"Kenapa? Kamu tidak suka pergi dengan aku?" El menatap ke dalam mata Elia. "Saya takut sial lagi seperti kemarin." "Sial? Oh, jadi kamu anggap menikah dengan aku sebuah kesialan, begitu!? Apa kalau saat itu kamu di sana bersama Mul, kamu masih menganggap itu satu kesialan!?" Nada bicara El meninggi. "Saya tidak bilang begitu!" Kepala Elia menggeleng. "Nyatanya itu maksud kamu! Jadi di sini terlihat kalau kamu punya perasaan lebih terhadap Mul! Apa kamu ingin diberi gelar pelakor!? Apa kamu ingin disebut janda gatal!? Apa kamu menjadi janda karena kamu tidak setia? Apa harga diri kamu bisa dibeli hanya dengan satu goodie bag cemilan!? Apa ... arggh!" El memegang pipinya yang ditampar Elia. "Apa aku salah bicara? Kamu memilih pergi dengan suami orang daripada dengan aku, suami kamu s