“Memangnya kamu pikir kamu siapa? Kesatria berkuda putih? Pangeran dari negeri dongeng? Pahlawan pembela kebenaran?” Senyuman yang semula berada diwajah Thea sirna seketika. “Saya tidak tahu kalau kamu punya hobby mengurusi urusan orang lain, tugasmu hanya menyembuhkan pasien, dokter Dieter.” Dieter langsung meneguk ludahnya sendiri, jelas terlihat bahwa keramahan Thea memiliki batasan yang sangat jelas. Perubahan itu dapat dengan cepat terjadi, ekspresinya, gesture tubuh, serta suaranya menandakan bahwa dia betul-betul terganggu dengan hal yang Dieter ujarkan. Seketika pemuda itu menyesal karena sekali lagi bertindak secara sembrono. Dia menghela napas, sepertinya mau tidak mau dia perlu untuk menghentikan topik itu sesegera mungkin. “Begini, sepertinya kamu harus membuang sebutan ‘do