Sebuah pelukan.

1748 Kata

Meisya membiarkan tangannya mengambang di udara untuk sesaat lalu menariknya seraya kedua mata yang kembali ia pejamkan saat merasakan sebuah pergerakan, ia berpura-pura masih terlelap saat tahu lelaki yang memeluknya dengan posesif itu mulai terbangun dari tidur yang terlalu nyenyak hingga tidak menyadari guling yang ia taruh di tengah ranjang telah berganti dengan tubuh sang istri. Perlahan lelaki itu membuka mata, dahinya mengernyit saat merasakan sesuatu yang berbeda dalam dekapannya. "Hah! Ngapain kamu meluk-meluk aku!" Samuel terperanjat lalu mendorong tubuh Meisya hingga mau tidak mau wanita itu membuka matanya. "Apa, sih, Kak?" tanya Meisya ketus karena merasakan tangannya nyeri karena dorongan Samuel. "Apa-apa, kamu sengaja meluk-meluk aku? Kepengenan banget kamu aku apa-a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN