Menjadi lokasi pertemuan arisan, membuat kafe Jingga milik Maria penuh oleh para teman sosialitanya, termasuk Marissa yang datang bersama Elya. Setelah selesai semua kegiatan wajib, para sosialita itu terlihat berbagi cerita dan berdiskusi merencanakan kegiatan arisan yang akan datang. Semua orang memanfaatkan pertemuan itu sebagai ajang ‘pamer’. Mereka tidak pernah bosan memamerkan harta dan pencapaian yang telah mereka miliki. Marissa pun juga tidak ketinggalan untuk memamerkan calon menantunya yang baru. “Jeng, aku kenal sama putrimu, namanya Sania. Benarkan?” tanya salah seorang temannya Marissa. “Iya benar, Jeng. Aku sudah ajak Sania, tapi biasalah, putri saya itu introvert dan lebih senang di rumah saja bersama anak-anaknya,” jawab Marissa cepat. “Terus ini siapa?” Dengan d**a d