CN-48

1027 Kata
Baru pertama kali Natsumi melihat Kazuhiko membelalak. Entah marah atau terkejut. Dia tidak yakin dengan apa yang dilihatnya saat ini. Namun, perasaan yang begitu menenangkan ini seperti pertanda jika lawan bicaranya tengah marah. Sangat sangat marah. Walau Natsumi tidak begitu mengerti apa yang sudah terjadi. “Maaf aku tidak cukup terbiasa mendengar kata itu, Natsumi. Memang benar, saat ini apa yang dikatakan olehmu sangatlah benar. Selain menghapus ingatan dan bagaimana kamu menggunakan kemampuanmu, mereka ingin menjadikanmu boneka. “Mereka menginginkan kamu untuk menunduk selama-lamanya pada mereka. Sebagai bahan uji coba dari ramuan itu, mereka berikan juga pada Bibi Minami. Sehingga terkadang ia patuh hanya dengan beberapa perintah. Sama seperti bagaimana ketika kamu malah dikunjungi oleh dokter agensi meski sebenarnya kamu tidak menginginkan itu terjadi,” jelas Kazuhiko yang lalu kembali melihat pada Natsumi. Natsumi menggeleng lemah. Dia tidak pernah menyangka jika itu benar-benar terjadi padanya. Dia tidak tahu harus berkata bagaimana lagi. Sekarang rasanya dia ingin pergi ke agensi dan mengobrak-abrik tempat tersebut dia sangat tidak menyangka jika hal seperti ini dapat terjadi begitu cepat dan tanpa diinginkan oleh siapa pun. Ingin menynagkal pun tidak bisa. Dia tahu Kazuhiko tidak akan sepicik itu sampai-sampai membohonginya. Sudah dapat dipastikan jika yang dikatakan oleh laki-laki itu adalah benar adanya. Setidaknya dia yakin, di masa kecilnya, meski sering beradu pendapat, mereka berdua saling memercayai. Ketimbang memikirkan itu. Sekarang dia tahu kenapa Bibi Minami dan agensinya terus memaksa untuk mengobatinya. Ini alasan kenapa selalu ada yang dia lupakan. Sekarang tidak akan ada lagi. Natsumi sudah terlanjur ditipu dan kini dia harus membalaskan dendamnya. “Aku ingin tahu kenapa Yuri-san bisa sampai terbunuh dengan hanya penyakit, lalu apa hubungannya denganku?” ucap Natsumi pelan. Kazuhiko mengembuskan napas sambil sesekali memerhatikan gadis di hadapannya. “Yuri juga dipaksa meminum obat yang sama. Namun, karena perbedaan dosis, dia justru mendapatkan semacam virus mematikan. Menurut dokter yang memeriksa keadaanmu, ada beberapa pertanda yang serupa. Ini bukan kebetulan biasa dan aku sudah menduganya..” “Apa maksudmu orang yang memberikan obat pada Yuri dan padaku adalah orang yang sama? Jika Yuri bisa terjangkit virus, apakah aku pun sama? Itu artinya aku akan berakhir sama dengan Yuri,” jelas Natsumi pelan. Ia pun segera membalas lekat-lekat mata Kazuhiko. “Kami tidak tahu. Namun, kurasa kamu tidak akan berakhir seperti Yuri. Kamu tidak akan mati jika selalu berada di bawah perlindunganku, Natsu. Itu janjiku sebagai pria Jepang,” ucap Kazuhiko seraya menggenggam tangannya erat. Seolah sedang melindungi. Natsumi membalas pegangannya dengan erat. Dia ingin percaya, karena baginya sebuah janji yang diucapkan oleh Kazuhiko bukan hanya pemanis. Namun, benar-benar nyata. Laki-laki ini mungkin memang berniat untuk menyenangkan hatinya sekaligus menguatkan niatnya. Natsumi memang tidak benar-benar ingat, tetapi pasti ada hal lain yang membuat agensinya menganggap bahwa dirinya adalah suatu ancaman—selain karena kekuatannya. Sekarang yang perlu dia selidiki adalah obat itu. Tidak ada cara selain menyerahkan diri dan meringkus dokternya langsung. Namun, satu-satunya masalah di sini adalah cara bagaimana Quizer tetap aman. Jika dia macam-macam, Natsumi takut Bibi Minami dan Quizer akan kena imbasnya juga. Dia cukup takut jika orang terdekatnya dalam bahaya. Tiba-tiba suara langkah kaki dari tangga pun menyadarkan keduanya dari lamunan. Mereka sama-sama melihat seorang wanita dengan jas putih yang baru saja menuruni anak tangga. Natsumi melihatnya agak bingung. Dia tidak pernah melihat gadis itu. Sementara Kazuhiko Hanjaya menatapnya dengan datar. Sudah pasti laki-laki ini mengenalnya. “Ah, kukira kalian sudah selesai mengobrol,” ucap gadis itu pada mereka berdua. “Apa aku mengganggu kegiatan romantis kalian berdua?” Pertanyaan yang dilontarkan oleh gadis itu membuat Natsumi sadar sepenuhnya. Dia buru-buru menarik tangannya, tetapi Kazuhiko justru semakin kuat dalam menggenggam. Dia sudah sepakat kalau mereka menjadi sepasang kekasih di dalam hal-hal mendesak saja. Namun, saat ini seharusnya tidak termasuk. Ini bukan hal yang mendesak baginya. “Ada apa Seline? Aku yakin kamu ke sini dengan membawa informasi yang sangat berguna. Jika tidak, maka pergilah dan jangan ganggu kami. Kamu sudah katakan kalau hari ini klinik akan dibuka agak siang,” sindir Kazuhiko begitu pelan tetapi terasa sangat dingin. “Tadinya aku berniat seperti itu. Namun, Akira menerorku dengan berbagai panggilan dan nomor anak buahmu yang lain. Akhirnya aku jawab dan dia memberitahu jika banyak yang terluka di pelabuhan,” balas Seline sambil menyilangkan tangan di depan d**a. “Ternyata mereka sudah mengambil tindakan dengan menyerang anak buahku. Natsumi, tinggallah di sini. Aku dan Seline  akan pergi ke pelabuhan untuk menghentikan kekacauan,” jeas Kazuhiko yang lalu melepaskan genggaman tangannya. Natsumi diam sejenak. Dia yakin ini bukanlah keadaan yang benar-benar aman. Pasti ada sesuatu yang terjadi meskipun dia tidak tahu pastinya apa. Antara The Paradoks dan agensinya yang menyerang. Jika itu memang benar, maka kini dia diperintahkan untuk menyerahkan diri. “Aku akan ikut, Kazuhiko. Kurasa aku pun memiliki andil dalam hal ini. Jadi, ayo bawa aku pergi,” balas Natsumi sambil menahan lengan baju laki-laki itu. “Aku tidak bisa. Kamu tidak akan bertahan di sana Natsumi. Percayalah padaku. Karena apa yang sedang kamu rasakan sekarang adalah sesuatu yang paling berbahaya untuk kukatakan nanti. Ayo kita pergi, Seline,” balas Kazuhiko sepihak. “Tunggu, Kazuhiko. Kamu tidak bisa membiarkannya sendirian di sini. Aku sangat khawatir jika kekasihmu ini malah nekat menyusul kita. Sebaiknya kita memainkan drama. Karena yang berhadapan kita bukanlah The Paradoks,” bela Seline. Natsumi tersenyum mendengar pembelaan Seline. Meski belum mengenal baik, dia merasa Seline dapat diajak kerja sama. Sayangnya ucapan Seline hanya dibalas dengan tatapan tajam oleh Kazuhiko. Laki-laki itu memang menyebalkan dan sepertinya sengaja tidak ingin mengajaknya ke pelabuhan. Padahal jelas-jelas lawannya bukan The Paradoks, itu artinya agensi Natsumilah yang sedang berhadapan dengan mereka. Layaknya apa yang Kazuhiko katakan memang benar. Saat ini agensinya hanya sibuk mencari cara untuk menjadikannya boneka. Dengan menghilangnya dia, mereka pasti akan menduga kalau Kazuhiko menangkap Natsumi. Jika begini, Natsumi harus segera kembali.. “Seline, aku tidak memintamu untuk banyak bicara. Jika dia mau kabur dariku, tentu aku akan membiarkannya. Tidak akan ada masalah karena dia akan baik-baik saja,” ucapnya. Natsumi bergeming. Dia mengerti apa yang Kazuhiko katakan, meski dia sempat tidak percaya dengan apa yang dikatakan laki-laki itu. Namun, dia cukup paham. “Kamu benar, aku akan baik-baik saja. Kalian berdua hati-hatilah.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN