Seven

1820 Kata
Edmund dan Clair bergabung dengan para rakyat pack, mereka berdua kini tidak tengah bersama, Edmund sedang bercengkerama dengan para rakyatnya yang berjenis kelamin laki-laki untuk mendengarkan keluhan mereka mengenai serigala liar yang kerap melewati batas wilayah dan menganggu mereka. Sebagai pemimpin yang bijak dan baik, Edmund memang sering berbicara langsung pada rakyat pack untuk mengetahui apa yang menjadi masalah mereka terlebih masalah itu mengenai keamanan dan kenyamanan mereka. Sedangkan Clair, gadis cantik itu kini tengah bercengkerama dengan sekumpulan para gadis yang tengah mengagumi penampilan cantiknya. "Kau sangat cantik Luna, kau dan Alpha benar-benar pasangan yang perfect, aroma yang kalian miliki di indra penciuman werewolf sangat kuat dan sama. Sangat harum." puji seorang gadis berambut pendek sebahu dengan gaun berwarna biru yang panjang bawahannya sebatas lutut. Clair tersenyum lantas menganggukkan kepalanya pelan, tak lupa ia juga mengucapkan kalimat terima kasih atas pujian yang di lontarkan gadis itu. "Tapi Luna, aku tidak mencium aroma wolf dalam dirimu. Apa kau werewolf murni?" tubuh Clair yang awalnya nampak santai kini menegang setelah mendengar pertanyaan yang baru saja di lontarkan oleh seorang gadis dengan gaun hitam yang melekat di tubuhnya. Clair diam, bibirnya mendadak pucat, tidak tau harus menjawab apa. "Apa kau seorang manusia biasa?" tanya gadis itu lagi, ke dua tangan Clair mencengkeram erat pinggiran gaun yang ia kenakan. Ia beberapa kali menelan ludahnya dengan susah payah, ia bahkan menundukkan kepalanya ke bawah tak berani menatap ke arah beberapa gadis yang tengah mengerubunginya. Sebuah tangan menyentuh lengannya lantas menariknya dengan pelan keluar dari kerumunan para gadis itu, Clair membuka matanya dengan lebar, tidak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini. Tara, seorang gadis yang menariknya keluar dari ruangan pesta itu adalah Tara, kakak tirinya yang sangat kejam dan juga suka menyiksanya. Tara menghentikan langkahnya saat mereka berdua tengah berada di sebuah tempat yang sepi dengan lalu lalang para penjaga istana ataupun pelayan, di sangat sepi dan hanya ada mereka berdua. Tata menoleh ke arahnya, melepaskan cengkeraman tangannya di lengan Clair lantas memeluk adik tirinya dengan sangat erat. Clair hanya diam, tidak merespon apa pun. Ia tidak percaya Tara memeluknya setelah Ayah kandungnya meninggal bebetapa tahun yang lalu. Dulu dirinya dan Tara sangat akrab saat Ayah mereka masih hidup, namun saat Ayahnya meninggal Tara dan Marriam mulai menampakan sikap asli mereka. Clair di jadikan babu, di siksa, di hina, di maki dan di perlakukan kasar layaknya seorang penjahat yang di kurung di dalam penjara pack. "Selamat Clair, kau sudah menemukan pasangan abadimu. Aku mengucapkan selamat untukmu." ucap Tara dengan lembut, ia lantas melepaskan pelukannya pada tubuh kurus Clair lalu tersenyum dengan ramah. "Aku bangga memiliki saudari seperti mu, kau akan menjadi seorang Luna. Tunggu! Kau sudah menjadi Luna, karena kamu adalah pasangan abadi Alpha. Selamat, aku turut bahagia untukmu." sambungnya menitihkan air mata. Tara menghapus air matanya yang keluar sembari menundukkan kepalanya ke bawah, menatap ke arah lantai marmer yang mengkilap. "Maafkan aku dan Ibu Clair, dulu kami sering menyiksamu. Asal kamu tau, kami melakulan hal itu untuk kebaikanmu. Kami pikir saat kami menghinamu, kamu akan marah. Dan kemarahan itulah yang membuat wolf dalam diri kamu muncul. Maaf." jelasnya dengan sendu. Clair hanya berdehem pelan, ia tidak tau harus berkata apa. "Apa kau sudah menemukan wolf dalam dirimu?" tanya Tara dan dengan bodohnya Clair menggelengkan kepalanya dengan lemah. Gadis cantik berstatus saudari tiri Clair itu membuka mulutnya dengan lebar lantas menutupinya dengan telapak tangan, pura-pura terkejut padahal ia sudah menduga hal itu sebelumnya. "Tidak apa Clair, yang penting Alpha mau menerimamu apa adanya." ujarnya sembari mengelus salah satu lengan Clair dengan lembut. "Kau sudah memberi tau Alpha soalnya ini kan?" tanya Tara dan Clair menggeleng, gadis itu benar-benar sangat bodoh dengan menggelengkan kepalanya membalas pertanyaan Tara barusan. Di sisi lain, Marriam kini tengah berusaha mendekati Edmund untuk mengatakam sesuatu pada pria tampan itu. Salah satu tangan Marraim terulur menepuk pundak Edmund dengan pelan membuat sang empunya langsung membalikkan badannya menatap ke arah Marriam dengan tatapan yang biasa. "Maaf Alpha, Luna Clair memanggil anda." ucap Marriam berbohong, Edmund yang mendengar nama gadis pujaan hatinya di sebut lantas menatap Marriam dengan sangat antusias. "Di mana dia?" tanya Edmund dengan tegas. "Mari saya antar Alpha." jawab Marriam lantas berjalan ke arah di mana Tara membawa Clair, di ikuti oleh Edmund yang berjalan dengan gagah di belakangnya. "Luna Clair ada di sana Alpha, saya pamit permisi." pamit Marriam dengan sangat sopan, Edmund menganggukkan kepalanya mempersilahkan wanita yang ia tidak tau namanya itu pergi. Pria itu lantas berjalan mendekat ke arah sumber suara yang ia yakini adalah suara Clair, ia sangat yakin hal itu. Baginya, tidak ada suara yang lebih merdu ketimbang suara dari pasangan abadinya. "Bagaimana bisa kau belum memberi tau Alpha semuanya?" itu bukan suara Clair, Edmund sangat yakin hal itu. Langkah Edmund terhenti saat dirinya berada di posisinya yang tidak jauh dari Clair dan seorang gadis yang Ednund sendiri tidak tau siapa dia. Baru saja Edmund hendak melanjutkan langkahnya, suara Clair lantas mengurungkan niatnya untuk kembali melangkah. "Aku tidak bisa memberitahunya. Aku takut dia akan marah dan mereject ku. Aku harus sembunyikan semua hal ini dari Edmund." ucap Clair pada Tara, Edmund mengerutkan keningnya, ia tidak tau bahwa selama ini ada sesuatu yang Clair sembunyikan darinya. Dan ia sangat penasaran tentang apa yang sembunyikan gadis cantik itu darinya. "Tidak Clair, kau harus memberitahu Alpha mengenai hal ini, ini bukan masalah yang kecil. Cepat atau lambat Alpha akan tau siapa kau sebenarnya. Sebelum ada orang lain yang memberitahukannya, maka kau duluan yang harus memberitahukannya sendiri pada Alpha." nasehat Tara yang berbau kelicikan, netra hitamnya melirik ke arah di mana Edmund tengah berdiri sedang menguping pembicaraannya lantas ia tersenyum miring, rencananya akan berjalan sangat mulus. "Aku tidak bisa memberitahukannya bahwa sebenarnya aku adalah shewolf yang AAAAAA......!" belum sempat Clair melanjutkan kalimatnya, gadis itu menjerit dengan kencang saat sebuah peluru perak menembak tembok yang berada di sampingnya. Tidak hanya Clair yang berteriak, melainkan Tara juga berteriak keras meminta tolong. Edmund dengan cepat berlari ke arah Clair menarik lengan gadis itu pergi menjauh dari sana, sedangkan Tara berlari di belakang Clair mencari perlindungan. Dalam sebuah pesta pack, kadang terjadi sesuatu hal yang tidak terduga, misalnya adalah adanya penyerangan yang di lakukan oleh pack lain yang menginginkan kematian Alpha dari pack yang di serangnya. Hal itu terjadi karena adanya keinginan untuk merebut wilayah yang di kuasai oleh Alpha tersebut. ---000--- Edmund membawa Clair masuk ke dalam kamar mereka, dua tangan kekar pria itu berada di ke dua pundak Clair lantas mengelusnya dengan pelan saat ia bisa merasakan tubuh gadisnya itu bergetar hebat. Clair ketakutan, bibir gadisnya itu mendadak pucat pasi dan seluruh tubuhnya bergetar. "Hey, jangan takut. Aku akan melindungimu." kata Edmund menenangkan Clair yang saat ini tengah ketakutan. Edmund mendudukkan tubuh Clair di pinggir ranjang lantas mengecup kening gadisnya singkat. "Tunggu di sini, jangan keluar. Aku akan segera kembali." pesan Edmund dan dengan ragu Clair mengangguk. Edmund lantas tersenyum manis ke arahnya sebelum akhirnya pria itu melangkahkan ke dua kakinya keluar dari Kamar dan tidak lupa untuk mengunci pintunya, antasipasi kalau nanti Clair kabur lagi darinya dan juga agar musuh yang tengah menyerangkan wilayahnya tidak bisa menemukan Clair. Di luar pasukan perang wilayah atau yang kerap di sapa warrior tengah berperang dengan para pasukan warrior dari wilayah penyerang. Semua tamu undangan pesta sudah melarikan diri menggunakan kekuatan wolf mereka untuk menyalamatkan diri, namun tak sedikit dari mereka yang ikut berperang untuk mempertahankan wilayah mereka agar tidak di kuasai pasukan para musuh. Edmund menatap nyalang ke arah warrior musuh, ia tau pasukan siapa yang menyerangnya dengan tiba-tiba dan brutal. Ia marah, Peter mulai menguasai setengah dirinya, terlihat dengan ke dua matanya yang kini telah berubah warna menjadi kuning keemasan. Pria itu lantas berjalan ke arah kerumunan para warrior yang tengah berperang, lawan seorang Alpha seperti Edmund adalah Alpha juga yang memimpin wilayah yang menyerang wilayahnya. Beberapa kali ia sempat di serang oleh beberapa warrior musuh, namun dengan mudahnya Edmund mengeluarkan kuku tajamnya yang panjang dan runcing lantas menusukkannya ke d**a musuh lantas mengeluarkan jantungnya hingga warrior dari musuh itu tewas. Edmund menggeram marah saat melihat pelaku di balik penyerangan yang hampir membuat Clair terluka dengan peluru perak yang di tembakan musuhnya. Rahesh, pria tampan yang menjadi seorang Alpha dari wilayah yang di namanya dengan sebutan Red moon pack. Wilayah yang di miliki Rahesh sangat kecil, maka dari itu, wilayahnya kerap menyerang wilayah lain untuk memperluas wilayahnya. Namun sepertinya Rahesh belum tau siapa Edmund sebenarnya, Edmund terkenal sangat kuat dan juga membunuh para musuh tanpa ampun. Berani mencari masalah dengan Edmund, maka bersiaplah untuk mengakhiri hidupmu lebih cepat. "Salam Alpha!" seru Rahesh dengan sinis, salah satu tangannya mengarahkan sebuah pistol berisi peluru perak ke arah Edmund, perak adalah sebuah senjata mematikan bahi kaum werewolf, terkena senjata apa pun dari bahan perak, maka mereka bisa mati hanya dalam hitungan detik. Namun bagi Edmund, ia sama sekali tidak takut dengan hal itu, ia yakin akan menang, dan selalu menang. Dalam sejarah kehidupan Edmund, ia tidak pernah kalah, bahkan pasukan perangnya saat berperang dengan pasukan wilayah lain juga tidak pernah kalah, hal itu yang membuat kepercayaan Edmund untul menang sangatlah tinggi. Dor. Sebuah peluru berhasil di tembakan oleh Rahesh ke arah Edmund, namun dengan gesit pria itu menghindar lantas merubah wujudnya dalam bentuk serigala berbulu hitam, itu adalah Peter. Peter berlari secepat kilat ke arah Rahesh lantas menendang pria itu dengan dua kaki belakangnya hingga jatuh tersungkur dan senjata yang ia bawa jatuh ke tanah, dan dengan cepat Peter menginjaknya dengan kuat hingga senjata itu remuk tak berbentuk. Rahesh menggeram marah, ia juga merubah dirinya menjadi seekor serigala besar berwarna hitam bercorak putih di beberapa bagian tubuhnya, dia adalah Hys, nama wolf dari Rahesh. Peter dan Hys berhadapan satu sama lain dan mulai menyerang, mereka saling mencakar, mencabik, menendang dan juga menggeram marah. Tubuh Hys sudah berlumuran darah, beberapa bagian tubuhnya yang bercorak putih kini telah berunah warna menjadi merah karena darah yang keluar dari luka bekas cakaran dan cabikan dari Peter. Peter juga tidak bisa menghindar dari luka, beberapa bagian tubuhnya juga terdapat luka namun tidak separah Hys. Setelah 15 menit bertarung, pertarungan ini di menangkan oleh Peter, tubuh Hys berlumuran darah dan penuh dengan luka, serigala besar itu lantas melolong dengan keras, memberi kode pada pasukan werewolfnya untuk mundur dari perang karena merasa sudah kalah. Namun Peter, tidak akan membiarkan Hys pergi begitu saja, sudah di bilang sejak awao, berani membuat masalah dengan Edmund/Peter, maka bersiaplah untuk mengakhiri hidupmu lebih awal. Dengan cepat Peter melompat ke arah Hys, berdiri tepat di tubuh Hys yabt terkapar tak berdaya di tanah yang lembab. Dengan kuat Peter lantas menusukkan kuku tajam nan panjangnya ke d**a Hys, mengeluarkan jantung serigala itu dari tempatnya. Na'as, Hys tewas seketika, suara lolongan bernama sendu di keluarkan beberapa warrior dari red moon pack. Sedangkan Peter, ia melolong dengan keras, memberi kode untuk para pasukannya bahwa mereka telah menang. Setelah Hys/Rahesh tewas, maka pasukan perangnya yang masih hidup akan di hukum di sebuah penjara bawah tanah pack seumur hidup mereka, seumur hidup mereka, mereka akan merasakan bagaimana rasanya di cambuki, dan juga sakiti. Itulah hukuman paling menyeramkan yang di buat oleh Edmund.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN