"Naka lagi, Naka lagi!" "Ih, kenapa Kak Sam yang sewot?" Meisya mengacungkan jari telunjuknya pada Samuel yang berwajah masam. "Ya kamu, bisa enggak, sih, sehati aja enggak usah sebut-sebut nama dia?" gerutu Samuel seraya menepis tangan Meisya yang jemari lentiknya mengarah padanya. "Emang kenapa? Dia, 'kan, bos aku. Kalau aku ngomongin kerjaan yang pasti nyebut nama dia dong, Kak! Barusan juga aku sebut nama dia karena aku inget kerjaan aku. Lagian kenapa, sih, sensi banget!" jawab Meisya yang lalu terdiam dengan mata memicing menatap lelaki di hadapannya. Merasa tersudut oleh tatapan mata Meisya, Samuel merasa tidak terima. "Apa liat-liat begitu?" tanya Samuel sambil menatap wajah Meisya. "Jangan-jangan, Kak Sam cemburu, ya!" ledek Meisya dengan jemari yang kembali ia acung