CN-30

1085 Kata
“Ternyata merepotkan sekali,” balas Natsumi yang lalu mendengus. “Natsumi-san dan Kazuhiko-sama benar-benar kompak dalam hal seperti ini.” Dia tidak ingin menanggapai apa pun yang membahas tentang Kazuhiko lagi. Cukup sudah laki-laki itu menjadi pacar gadungannya. Tidak lama ponselnya berdering dan itu cukup membuat Akira terkejut. Keduanya sama-sama memeriksa notifikasi. Tertulis dengan cepat tentang ulasan bagaimana terjadi pembunuhan. The Paradoks sudah mulai beraksi. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - “Kita harus pergi sekarang atau kesempatanku akan hilang selamanya,” ucap Natsumi yang buru-buru berjalan sambil memeriksa peta pada ponselnya. Mencari rute tercepat agar dia bisa sampai ke tempat kejadian. Tiba-tiba Akira menahan tangan Natsumi dan dia pun menatap malas pada gadis berambut cokelat tersebut. “Sepertinya alasan lain bos menyuruhku di sampingmu juga sebagai pengingat. Tidakkah kamu lupa untuk mengganti pakaian lebih dulu? Meski rambutmu seperti dia, kamu tetap harus menggunakan wignya.” “Beri aku penjelasan kenapa aku tetap harus menggunakan wig sementara wajahku dan Yuri hampir sama,” ucap Natsumi agak kesal dengan penahan dari laki-laki tersebut. Padahal sebenarnya, dia sendiri ingin akan pergi ke loker untuk mengambil perlengkapan yang dikirimkan oleh Kazuhiko pagi tadi. Dibanding menjelaskan, Akira justru menarik tangannya dan mengetiks sesuatu di ponselnya. Sepertinya laki-laki itu sedang berkomunikasi dengan Kazuhiko. Itu pun jika tebakan Natsumi benar. Kenapa laki-laki ini selalu harus meminta izin kepada ketua mafia menyebalkan seperti Kazuhiko sih? Natsumi benar-benar tidak habis pikir. “Bos bilang kamu akan tahu sendiri kenapa harus menggunakan wig itu dan dia meminta kita untuk pergi ke lokasi yang dia kirimkan. Tempatnya berbeda dibanding dengan yang tertulis di berita. Jadi jangan memercayai itu,” jelas Akira yang lalu menutup kembali ponselnya. Tatapan tajam pun kembali Natsumi lontarkan. Jadi dia kembali membuka peta. “Terdapat lima titik pembunuhan yang dilakukan oleh The Paradoks. Tidak mungkin aku harus pergi ke tempat itu satu per satu. Jika aku menarik garis dari kelima titik ini, maka tempat bertemunya adalah di ... tengah-tengah pabrik kosong,” gumam Natsumi. Ucapannya didengar oleh Akira dan laki-laki itu juga menyambungkan dengan pesan yang bosnya berikan. Sama persis. Natsumi lalu mengembuskan napas dan memeriksa keadaan. Asap mengepul dari beberapa bagian. Seakan-akan sekarang tidak lagi pembunuhan berantai, tetapi p***************l. Natsumi lekas berpamitan untuk mengganti pakaiannya. Dia kira kira hanya bercanda tentang Kazuhiko yang menyuruh tangan kanannya untuk ikut pergi. Apa dia tidak tahu The Paradoks itu bagaimana? Lalu bagaimana pula jadinya jika Akira malah dibunuh oleh anggota The Paradoks nantinya? Terlebih seingatnya, Akira juga mengejar anggota kelompok pembunuhan itu kemarin. Sebenarnya apa yang sedang Kazuhiko pikirkan tentang ini. Natsumi lalu mengembuskan napas dan mulai melangkah ke luar sekolah. “Kamu sudah siap? Tempat ini agak jauh, kita akan naik bus agar tidak dicurigai,” ucap Akira dengan santai tanpa sedikit pun terlihat ketakutan sama sekali. Natsumii lalu tersenyum, dia cukup nyaman dengan perlakuan Akira. Tidak banyak berkomentar atau berbicara hal-hal buruk. Meski dia memang masih mengkhawatirkan bagaimana masa depan dari Akira. Sayangnya di tempat umum seperti ini, dia tidak dapat melakukan apa pun. Pembicaraan tentang The Paradoks dan pembunuhan terlalu beresiko. Anggota The Paradoks yang Natsumi tidak ketahui siapa saja menjadi ancaman. Sementara dia juga tidak bisa memercayai 100% pada ucapan Akira. Walau laki-laki itu adalah tangan kepercayaan Kazuhiko. Tunggu, dia memang seharusnya tidak percaya. Untuk apa dia memberi ruang kesempatan pada Kazuhiko. Dia pun lalu mendengus. “Apa ada yang salah, Natsumi-san?” tanya Akira.  Natsumi lalu memastikan lebih dulu area pada bis ini. Tidak ada orang selain supir. Sepertinya setelah membaca berita, mereka semua turun di halte sebelumnya. “Aku hanya bingung. Ini bukan tentangku, tetapi kamu. Kenapa Kazuhiko mau mengambil resiko dengan meminta kamu mengantarku?” balas Natsumi tidak habis pikir lagi dengan tindakan Kazuhiko. Dia pun lalu menengadah ke langit-langit. “Aku ditugaskan untuk melindungimu. Kamu benar jika bos mengambil resiko yang cukup besar. Tidak ada bawahannya yang mampu dia percaya sepenuhnya kecuali aku. Sedangkan sekarang, ketua mafia mengundangku secara eksklusif menjadi anggota The Paradoks setelah menangkap orang yang kemarin menyerang. Sepertinya ketua sangat berharap kalau aku akan meninggalkan Kazuhiko-sama,” jelas Akira panjang lebar. Setelahnya dia menghela napas lalu melihat ke samping. Natsumi tidak mampu berkata-kata lainnya. Akira benar-benar setia pada Kazuhiko. “Jadi Kazuhiko memintamu menjagaku juga ya? Lalu bagaimana tugasmu sebagai mafia di bawah kelompok Kazuhiko? Apa kamu berhenti dan malah berkhianat?” tanya Natsumi. “Kazuhiko-sama memanipulasi kegiatanku. Dia memberiku tugas di sekitar sana agar bawahan yang lain tidak curiga. Di satu sisi, ketua mafia sama sekali tidak tahu kalau aku telah mengatakannya pada Kazuhiko-sama. Sejauh ini, dia tetap mendukung dan bahkan sudah memprediksi apa yang akan mereka tugaskan padaku,” balas Akira agak lesu. Natsumi dapat menebak tugas apa yang diberikan. Bahkan meski itu hanya seorang manusia biasa. Orang-orang bisa menebak dengan mendengarkan cerita Akira. Sebagai tangan kanan yang dipercaya, ketua mafia ingin menyingkirkan eksitensi Kazuhiko. Walau dia memang tahu jika laki-laki sebaya dengannya sangat hebat dan begitu mengancam—bahkan untuk agensinya sendiri. Pasti berat untuk Akira mendapatkan tugas itu. Natsumi bisa menebak jika dia sangat tidak menginginkan kejadian ini, bahkan jika diizinkan, dia ingin menolak. Namun, demi keegoisan Kazuhiko justru menyuruhnya masuk bersamaan dengan tugas untuk menjaga dirinya. Apa ini termasuk dalam perencanaanya? Natsumi rasa tidak. “Ketua kalian sebenarnya memiliki dua rencana. Yang pertama dia ingin mengambilmu setelah melihat potensi yang ada dalam dirimu. Lalu membuat kamu membunuh Kazuhiko dengan tanganmu sendiri. Namun dalam hari sebenarnya kamu sangat ingin menolak. Aku benar, kan?” “Jika pun itu tidak berhasil, Kazuhiko yang tidak memiliki kamu sebagai perlindungan akan terasa lebih gawat karena Akira-san tidak ada di sisinya. Meski mengetahui, Kazuhiko tetap membiarkanmu pergi. Dia memang aneh dan aku tidak suka pemikirkannya yang seperti ini,” ucap Natsumi begitu saja tanpa peduli jika Akira akan menganggap aneh jawabannya. Akira lalu tersenyum menanggapi. Untuk pertama kalinya, Natsumi melihat laki-laki itu tertawa dengan puas. Melupakan bagaimana dia adalah seorang anggota mafia dan kepercayaan dari Kazuhiko. Lalu bus tiba-tiba berhenti di sebuah halte. Natsumi pun meminta turun di tempat ini bersama Akira. Mereka seharusnya tidak bersama-sama, tetapi Akira tetap memaksa agar mereka tidak berjauhan. “Natsumi-san, aku rasa Kazuhiko-sama sangat beruntung karena dia memiliki kamu sebagai kekasihnya. Andai kita bertemu lebih dulu, mungkin aku yang akan jatuh hati padamu. Ya, walaupun menurutku kamu menyebalkan dalam beberapa hal. Tapi ... aku menyukaimu.” Natsumi bergeming. Dia tidak  tahu harus menjawab apa. Walaupun dia memang tidak memiliki hubungan dengan Kazuhiko, entah kenapa dia benar-benar bingung harus berkata apa.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN