuh jago bela diri? Aku tuh bisa melindungi diri aku sendiri." keluh Nivana lagi. "Masalahnya bukan karena kamu lemah sayang. Tapi justru karena kamu jago bela diri. Kamu tuh harus dibatasi. Kamu enggak boleh sembarangan menggunakan ilmu bela diri kamu pada orang lain, seperti yang kamu lakukan pada para pengawal waktu itu." Bagi Troy, Nirvana ini sudah seperti anaknya. Wajah Nirvana mengingatkan Troy pada Sinta, perempuan yang sangat ia cintai. Troy tidak pernah mengatakan perasaannya pada Sinta. Karena ia yakin sekali akan mendapatkan penolakan dari Sinta. Karena bagi Sinta, Erlangga adalah segalanya. "Ya, itu salahnya mereka. Kenapa juga mereka halang halangin aku. Kan aku udah bilang, enggak mau pergi sama mereka. Aku mau pergi sendiri dan juga mau naik mobil sendirian. Kak Reksa tuh selalu saja halang halangin aku. Benci aku tuh sama dia." Tidak tahu saja, kalau alat penyadap ada di kalung yang dipakai gadis itu. Apapun yang diutarakan Nirvana, tentu saja bisa diengerkan oleh Reksa. Dan di tempat lain, Reksa hanya menggeleng tidak habis pikir dengan celotehan gadis itu. "Ini demi keamanan nona. Sekarang mereka sudah tahu kalau nona itu anak dari mendiang Sinta dan Erlangga. Kalau Dangerous tahu, mereka akan mengambil nona, dan menjadikan anggota mereka." "Emangnya aku ini anak kecil yang bisa dibujuk bujuk, ya, om? Aku itu udah geude. Umur aku udah 20 tahun, aku bisa tahu yang mana yang bener. Dan yang mana yang jahat. Om jangan khawatir." "Bukan gitu, Nona. Pokoknya kamu harus nurut sama tuan Reksa. Jangan kabur dan jangan ceroboh." "Masalahnya kan temen temen Nirvana sering lihatin Nirvana. Udah kaya tahanan karena di jaga ketat gitu. Mau lah Nirvana kaya orang orang. Bisa pergi sana sini, sama temen temen. Nongkrong juga sana sini, kan asik." "Coba nona pikirin, apa manfaatnya nongkrong di kafe atau pun di mal. Emang ada manfaatnya?" "Ada, dong. Aku bisa bahagia dan aku bisa bertemu dan mengobrol sama temen temen aku. Udah, pokoknya Om troy sana pulang ke istana. Aku mau kuliah, dan enggak mau jadi perhatian siapapun." Karena tidak ingin ada perdebatan dengan Nirvana, akhirnya Troy pun menyerah. Ia menjauhi Nirvana dan memilih menjaga gadis itu dari kejauhan. "Om di mana?" tanya Reksa. Laki laki tampan itu saat ini sedang berada di kantor. Tentu saja, karena Ethan sudah mulai melatih reksa untuk menjadi pemimpin Black Eagle. Reksa merasa kesal dengan pekerjaannya dan juga dengan anak nakal yang enggak mau diatur itu. Alhasil keadaan Reksa saat ini terlihat kacau. Dasi yang ia pakai sudah enggak beraturan. Yang seharusnya berada di tengah tengah terpasang rapi. Kini dasi itu berada di posisi samping, dengan dua kanding kemeja bagian atas terbuka. Lalu rambutnya juga sudah acak acakan karena ia usap kasar, ketika mendengar percakapan Nirvana dengan Troy yang membuatny sakit kepala. Namun meski begitu, wajah tampannya Reksa tidak bisa berubah. Meski rambutnya acak acakan. Meski bajunya sudah tidak terlihat rapih, tetap saja wajah tampan itu adalah seorang Reksa yang pesonanya tidak terkalahkan. "Tuan mau minum sesuatu?" Sang sekertaris cantik yang bernama Monika Dewita itu masuk. Tentu saja, bukan hanya untuk menawarkan sebuah minuman saja. Monika juga ingin menatap wajah si tampan reksa saat ini. Wajah yang bagaikan seorang pangeran dubai yang begitu menawan. Sepasang mata indah berwarna gelap menawan itu hanya menatap ci sekertaris cantik dengan datar saja. "Buatkan saya green tea latte." Reksa suka minum kopi. Namun ia juga kadang meminta green tea latte. "Baik, tuan." ujarnya. Lalu perempuan itu pun meninggalkan ruangannya Reksa. Sementara itu Reksa melihat pesan yang terkirim ke ponselnya. Ayah Kamu di mana? ayo ketemuan. Papah akan pertemukan kamu dengan gadis anak temannya papah. Reksa Tidak terima kasih. Ayah Berarti kamu sudah punya pacar? Reksa Reksa enggak tertarik. Apa maksud kamu? kamu tertarik pada seorang perempuan? Reksa berdecak kesal di tempatnya. Reksa Jangan ngaco! pokoknya reksa enggak akan pernah datang. Dan papah jangan pernah jodoh jodohkan Reksa! atau Reksa akan membunuh perempuan itu! Papah ok, ok. Ini sudah ke sekian kalianya Ethan, papahnya Reksa ingin menjodohkan Reksa dengan seorang gadis. Namun sekali lagi Reksa menolaknya. Reksa tidak suka di jodoh jodohkan. Baginya, saat ini mengurus Nirvana saja ia sudah pusing tujuh keliling. Tidak! semua perempuan menurutnya memusingkan. Celsy juga manja sekali. Dan karena itu Reksa tidak mau lagi bertemu dengan mahluk halus itu. "Permisi, tuan! ini green tea latte nya!" ujar Monika. Perempuan itu meletakan cangkir di atas mejanya Reksa. Melirik si lelaki tampan dengan senyuman malu malu, namun sayang si tampan memang sama sekali enggak peduli padanya. Padahal Monika sudah bekerja dua tahun untuk laki laki itu. "Terima kasih, " Hanya itu saja, karena si tampan kembali sibuk dengan pekerjaannya. Monika kadang merasa amat iri pada laptop yang selalu saja dipegang dan diusap oleh laki laki itu. "Ada yang ingin kamu bicarakan?" Merasa kesal, karena perempuan itu terus saja berada di ruangannya. Reksa sedang sibuk kerja dan ia tidak suka dengan siapapun yang mengganggunya. "Ti-tidak tuan. " Bagaimana tidak gugup, kalau kedua mata indah yang gelap menawan itu memang sangat mudah membuat tubuhnya tremor seperti akan jatuh dari ketinggian. Tidak tahu apa yang menyebabkan seorang Reksa begitu menawan dan menarik di kedua matanya. "Silakan keluar." Tegas Reksa. Dan monika pun mau tidak mau harus keluar. "Kapan sih, aku akan diperhatiin tuan reksa. Padahal aku sudah berdandan dengan sangat cantik. Padahal aku sudah memakai baju seksi. Tapi tuan Reksa selalu saja cuek padaku." gumam Monika pelan. Sementara itu dari arah pintu seorang gadis masuk dan membuat kegaduhan. Gadis itu menghentak hentakan sepatunya membuat Reksa menghela napas letih. Tidak bisa kah gadis itu tidak merepotkannya sehari saja? "Kamu sudah pulang kuliah?" Meski kesal setengah mati. Reksa tetap saja harus bersikap lembut pada gadis itu. Terlihat dari cara Reksa memperlakukannya. Reksa juga kadang tegas, ketika gadis itu sudah kelewatan, seperti menyerang para bodyguard waktu itu. "Kenapa om Troy harus ikut ke kampus?" Nirvana menjatuhkan dirinya di atas sopa. Dia meraih green tea latte kesukaannya. Padahal Reksa sama sekali belum menelannya. Memang gadis tidak sopan. "Karena untuk menjaga kamu." Reksa tetap fokus pada laptopnya dengan kedua jemari indah itu bergoyang di atas keyboard. "Aku sudah 20 tahun. Apa kakak lupa?" Nirvana bosan di jaga ketat sedari kecil. Sekarang ia sudah merasa tidak perlu lagi Reksa melakukan itu. Namun Reksa tetap saja mengekangnya. Nirvana ingin seperti teman temannya. Bisa bebas pergi ke mana mana. "Aku tahu." Jawaban singkat yang sangat membosankan. Dan Nirvana kesal. Ia duduk di atas pangkuan Reksa dan mengacaukan semua pekerjaannya. Membuat Reksa hanya menggeleng dan menatap gadis itu dengan tidak habis pikir. "Aku sudah besar!" Nirvana mulai manja. "Aku enggak butuh di jagain. Aku mau ke bioskop bareng temen temen aku. Aku juga mau ikutan jalan jalan ke gunung. Terus aku juga mau ikutan masak masak di rumahnya temen ku. Aku juga mau ikutan pesta di rumahnya temen aku. Aku juga mau bawa mobil sendiri kaya temen temen aku. Mau beli ponsel terbaru, mau ke salon juga. Terus aku mau kemping, di sana tidur di hutan bareng, terus malamnya bikin api unggun. Waktu dari kecil kak Reksa enggak pernah ijinin aku kaya gitu. Ke mana mana aku dianter, ke mana mana aku di ikutin. Aku udah kaya orang cacat. Aku--" "Sudah selesai belum ngomongnya?" Nirvana menganga. Padahal ia sudah ngomong panjang lebar. "KAK REKSAAA!" Dia kesal dan memukul dadanya Reksa. Yang ditanggapi Reksa dengan memeluknya erat dan pindah ke sopa, dengan posisi Nirvana seperti koala diperutnya. Ia meraih cangkir berisi green tea late, bekasnya Nirvana. Lalu di sesapnya sampai habis. Menatap Nirvana yang bersandar di dadanya karena ia peluk erat. "Nanti kemping sama kakak." bisiknya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN