CN - 49

1025 Kata
Awalnya Natsumi ragu kalau Kazuhiko tengah mengekangnya. Namun keraguan ini langsung pudar begitu saja ketika dia mendengarkan apa yang laki-laki itu ucapkan. Sekali dengar pasti dianggap jika Kazuhiko seolah tidak peduli dengan apa yang akan terjadi pada gadisnya. Namun, itu semua salah. Mau dia pergi atau tidak, Kazuhiko akan tetap melindunginya. Sayangnya, Kazuhiko hanya meminta agar dia tidak datang bersamanya. Melalui ucapan Kazuhiko, dia cukup yakin. Mereka juga tidak mau ada masalah yang lebih gawat dari ini. Baik Natsumi dengan The Paradoks atau Kazuhiko dengan agensinya. Cukup berbahaya jika salah satunya malah tumpang tindih. Dia tidak ingin melakukan apa pun. Natsumi yang paham pun memilih untuk membiarkan Kazuhiko pergi berdua dengan Seline. “Apa? Bukannya tadi kamu meminta untuk ikut dengan laki-laki menyebalkan ini? Ah, kukira kamu akan sama persis dengan sikap Yuri-san. Namun ternyata, agak berbeda ya?” ucap Seline sambil merengut. Dia sediri tidak tahu kenapa gadis blasteran itu malah terlihat tidak suka dengan keputusannya. “Kamu ini mempermasalahkan apa sebenarnya, Seline? Natsumi sudah memberikan keputusannya. Sudahlah, ayo!” geram Kazuhiko yang lalu memijat pelan pelipisnya, “Sepertinya kamu memaksaku untuk memotong gajimu bulan ini.” “Tidak! Tidak! Tidak! Aku hanya tidak enak. Aku yakin kalau kalian adalah sepasang kekasih. Jadi ... aku merasa jika tidak enak kalau aku masih pergi bersama denganmu, Kazu,” balas Seline yang lalu mengembuskan napasnya. “Aku tidak masalah,” ucap Natsumi dan Kazuhiko kompak. Seline mengembuskan napas lega. Dia lalu mengulum senyumnya. Meski agak dipaksakan. “Aku tidak tahu apa yang kalian berdua rencanakan. Tapi, Natsu. Jika kamu mau pergi dari tempat ini, tolong simpan kunci pintu itu bersamamu. Karena Kazuhiko adalah pacarmu, yidak ada salahnya aku juga memercayai kamu.” Natsumi segera mengembuskan napas. Dia mengangguk. Seline dan Kazuhiko pun segera berjalan lebih lanjut. Meskipun Natsumi tidak menganggap adanya kejanggalan apa pun pada ucapan Seline. Dia tetap harus berwaspada. Untuk saat ini dia tidak memiliki orang yang dapat dia percaya sepenuhnya. Kecuali Kazuhiko dan Quizer. Dia berpikir untuk beristirahat lebih dulu sampai kepala dan kondisinya membaik. Selain itu, jika dia muncul sekarang, itu akan menimbulkan kecurigaan yang cukup banyak. Dia tidak mau membuat mereka semua tahu kalau selama ini Natsumi benar-benar menghindar. Harus ada momentum yang tepat. Jadi sekarang dia mencoba untuk memperkirakan waktunya. Setelah menentukan kapan dia harus sampai, dia mulai mengeluarkan ponsel. Memastikan kondisi Quizer ada di rumahnya. Jika tidak, maka dia harus mengambil rencana kedua. Jika benar Bibi Minami sudah dipengaruhi, maka dia harus berhati-hati. Natsumi tanpa ragu segera menghubungi Quizer. Berharap laki-laki itu segera menjawabnya. Namun, sampai sekarang dia tidak mendengarkan apa pun. Tepatnya Quizer belum menjawab panggilannya sama sekali. Apa yang sebenarnya laki-laki itu lakukan. Dia sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi di sana. Ini membuatnya cukup curiga. Apakah dia harus menelpon Bibi Minami? Tidak! Bisa saja ada hal buruk yang dapat terjadi jika Quizer dan itu disebabkan oleh Bibi Minami. Kembali dia menelpon Quizer. Berharap kali ini laki-laki itu menjawabnya dengan benar. Namun, sepertinya laki-laki itu belum berkenan sama sekali untuk istirahat. Sampai tiba-tiba ada sebuah pesan masuk dari nomor Quizer. Quizer : Jangan menelponku dan membalas pesan ini! Seseorang sedang mencarimu dan dia masih berbincang dengan Bibi Minami. Natsumi terpaku. Dia tidak menyangka jika laki-laki itu masih memedulikan keamanannya. Namun, dengan begini dia tahu kalau Quizer masih baik-baik saja. Jadi dia bisa berangkat ke pelabuhan sekarang. - - - - - - - - - - - - - - - Di satu sisi, Quizer berdiam diri di kamarnya. Dia muak dengan pembahasan seorang dokter yang terus membahas Natsumi. Untungnya gadis berambut cokelat itu sempat menggantikan nomor dan mengaktifkan data pada ponselnya. Dia sudah mengunduh salah satu kamus untuk menerjemahkan. Sayangnya kemampuan kamus menangkap suara tidak sebaik dia dalam mendengar. Quizer berulang kali harus berjalan ke bawah. Pura-pura mengambil makan, minum atau bahkan membaca. Itu demi Natsumi dan rasa penasarannya yang lebih besar. Beberapa kali dokter dan asistennya itu datang bergantian, menanyakan hal yang serupa pada Bibi Minami. Apakah Natsumi sudah pulang atau belum. Dia tidak mengerti kenapa mereka sangat memaksa Natsumi untuk berobat. Bahkan hampir setiap jam mereka membahas hal yang sama dengan Bibi Minami. Quizer mencurigai sesuatu tetapi dia tidak mau mengambil asumsi buru-buru. Sampai akhirnya, dia berhenti melakukan itu. Tidak ada informasi penting lainnya. “Kenapa kita tidak sekalian saja melakukannya pada anak itu?” ucap si dokter setelah Quizer mendapatkan terjemahan dari ponselnya. Untung saja dia menggunakan headphone, jadi orang yang berbicara itu tidak mengetahuinya. Sial. Apa sekarang mereka akan mengincarnya? Namun, Quizer tidak bisa pergi begitu saja. Ya, mereka akan curiga. Terlebih lagi dia tidak mengetahui peta rumah ini. Ya ampun, apa yang bisa dia lakukan sekarang. Buru-buru Quizer pun berjalan masuk ke kamarnya. Mengunci rapat-rapat. Kini ponselnya kembali berbunyi. Pesan masuk dari nomor yang tidak dia kenal. Itu nomor Natsumi. Gadis itu mengirimkannya sebuah peta. Seolah gadis itu tahu kalau dia sedang dalam bahaya. Entah bagaimana, tetapi ketika dia berusaha mencari tahu di mana Natsumi berada, Quizer dapat melihat kalau lokasinya tidak begitu jauh. Sepertinya Natsumi sudah  memperkirakan ini. “Padahal aku sudah mengatakan untuk tidak membalas pesan. Namun, sekarang kamu malah mengirimiku pesan. Baiklah. Ayo kita melarikan diri dari tempat ini,” ucap Quizer. Bersamaan dengan itu, dia dapat mendengar langkah kaki tiga orang menuju ke tangga. Debaran jantungnya semakin menjadi. Tidak. Dia harus tenang. Ini bukan masa lalu. Dia pasti akan baik-baik saja. Jadi setelah memberanikan diri. Quizer pun segera membuka jendela. Tanpa menimbang lebih lama, dia melompat dari lantai atas. Dia sudah memprediksi kalau lompatannya akan sampai pada ranting pohon. Sehingga dia pun dapat bergelayutan. Untungnya dia masih mendengar mereka melangkah ke lantai dua. Sehingga tidak akan ada yang sadar jika dia baru saja melompat. Quizer langsung turun. Segera saja dia membuka ponsel dan mencari keberadaan yang Natsumi titipkan. Dia harus buru-buru mengatakan apa yang dia dengar dari dokter itu. Percobaan yang dimaksudkan oleh dokter itu pasti tidak mengarah ke hal yang baik. Apa mungkin selama ini Natsumi selalu dijadikan objek uji coba? Quizer tidak habis pikir, tetapi sebaiknya dia segera bertemu atau semuanya akan gawat. Dia sangat takut dengan kondisi Natsumi yang mungkin belum membaik hari ini. “Quizer-san, kamu mau pergi ke mana?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN